Tidak Sadar Bertemu dengan Pelantun Ayat Al-Qur’an Langgam Jawa di Istana




Pagi hari seusai melaksanakan olahraga bulutangkis, aku bergegas mandi karena ada janji yang harus dipenuhi untuk silaturahim bersama anak-anak HMI ke alumni. Seusai mandi, langsung ngegas­ naik motor vario, ke tempat berkumpul. Janji kemarin, kumpul jam 8 pagi, supaya di jalan tidak terlalu siang. Aku pun sampai ke marakom, nama tempat berkumpul itu.

Ternyata .. di sana belum ada satu pun orang yang kemarin berjanji kumpul. Hanya ada penghuni marakom itu. Aku pun bincang-bincang kecil dengan penghuni marakom. Waktu bergulir dengan cepat, tak terasa sudah hamper se-jam menunggu teman-teman yang lain. Kuputuskan untuk mencari makanterlebih dahulu.

Aku pergi mencari makan, dan tempat yang dituju adalah asrama alumni pondok, untuk menunggu tukang soto langganan. Selang beberapa menit ku duduk sampai di asrama pondok. Suara pukulan mangkok pun terdengr pertanda tukang soto sudah dekat asrama. Akhirnya tukan soto itu pun landing tepat di depan asrama alumni pondokku. Aku pun makan dan selesai.

Tak lama setelah usai makan, aku pun bergegas kembali ke marakom. Di sana baru ada segelintir orang yang sudah stay. Masih harus menunggu yang lainnya. Sebagian anak-anak yang berjanji berhalangan tidak bias hadir, da terpaksa hanya beberapa orang saja. Setelah lama menunggu dari jam 8, akhirnya berangkat juga di jam 10. 2 jam menunggu sungguh hal yang sangat membosankan bos.

Perjalanan ke rumah alumni tersebut lumayan jauh, hamper setengah jam kurang lebih. Sedikit kelebihan dikit karena navigasi yang sedikit begitulah hhe karena ya navigasi pake ggogle maps, bukan ake navigasi name di sereal one piece. Akhirnya sampai di kediaman alumni tersebut. Setelah agak sedikit kelabasan ke kandang sapi. Ya biasa, karena  maps tidak selamanya pas.

Masuklah kami rombongan ke rumah alumni yang sederhana dan terlihat seperti bangunan lama. Debu-debu banyak menutupi lantainya, karena depan rumh tanah halus yang jelas akan selalu mengarah ke rumahnya untuk hinggap, ketika ada kendaraan lewat.  Penyambutan hangat dari taun rumah dengan senyum merekah tulus, mungkin.

Dengan tikar yang telah terhampar, dan rak buku yang sedikit berantakan, begitulah ruang tamunya. Kami pun romobongan dipersilahkan duduk. Berlarian anak-anaknya ke sana kemari lucu bak anak-anak kelinci. Perbincangan pun dimulai dengan perkenalan salah satu temanku, yang kebetulan pengurus HMI divisi perkaderan. Ia mengatakan tujuannya untuk mempererat silaturahim dan lain sebagainya.

Bincang sana-sini, kemudian mulai mengarah dunia kampus. Ia, tuan rumah, Mas Yaser, menjelaskan sejarah HMI dulu semasanya. Mulai dari sedikitnya kader, sampai vacumnya HMI, karena tidak ada kader. Yang seangkatannya sekarang ada yang sudah jadi dosen dann lain sebagainya. Ia juga menjadi dosen di UIN Sunan Kalijaga di prodi Sosiologi Agama.

Ia bercerita tentang latar belakang bagaimana ia bias diterima menjadi dosen. Di sana ada persyaratan yang bersiafat politis, semisal dicari latar belakangnya, pernah ikut organisasi apa, dan lain sebagainya. Begitulah, karena organisasi sedikit berpengaruh juga terhadap dunia kerja. Karena itu juga sama dengan membangun link. Mempermudah masuk, terlebih jika atasan latar belakangnya sama dengan kita.

Kemudian, ia menyinggung tentang aktivitas HMI sekarang, kajian apa yang sedang digeluti oleh HMI sekarang. Ia menyarankan mulai dari sekarang untuk segera memfokuskan kajiannya di satu bidang setiap orang. Untuk kajian di HMI paling tidak, dimusyawarahkan dengan kader yang lin untuk memilih bidang apa yang paling diminati. Kemudian dibuat skema jadwal selama satu semester atau satu tahun.

Dari situ, ia pun menyarankan, untuk silaturahim ke yang lain, terlebih di Fakultas, banyak alumni HMI yang menjadi dosen, walaupun bukan dari kita (MPO). Paling tidak alumni yang satu ideologis ketika dulu disambangi. Jelas, itu akan kita lakukan karena juga merupakan bagian program kerja, untuk membangun jaringan dengan alumni. 

Ia pun menjelaskan, bahwa di kampus itu tempatnya akademik, jadi tidak ada soal ketika ingin berpikir seliberal mungkin, bahkan kampus itu tempat untuk berpikir sekuler, karena di kampus, Tuhan pun dipertanyakan, Qur’an pun dipertanyakan. Tetapi tetap, ketika keluar kampus, ya tetap kembali menyesuaikan.

Bincang-bincang semakin ramai, di sisi lain, kami pun disuguhi jamuan. Dengan air the hangan dan beberapa gorengan, menjadi lebih nikmat dalam berbincang. Ia pun mulai membahas isu nasional. Seperti rupiah, ia tidak ambil puisng soal rupiah, karena pada kenyataanya, masyarakat masih saja hidup nyaman, terlihat dari kegiatan seperti riungan, genduren, masih dengan lauk pauk ayam yang katanya mahal, kemudian telur dan lain-lain.

Lanjutnya, ia menjelaskan tentang keluarganya. Sebutnya, kakanya yang satu ikut organisasi HTI (yang sudah dibubarkan, tetapi ideology masih hidup), kemudian yang satunya lagi ikut PKS. Akhirnya, kami berpamitan untuk pulang karena waktu sudah terlalu lama, takutnya justru malah mengganggu kegiatannya di rumah bersama anak istrinya.

Ketika berhenti di pinggir jalan, sembari menunggu salah satu motor yang sedang isi bensin, salah seorang temanku mengatakan, bahwa ia itu adalah orang yang melantunkan ayat al-Quran dengan lagam jawa. Aku langsung kaget, karena sedari tadi, aku tak mengenalnya. Bagaimana tidak, aku pernah lihat di youtube, tetapi sedari bertemu dengannya, tidak menyadari.

Pantas, tadi dia bilang pernah ke istana negara, lalu dikafirkan dibidahkan oleh keluarganya yang tadi ikut HTI dan PKS. Karena ketika bincang-bincang aku tidak terlalu memperhatikan. Tetapi ketika aku mengetahui bahwa ia yang melantukan dengan al-Qur’an dengan lagam jawa, seolah aku ingin kembali berbincang dan bertanya sebanyak mungkin. Tapi apalah daya, sudah terlanjur pulang.

Temanku pun sudah selesai mengisi bensin, dan perjalan kita dilanjutkan untuk jalan-jalan terlebih dahulu ke candi ijo. Sesampai di sana, kita pun hanya foto-foto, dia duduk di candi karena panas tetapi angina kencang, dan setelah itu pun pulang kembali ke marakom. Perjalanan yang cukup melelahkan dan menambah wawasan dan jaringan. JOS!


Komentar