Gambar: bhinneka.com
Suatu waktu
di setiap hari, aku selalu memasuki sebuah kamar kandang yang di dalamnya bak
kapal pecah. Semua barang-barang berserakan di lantai tak tersusun rapih. Salah
satunya buku berserakan seolah orang di dalamnya rajin tapi tidak menutup
kemungkinan juga. Baju bergelantungan di dinding-dinding menambah kekotoran
yang menyenangkan dan mengindahkan kamar kandangnya. Begitulah kiranya mengapa
aku katakan di muka kamar kendang, karena kondisi kamar itu mengenaskan.
Sebagian
penghuni di dalamnya adalah para penggemar mie instan yang dipasak dengan cara
instan pula. Keunikannya penghuni di dalam kamar kendang tersebut akur dan
mengidolakan juga mungkin menuhankan tidur. Karena di setiap aku berkunjung hanya
sekedar melihat, para penghuni kamar kendang tersebut tidak jarang selalu dalam
posisi tidur, walau kadang mata tertutup juga tidak. Ada hewan yang berwujud
manusia dalam salah satu kamar kendang penghuni tersebut. Tepatnya bukan hewan
dalam artian sesungguhnya, tetapi hanya sekedar metafora.
Hewan
tersebut biasa disebut dengan sebutan BAGONG HIAS. Nama itu merupakan sematan
dari seorang manusia yang absurd, manusia multitalenta dengan segala kegilaan
dan kenyelenehannya. Tida perlu aku sebutkan siapa namanya, yang jelas orang
tersebut multinyeleneh. Kembali ke Bagong Hias. Bagong Hias memiliki karakter
fisik yang unik. Perawakannya besar, gendut, gembip, tetapi lucunya tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek juga. Rambutnya luru bagaikan tiang listri
bedanya jika tersapu angina bergerak bak arti perempuan yang selalu memegang
rambut ketika malu atau menggoda lelaki, di kibas-kibaskannya. Matanya, bulat
bagaikan bola pimpong, dengan kehitaman yang sangat hitam dan keputihan yang
sangat putih. Kulitnya putih kekuning-kuningan, hamper mirip seperti Bagong
Asli.
Istilah
bagong berasal dari Bahasa Sunda yang berarti Babi. Namun, keunikan tersendiri
jika orang Sunda yang mengatakan kata Bagong. Bagong Hias yang telah di
jelaskna di muka adalah merupakan sematan nama bagi seseorang yang tidak perlu
aku sebut nama, yang pasti adalah manusia. Tetapi, entahlah emang manusia tulen
atau bukan. Tanyakan saja langsung. Hha. Aku rasa sematan kata ini bukanlah
bermaksud untuk menghinakan dirinya, ini semata-mata hanyalah sebuah candaan
yang memang bisa jadi benar sebagian bisa juga salah seluruhnya.
Kita tahu,
bagaimana babi berulah. Babi merupakan binatang pemalas, penuh akan lemak dan
gendut. Kesamaan antara babi dan Bagong hias dalam hal fisik mungkin dalam beberapa
aspek memiliki kesamaan tetapi juga pasti memiliki perbedaan. Kemudian dalam
hal sifat, aku rasa ada juga aspek-aspek yang bisa dipersamakan haha.
Baiklah,
cukup sudah tulisan ini, hanya ingin mengutarakan bahwa, aku hidup dengan
seorang Bagong Hias yang dalam kesehariannya selalu ke kamarku tidak lain hanya
untuk ikut ke kamar mandi karena di kendang kamarnya tidak kamar mandi.
Risihnya, Bagong hias itu selalu dan terkadang
mengelus-elus setiap orang di dekatnya. Apalagi ketika seseorang sedang
tiduran lalu ia tidur di dekatnya, sudah, itu bahaya sekali, pasti akan ia
elu-elus. Entahlah, ia mungkin merana
dalam kamar kandang, dan ia keluar menjadi seperti itu. Tetapi, salah, bukan
seperti ity, ia tetap akan mengelus-elus baik di kamar kendangnya atau di luar
itu. Ah Sudah!! Aku cukupkan. Hhe
Jangan terlalu serius dan diseriusi .. tulisan
ini hanya sekedar refleksi bisa benar dan bisa salah, yang jelas banyak
salahnya hehe maafkan penulis ..
Komentar
Posting Komentar