Gambar: http://kaltim.tribunnews.com
Pidato Prabowo tentang Indonesia Akan Bubar Tahun 2030 telah bergeming trending di Indonesia. Pro dan kontra direspon oleh berbagai elemen negara. Ada pers yang menuliskan Prabowo telah menabuh genderang perang politik. Ada juga yang mengatakan bahwa Prabowo bicara tanpa dasar ilmiah karena ia merujuk pada novel. Terlepas dari hal itu semua, salah satu rival politik pada pilpres 2014 silam pun ikut memberikan responden nnya, yaitu Jokowi.
Dilansir dari Kompas.com ,7/4/2018 dalam berita yang bertajuk ," Presiden Jokowi : Jangan Bicara Pesimis 2030 Bubar", mengutarakan Presiden Joko Widodo mengkritik pemimpin yang sering melontarkan pernyataan bernada pesimistis.
"Jangan kita bicara pesimis 2030 bubar !. Pemimpin itu harus memberi optimisme kepada rakyatnya", ujar Jokowi dengan suara lantang dalam pidato pada acara Konvensi Nasional 2018 kelompok relawan di Bogor Jawa Barat ,Sabtu ( 7/4/2018).
Saya rasa Jokowi tidak memahami maksud dan ruh daripada pidato Prabowo. Ia tidak memahami semangat dibalik pernyataan tersebut. Jika dipandang secara positive thingking justru pidato tersebut memberikan tanda kepada kita untuk selalu waspada, untuk selalu berbenah, dan untuk selalu berjuang dan sungguh-sungguh.
Tidak menutup kemungkinan, seluruh negara di dunia ini bisa bubar. Melihat penjajahan secara tidak langsung telah digencarkan. Mulai dari penjajahan narkotika untuk merusak generasi penerus selanjutnya, free life style kian melonjak dan diterima oleh berbagai generasi muda.
Kita lihat pendapat salah satu budayawan di Indonesia yaitu Emha Ainun Nadji atau biasa disebut Cak Nun tentang Indonesia tahun 2030. Dalam Chanel Youtube Sufi Hoja yang berjudul "Cak Nun Ramalan Indonesia Bubar 2030?" Cak Nun berkata bahwa Indonesia tahun 2030 akan menjadi negara superpower. Lanjut Cak Nun, masalahnya adalah bangsa Indonesia hanya akan menjadi jongos bagsa lain, dalam artian hanya akan menempati sebagai pelayan, pembantu bangsa lain.
Sangat ironis sekali. Namun, jangan anggap itu sebagai ujaran pesimis. Jangan dipandang secara negatif. Pandanglah secara postif. Ini merupakan anjuran kewaspadaan bagi kita semua, bahwa jika kita tidak benar-benar dalam mengurus negara, dan tidak segera berbenah, maka pernyataan-pernyataan itu akan menjadi kenyataan.
Oleh karenanya, saya rasa Jokowi gagal mnemahami. Ia hanya memandang dari sisi negatifnya saja. Padahal justru ruh dan semangat pidato Prabowo adalah untuk semangat perubahan agar Indonesia tahun 2030 tidak bubar. Akhirnya, pada segala aspek kehidupan, kita harus selalu memandang sesuatu secara komperehensif, bijaksana dan mencari hikmah dibaliknya. Wallahu'alam..

Komentar
Posting Komentar