Makalah Iman Kepada Malaikat




Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Hadits Aqidah Akhlaq
Dosen Pengampu : Bp. Achmad Dahlan, Lc., M.A.
Disusun oleh :            
Mufida Nur Arifah                 (17105030064)
Taaibah Ngaunillah R.            (17105030067)
   M. Fahrian Noor                     (17105030081)



PRODI ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya kepada kelompok 2 sehingga dapat menyelesaikan makalah Hadits Aqidah Akhlaq yang berjudul “Iman kepada Malaikat” ini. Shalawat serta salam kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang terang benderang.
Makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatannya. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari itu, Makalah ini terlalu jauh dari kata sempurna. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, kalimat, maupun isinya. Oleh karena itu, kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga penyusunan makalah iman kepada malaikat ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada pembaca.

Yogyakarta, 26 Februari 2018
                                                                                                            
        Penyusun













BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan dari nur atau cahaya. Sudah menjadi hal wajib bagi seorang muslim untuk beriman kepadanya. Beriman dalam hal ini bukan hanya sekedar meyakini keberadaan mereka saja, akan tetapi mengungkapkannya dan melahirkan suatu tindakan konkrit sebagai bukti keimanan kita terhadap mereka.
Selama ini, mayoritas ruang lingkup pembahasan mengenai malaikat tidak jauh dari jumlah dan tugas mereka di sisi Allah. Padahal masih banyak pengetahuan yang Allah berikan melalui Al-Qur’an dan hadits berkaitan dengan mereka. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mencoba menelaah sedikit lebih dalam mengenai malaikat dalam perspektif Al-Qur’an dan hadits.      

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sifat dan kemampuan yang dimiliki malaikat ?
2.      Bagaimana malaikat beribadah ?
3.      Bagaimana korelasi antara malaikat dan manusia ?
4.      Bagaimana korelasi antara malaikat dan makhluk lainnya ?

C.    Tujuan

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Hadits Aqidah Akhlaq”
2.      Untuk mengetahui sifat dan kemampuan yang dimiliki malaikat.
3.      Untuk mengetahui bagaimana malaikat beribadah.
4.      Untuk mengetahui korelasi antara malaikat dan manusia.
5.      Untuk mengetahui korelasi antara malaikat dan makhluk lainnya.
6.      Untuk meningkatkan keimanan terhadap malaikat.



                                                                                                                                      

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Sifat Dan Kemampuan Malaikat

Diketahui dari Rasulullah SAW didalam hadist yang diriwayatkankan oleh Aisyah binti Abi Bakar ra dan ayahnya bahwasanya Malaikat terciptakan dari cahaya, dalam hadist dijelaskaan bahwa Nabi SAW berkata :
خلقت الملا ئكة من نور, و خلق ادم مما وصف لكم ( رواه مسلم في صحيحه )
“Malaikat diciptakan dari cahaya, dan Adam sebagaimana disifatkan kepada kalian”
Hadist diatas tdak menerangkan seperti apakan cahaya (nur) yang dimaksud untuk penciptaan malaikat, jadi kita tidak bisa membahas bagaimana cahaya yang diciptakan untuk malaikat karena tidak adanya penjelasan-penjelasan yang jelas dan cahya (nur) sendiri itu adalah bersifat ghoib.[1]
Dan hadist diriwayatkan oleh ‘Ikrimah bawasanya ia berkata :
خلقت الملا ئكة من نور العزة , و خلق ابليس من نا ر العزة.
“Malaikat diciptakan dari terang kemuliaan, dan iblis diciptakan dari api kebanggaan”
Kita sendiri tidak tahu kapan malaikat diciptakan, tetapi kita mengetahui bahwa penciptaan malaikat lebih dahulu dari pada penciptaan manusia, karena dijelaskan bahwa Allah telah memberi tahu malaikat sebelum ia diciptakan bahwa akan menjadikan manusia sebagai khalifah. Sepeti yang tertulis dalam surat Al-Baqarah : 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 
Artinya :  Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Maksud dari “khalifah” disini, bahwasanya Malaikat diperintahkan untuk bersujud kepada Adam ketika penciptaannya. Seperti yang telah dijelaskan dalah surat Al-Hijr : 29
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ)
Artinya : Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersuju
Hadist yang menyebutkan akan keutamaan dan kemuliaan malaikat diantaranya adalah[2] :
1. Keutamaan penciptaan Jibril.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad di sanadnya dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata :
راى رسول الله صلي الله عليه و سلّم-جبريل فى صورته و له ستما ئة جناح , كل جناح منها قد سدّ الافق
"Rasulullah SAW melihat Jibril dengan wujudnya dan dia mempunyai 600 sayap, dan sayap darinya menutupi ufuk” (Hadist ini dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa sanadnya shohih atau jayyid ( bidayatul mujtahid jilid 1 . hal. 47)
Dan dalam Al-Qur’an disebutkan :
انه لقول رسول كرىم , ذي قوة عند ذي العرش مكين , مطاع ثم أمين ( التكوير : 19-21 )
(19) Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (20) Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy21. Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.

