Kali ini mari kita berbicara tentang mimpi. Menarik memang jika kita bicarakan persoalan mimpi lebih dalam. Saya pertegaskan bahwa apa yang saya tulis kali ini merupakan hasil dari pada pemikiran dan renungan belaka pribadi penulis yang mungkin sudah merupakan konstruksi dari apa yang telah dilalui, dibaca dan lain sebagainya.
Sederhanya, mimpi merupakan gambaran atau visualisasi dalam jiwa (mungkin) atau dalam pikiran yang diperlihatkan atau dirasakan ketika tidur. Mimpi sendiri hanya diketahui bahwa itu mimpi pertama saat sudah terbangun atau mungkin bahkan sudah disadari ketika dalam mimpi itu sendiri yang mungkin mimpinya bercerita tentang mimpi dalam mimpi.
Mimpi seseorang sangat beragam dan berbeda-beda. Tetapi patokannya adalah pasti ada yang mimpi baik dan buruk, indah dan jelek intinya negatif positif atau bahkan absurd. Menariknya konon mimpi adalah apa yang kita sembunyikan atau tahan di dalam bawah sadara. Misalnya ketika merindukan seseorang dan kita tahan, lalu kita memimpikan seseorang ity.
Mimpi sendiri bahkan termasuk salah satu cara Tuhan berkomunikasi dengan manusia. Misalnya, para nabi mendapatkan wahyu salah satunya adalah melalui mimpi (menurut salah satu ulama atau pandangan seseorang). Bahkan mimpi sendiri merupakan petunjuk untuk seseorang terhadap suatu persoalan atau apapun itu. Selain itu mimpi bahkan dapat ditafsirkan.
Ketika kita mimpi seseuatu, sesuatu hal itu begitu terasa nyata. Bahkan sampai tidak dapat membedakan apakah mimpi atau bukan. Yang pastinya mimpi dapat sangat terasa bahkan tanpa jasad disentuh pun, seperti disentuh. Bahkan dapat mimpi dapat memacu seseorang untuk mengeluarkan sesuatu. Misalnya adalah mimpi baasah.
Menarik jika kita telisik dan pikirkan. Mimpi basah adalah mimpi di mana seseorang sedang memimpikan suatu hubungan seksual. Melalui mimpi basa kita dapat mengambil hikmah bahwa untu bisa mengeluarkan air mani misalnya, tanpa disentuh pun bisa. Buktinya mimpi basah dapat mengeluarkan air mani. Bahkan ada pelatihan hanya dengan berfokus dan bertapa atau apa itu namanya saya lupa, bisa mencapai orgasme.
Jika ditarik ke dalam imaginasi surga. Saya kira, ketika kita nanti di surga amin, kita bisa tanpa raga tapi seolah kita beraga dan merasakan seperti memiliki raga. Tentang nanti di surga kita itu beraga atau hanya ruh saja, para ulama Islam berdebat tentang hal itu. Dan tentunya tidak ada yang tahu pasti apakah nanti kita di surga hanya ruh saja atau dengan raga.
Yang pasti entah itu dengan raga atau hanya ruh saja, kita dapat merasakan seperti memiliki raga atau tanpa raga. Atau bahkan tidak pernah terasakan apa yang sudah dirasakan di dunia karena begitulah sabda nabi. Apakah nanti di akhirat seperti mimpi atau bahkan di alam kubur sepeti mimpi atau bahkan kita sedang mimpi saat ini dan terbangun nanti ketika sudah mati. Karena sabda nabi pun begitu bahwa kita di alam dunia sedang tidur dan kematian membangunkannya.
Sudah sudah terlalu jauh haha dari mimpi ke surga dan akhirat. Mungkin Tuhan sedang bermimpi tentang dirinya dan menimbulkan kita sebagai realitasnya yang padahal kita adalah mimpi Tuhan itu sendiri yang dalam artian Tuhan itu sendiri. Ahh wes wes mumet mumet.

Komentar
Posting Komentar