Usaha dan Takdir



Usaha merupakan sesuatu yang mesti dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan ini. Semua membutuhkan usaha. Hanya saja, setiap orang berbeda-beda dalam usahanya dan tingakatannya. Usaha adalah upaya pengerahan diri untuk menggapai sesuatu. Berjalan pun kita telah berusaha untuk melangkahkan kaki, hanya saja kadar usaha nya kecil, bagi yang sudah terbiasa, lain hal bagi orang yang baru mengalami kecelakaan dan dalam perawatan. 

Usaha itu mulia. Bagaimana tidak, karena dengan usaha, seseorang menghargai hidupnya, alias tidak putus asa. Tapi tentu tergantung usaha yang dilakukan, jika usaha itu niatnya buruk, tentu tidak lagi mulia. Karena pada dasarnya pun segala sesuatu itu tergantung niat. Tetapi paling tidak, kata usaha itu sendiri berkonotasi positif dibanding putus asa.

Terkadang, masih banyak yang berpikir lebih baik menunggu takdir, toh kalaupun usaha jika takdirnya tidak ya tidak, atau pun jika tidak usaha kalau takdirnya ya ya ya. Memang takdir itu sudah ditentukan, tetapi dalam hal tertentu pun tetap dinamis. Takdir itu ditetapkan setelah terjadi, maka itu takdir, selama belum terjadi, itu masih peluang untuk kita berusaha.

Semuanya serba masih mungkin, tidak ada yang pasti kecuali sudah terjadi. Misalnya, ada seseorang telah berusaha kuat untuk bunuh diri, tetapi berkali-kali gagal, maka setelah kejadian itu berarti ia tidak ditakdirkan untuk mati. Atau ada yang benar-benar untuk ikut tes, sudah melakukan segalanya dan persiapan, yang intinya semua persiapan itu sudah sangat matang, tetapi setelah hasil tes, ternyata tidak lulus, sedang yang tidak mempersiapkan dengan matang lulus, nah setelah itu terjadi baru dinamakan takdir.

Jadi, paling tidak usaha adalah sesuatu yang mulia. Takdir adalah ketetapan setelah terjadi. Sebelum terjadi masih bisa diperjuangkan dan diusahakan semampu kita. Namun, apabila telah berusaha dan berjuang jerih payah, tetapi masih juga tidak tergapai, maka boleh jadi mungkin adalah tantangan untuk lebih dan lebih lagi dalam berusaha. Kecuali memang sudah final tidak bisa diperjuangkan dan diusahakan lagi, maka jika kamu beragama, serahkan saja pada Tuhan. Itu adalah semulia-mulianya cara. Tidak bisa memaksa diri untuk mendapatkannya atau menggapainya. Karena barangkali, di situ ada hikmah yang sangat besar di baliknya yang belum diketahui oleh kita sekarang. Jika dalam agama, kalau usaha disertai doa, maka usahalah dan barengilah dengan doa.  

Komentar