Dan yang dimaksud dari “Rasul Al-Karim” disini adalah Jibril, sedangkan “Dzi Al’ars” adalah Tuhan seluruh alam.

2. Malaikat mempunyai sayap-sayap :
Disebutkan bahwa Malaikat sendiri mempunyai sayap, seperti yang telah disebutkan, ada yang menyebutkan bahwa malaikat mempunyai dua sayap, tiga sayap, empat sayap dan ada juga yang menyebutkan lebih. Dalam Al-Qur’an disebutkan di surat Al-Fathir : 1
(الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير)
ا       “segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi, yabg menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.”
Dan disebutkan pula dalam hadist yang diriwayatkan oleh Umar bin Sulaiman bin Abdullah al-Asyqor Al’athibi dari Rasulullah SAW berkata :[3]
انّ لجبريل ستما ئة جنا ح
“Sesungguhnya Jibril mempunyai 600 sayap”              

3. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan :
Dari sebab kesesatan Bani Adam mengenai alam-alam yang ghoib. Sebagian dari mereka berusaha memaksa untuk mengqiyaskan kehidupan itu seperti kehidupan dunyawiyah. Salah satu dari mereka mengungkapkan perkataan ini di lembaran“sayaarotun”. Mereka berkata bahwasanya ketika nabi Muhammad menanyakan sebuah pertanyaaan kepada jibril seketika itu dia datang dengan jawaban dari Allah, bagaimanakah jibril bisa datang  secepat itu sedangkan dia membutuhkan waktu untuk menerima jawaban dari Allah, seperti itu pula cahaya juga membutuhkan berjuta tahun untuk sampai ke bintang bintang yang lain. 
Dan bagi orang yang tidak memiliki kecukupan akan ilmu, maka ia memperumpamakan hal ini seperti nyamuk yang diqiyaskan dengan burung. Dan jika dipikir secara logika, malaikat sendiri mempunyai perbedaan yang sangat jelas jika diqiyaskan dengan kehidupan manusia.
Dan orang musyrik arab telah sesat dalam meyakini bahwa malaikat itu adalah berjenis kelamin wanita. Dan bercampurlah perkaat mereka dengan hakikatnya malaikat sendiri yang menjadi karangan-karangan yang tidak layak, dan lebih bahayanya ketika mereka meyakini bahwa wanita-wanita itu adalah anak Allah SWT.
Dan Al-Qur’an sendiri mendeskripsikan dua hal ini, Al-Quran menjelaskan bahwa mereka melakukan hal ini tanpa bersandar dengan hadist yang shahih, dan perkataan mereka adalah perkataan yang dusta. Dan mereka yang mengagumi dan mempercayai bahwa Allah mempunyai anak perempuan, padahal mereka sangat membenci anak perempuan. Dan ada sebuah cerita, pada saat itu ada seseorang yang mendapatkan kabar bahwa ia akan memiliki seorang naka perempuan, dan ketika itu pula wajahnya pun berubah cemberut seakan tidak menerima kenyataan. Dan dia pun merasa malu dan terbelakang  dengan kabar yang sangat dibencinya sehingga ia pun menguburkan hidup-hidup anak perempuan yang dilahirkannya saat itu. Dan saat itu juga mereka meyakini bahwa Allah SWT mempunyai anak, dan anak itu berjenis kelamin perempuan. Begitulah karangan-karangan pada zaman dahulu dan pada akal mereka, mereka tidak mendapatkan cahaya ilahi.[4]
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dalam surat As-Shafat 149-156 :
فَاسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ (149) أَمْ خَلَقْنَا الْمَلَائِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ (150) أَلَا إِنَّهُمْ مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ (151) وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (152) أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ (153) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (154) أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (155) أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ (156
