Dunia saat ini tengah diliputi dan dirasuki oleh berbagai
kecanggihan teknologi. Umat manusia dijejali oleh kemudahan-kemudahan teknologi
yang di satu sisi membantu dan disisi lain merusak. Teknologi bahkan kemudian
menjadi begitu candu bagi umat manusia. Tidak sedikit candu itu menjadi
penyakit akut yang kemudian harus melalui proses rehabilitasi untuk
mengatasinya.
Melansir dari https://tekno.kompas.com/,
saat ini, sebanyak 2,5 miliar penduduk dunia menggunakan yang namanya teknologi
smartphone. Dengan smartphone dan internet, manusia dapat dengan mudah mengakses
segala macam hal yang ada di dunia cukup hanya dengan mengetik yang
diinginkannya dengan dua buah ibu jari. Berbagai fitur di dalamnya tersedia
mulai dari media sosial, game, dan lain sebagainya.
Salah satu media sosial yang termasuk paling banyak penggunanya saat
ini adalah facebook, whatsapp, tiktok, dan instagram. Facebook dengan
karakternya yang dipenuhi gambar-gambar dan tulisan opini-opini umum bahkan
curhatan pribadi. Whatsapp denga karakternya yang lebih privat dan intim. Tiktok
dengan karakternya yang ekspresif. Instagram dengan karakternya yang fashion,
highclass, dan premium. Semuanya aplikasi tersebut hampir dimiliki oleh
pengguna smartphone.
Jika boleh penulis katakan, teknologi adalah wujud Tuhan
dibaliknya. Maksudnya adalah bahwa kehidupan manusia saat ini sudah dapat
dikontrol oleh yang namanya teknologi. Bagaimana kemudian misalnya Tuhan
memiliki malaikat (dalam Islam) Raqib Atid pencatat baik dan buruk, dan dalam
bentuk teknologinya mungkin adalah CCTV yang dapat melihat. Kemudian, segala
sesuatu data saat ini harus masuk dalam database yang mana itu merupakan
kontrol terhadap manusia itu sendiri.
Whatsapps yang karakternya privat dengan bebas kita bisa menshare
apapun hal yang privat, sejatinya dikuasai oleh pemilik WA itu sendiri. Percakapan
apapun kit dapat diketahui oleh pemilik dan pemegang kendali atasnya. Hal itu
pun hampir sama dengan konsep Tuhan yang mengetahui segala sesuatu. Meski pada
akhirnya tetap akan diprotes karena tentu Tuhan secara teologis mengetahui
segala hal sampai mendetail.
Selain itu, jika dahulu orang bisa mati karena terkena paku, belum
ada obat anti biotik dan harus mati setelah satu minggu. Saat ini jantung yang
sudah bocor atau bermasalah pun bisa dicangkok dan bahkan diperbaiki. Kematian
pun dapat diatas oleh umat manusia karena teknologi. Bolehkah kita menyebut
Teknologi adalah Tuhan jika kerangka berpikirnya seperti ini? hahahaha
Komentar
Posting Komentar