Terdengar Suara Teng.. Teng Ketika Shalat



Gambar: majalahlangitan.com

Pada hari itu saya sedang mengikuti kegiatan Rapat Anggota Komisariat HMI MPO Komfak Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakart. Ketika saya sedang melaksanakan shalat berjamaah magrib entah ashar, yang jelas sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba terdengar suara Teng.. Teng.. Teng.. , dalam hati saya beranggapan itu merupakan suara tiang listrik yang dipukul-pukul oleh anak kecil.

Di hari pertama, anggapan masih tetap pada yang awal, bahwa suara Teng.. Teng.. Teng.. adalah suara tiang listrik yang dipukul-pukul anak kecil. Namun, setelah hari kedua, ketika saya duduk di depan masjid, tiba-tiba lewat dua orang perempuan dengan mengenakan baju seragam putih hitam yang mengenakan rok mini, dan memakai kerudung kecil tidak menutupi semua rambutya, ya itu adalah biarawati Gereja. Lantas kemudian setelah itu pun, saya mendengarkan ocehan dari salah satu teman yang mengatakan bahwa “di sini Masjid dan Gereja berdampingan, bagus yaa”.

Akhirnya, saya memutuskan pada hari kedua untuk menasakh pendapat yang awal yang semula bahwa suara Teng.. Teng.. Teng.. itu berasal dari tiang listrik yang dipukul-pukul oleh anak kecil, dan sekarang termansukh bahwa suara Teng.. Teng.. Teng.. itu berasal dari lonceng Gereja. Ini merupakan pemandangan indah yang pertama kali saya rasakan, karena saya langsung melihat dalam kehidupan tentang toleransi dalam beragama yang biasa saya baca dalam buku-buku. Ini merupakan kepuasan batin, karena di samping saya telah membaca tentang toleransi antar umat beragama, juga dapat merasakan secara langsung.

Saya rasa, hal yang demikian yang patut terus dijaga antar umar beragama. Toleransi antar umat beragama teramat penting adanya, tanpa adanya toleransi, permusuhan akan kembali muncul ke permukaan. Perlu ditekankan dalam-dalam bahwa agama apapun itu mengajarkan toleransi. Ketika toleransi telah tidak lagi ada dalam diri setiap umat beragama, maka negara ini diambang kehancuran.

Semoga keindahan toleransi selalu akan termanifestasikan dalam kehidupan antar umat beragama. Bahwa toleransi adalah harga mati bagi kita, seperti halnya pula semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Berbeda bukan berarti tercerai berantakan, berbeda untuk menjadikan hidup berwarna, berbeda untuk belajar saling menghargai, karena perbedaan adalah anugrah dari Tuhan.

Komentar