Perlahan mataku ku buka, orang
berlarian tergesa-gesa, ada yang membawa bajunya, tvnya, magicom, dan alat
rumah lainnya. Tanganku memegang jidat, terasa berlendir, ku lihat, berwarna
merah segar, darah. Darah bercucuran, sedikit, untung saja hanya luka goresan
kecill, entahlah, aku entah tertimpa apa tadi. Begitu sangat tiba-tiba, ketika
aku sedang bermain ikan cupang di kamar mandi.
Aku termenung diam di pinggir
jalan, ku lihat, aahhh tidak. Semuanya sudah rata dengan tanah. Ke mana semua
yang kokoh sebelumnya. Rumahkuuu kemanaaaaa. Anjiiiiiingg. Warrghhhhhh. Bangsat
kau, ucapku kepada seorang berseragaman membawa pentungan di pinggulnya,
POLISI. Beko dan alat-alat berat lainnya diam berhenti di pinggir jalan,
sebagian sedang diangku menggunak truk besar.
Heuheuheuheu … Isak tangis ku
dengar, nenek tua itu menangis sambal memegang kaki polisi berbadan buncit,
mungkin sebesar gallon, bahkan lebih besar. Nenek itu tersungkur di atas tanah,
memekik, menjerit tangisnya semaking keras. Bapaaaaaaak… kembalikan rumahku.
Kemana aku nanti pulang? Aku sudah tidak punya siapa-siapa, suamiku meninggal,
anak-anakku sudah sejak lama meninggalkanku.
Di sisi lain, ku lihat seekor
kucing sedang membopong anaknya, dengan mengigit lehernya. Miaw.. miaw.. miaw..
mungkin dia sedang menangis, kiraku. Anak yang lainnya masih ada di balik
reruntuhan. Ku lihat jam, waktu menunjukan pukul 17.55, 5 menit lagi magrib dan
aku belum shalat ashar. Mataku masih melihat anak-anak kucing dibalik
reruntuhan.
Aku… Shalat atau menyelematkan
anak kucing yang sedang berteriak itu. Waktu tinggal 5 menit lagi, aku
menyelamatkan kucing, shalat tertinggal, aku shalat, kucing itu bisa saja
tertiban lagi atau mati. Aku, berdiri. Aku angkat beton-beton itu, aku
pindahkan dan selamatkan anak kucing itu. Miaaw… miaaw.. seolah memanggil. Aku
antarkan ke induknya, langsung dipeluk anak kucing itu.
Selesai semuanya. Allahu akbar ..
Allahu akbar.. Adzan magrib terdengar. Aku tertinggal shalat Ashar. Tapi, anak
kucing itu selamat. Aku bahagia. Aku ingat, bahwa kemanusiaan di atas
keberagamaan. Kucing itu pun perlu mendapatkan rasa kemanusiaanku.
Komentar
Posting Komentar