Sang Wali Dalam Kamar



Saat itu, pertama kali aku memasuki pondoku yang sekarang aku tempati. Bersama keluarga menuju ke rumah kyai-nya. Di sana kedua orang tua berbicara dengan kyai dan bu nyai nya tentang diriku juga sudaraku yang lain. Berbicara panjang lebar mulai dari segala hal terus sambung-menyambung. Setelah beberapa lama kemudian barulah kedua orang tuaku memasrahkan diriku kepada kyai dan ibu nyai. Setelah itu, aku pun mulai menuju tempat yang akan setiap hari kutiduri ke depannya.

Dalam pencarian tempat yang akan kutinggali tersebut dalam pendeknya kamar aku ditemani seseorang yang merupakan pengurus pondoknya. Perawakannya tidak terlalu pen radek juga tidak terlalu tinggi, wajahnya kalem dengan warna kulit coklat sawo matang  antara busuk hhe. Kemudian mulai ku menaiki tangga, karena kamar terletak di lantai dua. Perlahan ku mulai mencium bau-bau ketidakrapihan kamar. Bagiku sih sudah bias ajika di pondok seperti itu walaupun pribadi tidk menyukai ketidakrapihan. 

Tepat depan kamar yang telah dipesan olehku sebelumnya, aku mulai memasukinya bersama keluarga. Ada satu orang penghuni menyambut kedatanganku dan keluarga. Menurut cerita ia merupakan salah stau penghuni kamar yang sedang kuliah S2. Namun melihat perawakan pertama kali aku kira ia masih S1. Karena perawakan pendek dengan kulit sawo matang. Senyumannya kalem dan adem . sekilas memang orangnya nampak kalem. Aku pun mulai duduk di kamar untuk kemudian sekedar basa-basi dengannya. Dam dari situlah mulai aku mengenal dirinya. 

Setelah beberaa bulan kemudian aku menjalani kehidupan dengannya. Aku mulai menemukannama bagusnya yang biasa orang memanggil atau memberikan gelar kepadanya. Gelar tersebut adalah Wali. Wali di sini berarti seperti wali Allah yang taat dan rajin beribadah. Memang setelah aku amati terus kehidupannya, pantas ia mendapatkan gelar tersebut hehe. Kebiasaannya yang istiqamah menjalankan puasa Daud, kemudian keseabaran dan ketabahan dari setiap perjalanan kehidupannya. 

Sosok yang sangat aneh di sisi lain juga alim. Ia memang sangatlah santun terhadap siapapun tetapi anehnya ia memiliki teman yang aneh hehe. Teman-temannya berasal dari daerah Timur. Karena memang ia juga berasal dari daerah Timur Indonesia. Yang aku ingin ambil pelajaran darinya, adalah keistiqamahan dan ketekunan ia dalam segala sesuatu. Sekarang ia sedang menyelesaikan Tesisnya. Dalam setiap harinya, ku dapati ia selalu berhadapan dengan laptop dan ditemani dengan serakan kertas di sampingnya, mungkin hasil revisi dari dosen pembimbingnya. Semoga aku bisa dipertemukan kembali jika aku berpisah dengannya, karena dalam waktu dekat ia mungkin akan segera lulus dari S2 dan kembali ke daerahnya yang jauh di sana.

Hanya sekedar menceritakan kehiduan sekitarku dengan tulisan yang serba tak tersusun rapih ini.. maafkan ..

Komentar