Setelah berkembangnya manuskrip pada masa
dinasti Abbasiyah dengan adanya perbaharuan syakal, pada masa dinasti Turki
Usmani pun mengalami perkembangan yag lebih baik. Syakal-syakal yang telah
diperbaharui pun diperbaharui lagi menjadi lebih baik. Selain itu, manuskrip
Alquran mulai ditulis ulang dan disusun sedemikian rupa hingga terlihat bagus
dan rapih.
Dalam hal lain, pada masa Turki Usmani juga
mulai muncul beberapa fitur yang baru seperti khat kaligrafi, yang mana saat itu dikenal
model naskhi, persian kufi, dan oriental kufi.
Hal lainya adalah mulai munculnya ornament-ornament yang turut menghiasi mushaf, seperti pada
Manuskrip Topkape Museum. Adapun pada era ini umumnya khat yang dipakai ialah
khat dengan model naskhi.
Mushaf pada era ini ada yang diproduksi dalam ukuran besar dan
ada yang dalam ukuran biasa. Turki Utsmani sendiri mushaf
yang di produksi juga bervariasi ada yang dengan ukuran besar yang biasanya
disimpan atau dimiliki oleh para sultan dan masjid-masjid. Terdapat pula dengan
model mushaf bahira yang mirip dengan model mushaf pojok karya Mbah Arwani
Kudus, yang diperuntukkan bagi mereka para masyarakat biasa.
Mengenai ragam mushaf yang ada di dunia saat
ini, keragaman tersebut tidak lain terjadi pada saat proses penyalinan mushaf
Usmani yang kemudian terbagi menjadi enam salinan. Menurut Dr. Abu Arwa Taufiq
bin Ahmad al-‘Abqari dalam karyanya al-Ikhtilaf baina al-Mashahif al-Utsmaniyah
biz-Ziyadah wan-Nuqshan, pemilihan jumlah enam buah salinan Mushaf Usmani
diantara argumentasinya adalah sebagai berikut:
Pertama, Berdasarkan jumlah qari’ ahli (pembaca
Al-Qur’an) yang dikirim mengiringi pengiriman Mushaf Usmani ke beberapa wilayah
garnisun Islam waktu itu;Kedua, Perbedaan qira’ah dalam beberapa salinan
Mushaf Usmani pada umumnya berkisar pada enam salinan mushaf di atas.
1.
Mushaf al-Makki (Makkah) Qarinya adalah
Abdullah bin as-Saib (w. 70 H/ 689
2.
Mushaf asy-Syami (Syam) Qarinya adalah
Al-Mughirah bin Abi Syihab (w. 91 H/ 710 M)
3.
Mushaf al-Basri (Basrah) Qarinya adalah Amir
bin Abd al-Qais (w. 22 H/ 643 M)
4.
Mushaf al-Kufi (Kufah) Qarinya adalah Abu
Abdurrahman bin Habib as-Sulami (w. 74 H/693 M)
5.
Mushaf al-Madani (Madinah) Qarinya adalah Zaid
bin Tsabit (w. 42 H/ 662 M)
6.
Mushaf al-Imam (Madinah) Qarinya adalah Usman
bin ‘Affan (w. 35 H/ 655 M)
Pun demikian saat ini, paling tidak ada enam ragam mushaf yang asih
eksis saat ini di dunia, selain itu juga mungkin ada beberapa mushaf yang lain.
Pad intinya, di dunia ini tidaklah hanya ada satu ragam mushaf, hal ini sangat
tidak mungkin karena bagaimanapun Alquran turun dengan tujuh dialek Bahasa.
Komentar
Posting Komentar