Setan: Sang Penggoda dan Penjerumus


Berbicara tentang setan maka secara otomatis dalam benak kita akan terbayang pada sosok jahat yang selalu menggoda, pada umumnya begitu. Setan seringkali kita anggap sebagai "person" berupa sosok sebagaimana hal nya manusia. Namun apakah kemudian ia benar sebagai sosok seperti hal nya manusia? Begini.

Dalam Alquran sendiri, penggunaan kata setan itu bermacam-macam konteksnya. Dari hasil bacaan saya terhadap Penafsiran Fazlur Rahman dalam karyanya Major Themes of Quran, lebih tepat nya saya membaca terjemahannya, dikatakan bahwa setan itu terkadang disebutkan dalam bentuk sosok dan kadang berupa personifikasi yaitu berupa prinsip kejahatan.

Setan ini tugasnya adalah menggoda dan menjerumuskan sebagaimana pemahaman pada umumnya. Yang ditekankan oleh Rahman adalah bahwa setan itu hanya mampu menggoda, membuat hal yang buruk menjadi baik, menghiasi sesuatu yang jelek menjadi indah, mengajak manusia kepada jurang kemaksiatan. Ia tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkannya.

Rahman mengatakan bahwa di sana peran untuk manusia menghalau dan tidaknya sangat menentukan. Apabila manusia mudah terpedaya, dan bahkan ia tidak berusaha untuk menghindarinya, maka ia akan terjerembap pada jurang godaan setan itu. Ia menyebutkan bahwa pada dasarnya dalam diri manusia itu ada dua kehendak: kehendak pada kebaikan dan keburukan, pada perbuatan yang jelek dan indah.

Salah satu tameng untuk menghalau dari perangkap setan adalah taqwa. Taqwa sendiri secara literal adalah pertahanan. Ia juga diartikan sebagai semacam cahaya dalam diri manusia atau api spiritual yang harus dinyalakan. Ketika api spiritual itu dinyalakan, maka ia dapat membedakan antara kebenaran dan kepalsuan.

Sangat wajar kemudian apabila manusia mudah terpedaya oleh setan, karena manusia itu adalah makhluk yang berpikiran sempit dan pendek. Dari sini kemudian penting nya berlindung kepada Allah. Setan sendiri bukanlah musuh Allah, karena ia sudah barang tentu tidak sejajar dengan-Nya, tetapi setan merupakan musuh kita, manusia. Ketika sudah jelas statusnya adalah musuh, maka sudah barang tentu kita tidak boleh berteman dengannya.

Yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa setan itu tidak ada kuasa untuk menggerakkan kita pada kemaksiatan atau keburukan, ia hanya pada taraf menggoda, menjerumuskan dan menghiasi yang buruk menjadi seolah baik. Ketika sudah tahu bahwa setan itu kerjaannya seperti itu, otomatis kita perlu terus waspada dan hati-hati terhadap segala kemungkinan yang ada serta menggoda dan menjerumuskan kita, dengan terus membersihkan hati dan menjernihkan akal pikiran dengan meminta bantuan Allah, bagaimana pun yang bisa menggerakkan adalah Allah. Wallahuallam.

Yogyakarta, 19 Mei 2019

Komentar