Kesadaran Hamba Untuk Menghamba


Kesadaran diri yang paling tinggi adalah kesadaran bahwa kita adalah hamba Allah. Entah apapun dalam kondisi apapun ketika kesadaran itu selalu tertanam, maka tidak akan menggantungkan apapun selain hanya kepada Allah. Terlepas kenyataan bahwa kita pun butuh juga terhadap manusia maka bukan berarti menggantungkan dan butuh yang hakiki.

Hamba merupakan seorang abdi yang di setiap saatnya tidak lain seharusnya bertujuan untuk mengabdi. Maka kesadaran akan hamba bukan hanya manusia begitu penting. Kesadaran tersebut akan terus membawa orientasi mengabdi untuk yang diabdinya. Bahwa sarana untuk pengabdiannya begitu banyak. Tentu adalah sesuai dengan kesukaan masing-masing, yang tentu yang tidak dilarang oleh Allah.

Bekerja menjadi petani dan apapun itu yang sadar menjadi hamba maka ia akan menggantungkan pekerjaannya pada Allah, yang tentu dibarengi dengan usahanya. Kesadaran akan hamba akan membuang jauh-jauh akan keakuan manusia. Pemimpin yang menghamba akan selalu mengerti bahwa dirinya pun hanya hamba.

Kehambaan diri kita penting. Dengan terus memupuk kesadaran hamba, maka akan terjatuh dari indikasi-indikasi seolah kita Tuhan. Merasa paling benar, merasa paling baik, sombong dan lainnya. Semua sifat itu hanya untuk Allah. Maha Baik, Maha Benar dan Maha Sombong.

Kalau memakai bahasa Cak Nun adalah, beribadahlah kamu baik mahdoh atau Ghair mahdoh. Bahwa manusia dan jin diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah, maka semua aktivitas harus diAllahkan selalu. Temuilah Allah dalam rumput-rumput. Temuilah Allah dalam jari-jari. Karena itu adalah semua ciptaan Allah sendiri.

Intinya adalah kesadaran akan hamba. Hamba akan terus merasa tidak berdaya tanpa kehadiran Allah. Maka di sana akan terus berupaya untuk mendekat dengan Allah. Hamba dari sang bukan hamba. Hamba dari pemilik semua Hamba. Hambalah di setiap aktivitas untuk menghamba kepada Allah.

Komentar