(149) Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki [1291] (150) Atau Apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya) (151) Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: (152) "Allah beranak". dan Sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.(153) Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? (154) Apakah yang terjadi padamu? bagaimana (caranya) kamu menetapkan? (155) Maka Apakah kamu tidak memikirkan? (156) Atau Apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
Dan Allah SWT jadikan pekataan mereka sebagai saksi yang akan dihisab, karena susungguhnya dosa besar itu adalah mengatasnamakan Allah SWT tanpa ilmu. Seperti yang termaktub dalam Kalam Allah SWT Az-Zhuhruf : 19
وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ (19)
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.”
4.    Malaikat tidak Makan dan Minum :
Telah kita bahas sebelumnya bahwa malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, dan malaikat pun tidak membutuhkan makanan manusia dan minumannya. Allah telah kabarkan krpada kita bahwa sesungguhnya malaikat-malaikat datang kepada Ibrahim dengan menyamar sebagai manusia, lalu Ibrahim menghidangkan beberapa hidangan dan hidangan itu tidak sama sekali disentuh oleh tangannya,lalu malaikat itu pun membuka kepribadiannnya, dan Ibrahim pun merasa takut terhadap mereka. Seperti yang termaktub di Al-Qur’an  Adz-Dzariyat : 24-28 :
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28)
(24) Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (25) (ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." (26) Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (27) Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (28) (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
5. Malaikat tidak bosan dan lelah
Dan malaikat beribadah dan taat kepada Allah SWT dan menjalankan segala perintah-NYA   tanpa ada rasa lelah dan bosan.[5] Dalam Al-Qur’an disebutkan :
يسبحون الليل و النهار لا يفترو ن ( الا نبياء : 20 )
            “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
Makna dari “ la yaftaruun”, disebut seperti “ la yadh’afunna” atau tidak lemah / lelah. Dan dalam Al-Qur’an juga disebutkan :
فالذين عند ربك يسبحون له بالليل و النهار و هم لا يسأمون( فصلت : 38 )
“Jika mereka menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
6. Rumahnya :
Malaikat mempunyai rumah-rumah dan tempat untuk tinggal yaitu langit, seperti yang telah dijelaskan dalam kalam Allah Asy-Syu’ara : 5
(تكاد السماوات يتفطرن من فوقهن والملائكة يسبحون بحمد ربهم) [الشورى: 5]
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”
Ada juga disebutkan dalam Al-Qur’an :
يسبحون له با لليل و النهار و هم لا يسأمون ( فصلت : 38 )
“Jika mereka menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
7.    Jumlahnya :
Malaikat diciptakan sangat banyak, sehinga tidak ada yag mengetahui jumlahnya kecuali Sang Pencipta, seperti dalam  potongan  kalam Allah yang berbunyi :
وما يعلم جنود ربك الا هو ( المدثر : 31 )
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri”
 hadist  shahih yang diriwayatkan oleh Abdullah bahwa Rasulullah SAW berkata :
يؤ تي بجهنم يومئذ لها سبعون الف زما م مع كل زمام سبعون الف ملك ( رواه مسلم )
             “Datanglah ke neraka pada hari itu (hari kebangkitan) ada tujuh puluh ribu kendali,
              masing-masing dengan kendali tujuh puluh ribu raja” ( HR.Muslim )
                                                                                                                                                       
Dan dengan hadist ini maka malaikat malaikat yang datang di Jahannam di hari akhir berjumlah 4.900.000.
Dan malaikat ini mempunyai tugas-tugas terssendiri, yaitu sebagian ada yang mencatat amal perbuatan manusia, malaikat yang menjaga manusia, malaikat yang menunjukkan hidayah kepada manusia, dll.
8.    Nama-nama Malaikat :
Diantaranya nama-nama malaikat, kita akan memaparkan sedikit nama-nama malaikat yang sering kita dengar, diantaranya adalah[6] :
·         Jibril dan  Mikail
Dalam Al-Quran, Allah berfirman :
قل من كان عدوا لله و ملا ئكته و رسله و جبريل و ميكال فانّ الله عدو للكافرين ( البقرة :-98 )
(98) Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Dan Jibril sendiri adalah  ruh al-amin, seperti yang dimaksudkan dalam ayat :
نزل به الروح الامين 0 على قلبك لتكون من امنذرين 0 ( الشعراء 193-194 )
(193) Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) (194) Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.
·         Israfil
Dan malaikat israfil yang bertugas meniup teropet sangkakala. Nabi pun selalu menyebut nama mereka( Jibril, Mikail,serta Israfil) di doanya setiap bangun dimalam hari. Doanya antara lain adalah sebagai berikut :
اللهمّ ربّ جبريل و ميكائيل و اسرافيل انت تحكم بين عبادك فيما كانوا فيه يختلفون و اهدني لما اختلف فيه من الحق باذنك انك تهدي من تشاء الى صراط مستقيم
·         Malik
Malaikat ini bertugas sebagai penjaga neraka, seperti yang termkatub dalam kalam Allah :
ونا دوا يا ما لك ليقض علين ربك قا ل انكم ما كثون ( الزحرف : 77 )
“Mereka berseru: "Hai Malik [1365] Biarlah Tuhanmu membunuh Kami saja". Dia menjawab : ‘Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)’.”
·         Ridwan
Bertugas sebagai penjaga surga, seperti apa yangdikatakan Ibnu Katsir di haistnya, beliau berkata :
و خا زن الجنة ملك يقال له رضوان , جاء مصرحابه في بعض الا حاديث
( البداية الجزء الاول : 53 )
·         Munkar dan Nakir
Mereka berdua bertugas sebgai pemberi soal atau pertanyaan di dalam kubur.
·         Raqib dab Atid
Diantara ulama berpendapat bahwa ada malaikat yang bernama Raqib dan Atid, seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an :
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
      (17) (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (18) Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.           
Dan dijelaskan sesuai dengan ayat ini, maka Raqin dan Atid mempunyai urusan akan amalan-amalan yang dilakuakan oleh seorang hamba. Sehigga manusia tidak bisa terlepas dari kehadiran dua maaikat ini.
·         Izra’il
Bertugas sebagai malaikat pencabut nyawa
9.    Malaikat itu akan mati
Malaikat itu akan mati sebagaimana wafatnya jin dan manusia.[7] Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi ( Az-Zumar : 68 )
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ)
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”
Dalam ayat diatas, maka dijelaskan bahwa malaikat akan mati karena mereka dilangit. Ibnu Katsir menafsirkan ayat itu  yang berisikan dan hal ini tejadi ketika terompet kedua dibunyikan, yaitu ketika meninggalnya mereka yang hidup dari penduduk langit dan bumi  keculi bagi mereka yang dikehendaki oleh Allah.
Tafsir lain yang menunjukkan bahwa malaikat akan mati adalah :
كل شئ هالك الا وجهه ( القصص : 88 )
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”

Sifat Malaikat
Allah telah menjadikan malaikat “kiromim baroroh”, seperti apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an ;
بايدي سفرة . كرا م بررة ( عبس : 15-16 )
(15) Di tangan Para penulis (malaikat) (16) Yang mulia lagi berbakti.
Maksud dari “aidi safaroh” adalah malaikat, karena malaikatlah utusan Allah SWT kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNYA. Dan Allah sudah menjadikan manusia “kiromim baroroh”, yaitu penciptaanya yang mulia dengan akhlak-aklhaknya sertia perilakunya yang suci.[8]

Kemampuannya :
1.      Malaikat mempunyai kemampuan dalam penyamaran sebagai manusia yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Dalam sebuah cerita diutusnya Jibril kepada Maryam, dan Jibril pun menyamar sebagai manusia. Yang di Al-Qur’an disebutkan dalam surah
( Maryam 16-19 ).
Selain itu ada juga Ibrahim yang didatangi oleh Malaikat dengan menyamar sebagai manusia dan Ibrahim tidak tahu kecuali mereka manampakkan hakikatnya. Ada juga Nabi Luth yang pendapat para malaikat yang menyamar sebagai pemuda-pemuda tampan, sehingga membuat Nabi Luth merasa curiga dan merasa dadanya sempit karena kedatangannya dan kaumnya sendiri adalah kaum yang melakukan perbuatan keji hingga datang peringatan dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Alqur’an :
وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ (77)
 “Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, Dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan Dia berkata: "Ini adalah hari yang Amat sulit” ( Al-Hud : 77 )

2.      Kecepatan Malaikat yang tak terkalahkan.
Kecepatan malaikat ini lebih cepat dari yang lain. Tidak bisa diqiyaskan akan kehidupan manusia dengan malaikat. Malaikat cepat yang tidak ada tandingannya. Dalam sebuh cerita diceritakan bahwa seorang sahabat bertaanya kepada Nabi, dan nabi pun membutuhkan jawaban dari Allah, sehingga diutuslah malaikat degan cepat yang hanya dihitung dalam hitungan detik. Ddan kita ketahui jika ada seserang yang ingin pergi dari luar angkasa tentunya mereka membutuhkan berjuta-juta tahun untuk sampai.[9]
3.      Malaikat mempunyai ilmu yang cukup yang diberikan oleh Allah SWT. Namun malaikat tidak mempunyai kemampuan seperti apa yang diberikan Allah SWT kepada manusia dalam mengetahui sesuatu. Dalam Al-Qur’an disebutkan :
و علّم ادم الأسماء كلها ثم عرضهم على الملا ئكة فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء ان كنتم صادقين . قالوا سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم ( البقرة : 31-32 )
31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
Dari ayat diatas maka diketahui bahwa manusia mempunyai kemampuan dalam mengetahui segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan malaikat, sedangkan malaikat untuk mengetahui semua itu dengan bertemu Allah SWT secara langsung.

B. Ibadah Malaikat

Kita melihat dari kebiasaan malaikat yang sudah mempunyai tabi’at sebagai makhluk yang taat kepada Allah SWT , mereka tidak mempunyai syahwat sehingga tidak melakukan maksiat.[10] Seperti yang terlah dijeaslan dalam Al-Qur’an :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” ( At-Tahrim : 6 )
 Ibadah-ibadahnya
a.       Bertasbih kepada Allah
Malaikat selalu menyebut nama Allah SWT, dan yang paling sering dilakukan adlah mengagungkan nam Allah , seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an :
و الملا ئكة يسبحون بحمد ربهم ( الشوري : 5 )
b.       Shalatnya.
Dalam sebuh hadist disebutkan bahwa menegnai malaikat yang juga membuat shaf saat shalat :
الا تصف ون كما تصف الملا ئكة عند ربها ؟ و عندما سئل عن كيفية اصطفافهم قال : يتمون الصف الاول فالاول , و يترا صون في الصف ( رواه البخاري )
Dan dalam Al-Qur’an juga disebutkan :
و انا لنحن الصافون ( الصا فات : 165 )
“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).”
c.       Hajinya.
Dan malaikat mmepunyai ka’bah di langit ke tujuh yang mana mereka melakukan ibadah haji disana. Ka’bah ini dinamakan dengan : al-baitu al-ma’mur.hal ini di sebutkan dalam surat At-Thur ayat 4 :
و البيت المعمور ( الطور : 4 )
 Dan demi Baitul Ma'mur.
d.      Ketakutan malaikat tehadap Allah.
Dijelaskan bahwa malaikat sangatlah takut dengan tuhan mereka (Allah). Hal ini karena malaikat sangat mengagungkan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam potongan surat al-Anbiya : 28 :
و هم من خشيته مشفقون
“Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.”

C. Malaikat dan Manusia

Peran Malaikat dalam Penciptaan Manusia :
قَالَ عَبْدُ اللهِ بن مسعود ، حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهْوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ ، أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ.  ) متفق عليه  (
Abdullah Bin Mas’ud berkata : Rasulullah menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya didalam perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat kemudian ditiupkan kepadanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya , amalnya, dan kecelakaan atau kebahagiannya. Demi Allah yang tiada ilah selain Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakuakan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan dia melakukan perbuatan ahli neraka sehinnga masuklah ia kedalamnya. Sesungguahnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dan neraka sehasta kemudian dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah ia kedalamnya. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
1.      Malaikat Sebagai Penjaga Bani Adam
Malaikat memiliki tugas menjaga manusia sebagaimana yang tercantum dalam ayat berikut ini:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
“Baginya (manusia) ada malaikat malaikat yang selalu menjaganya bergiliran dari depan dan belakangnya.” (13. 11)
Ibnu Abbas menjelaskan bahwasanya arti muaqqibat ialah malaikat yang menjaga manusia dari belakang dan belakangnya.[11]
2.      Malaikat Sebagai Pengirim Wahyu dari Allah Kepada Nabi.
قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah (Muhammad)” Barang siapa menjadi musuh Jibril maka ketahuilah bahwa dialah yang menurunkan (Al Qur’an) kedalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa ( kitab kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira kepada orang yang beriman. ( 1. 97 )
3.      Malaikat Menyuruh Manusia untuk Melakukan Kebaikan
Setiap manusia memiliki qarin dari malaikat yang selalu menyuruh kepada kebaikan, dan juga qarin dari jin yang menyuruh kepada kejelekan sebagai mana yang tercantum dalam hadits dibawah ini:
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينٌ مِنَ الْجِنِّ ، قَالُوا : وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : وَإِيَّايَ ، إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ ، فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ  )رواه مسلم(
dititipkan seorang Qarin dari golongan Jin. Mereka berkata : Engkau juga wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Ya, akan tetapi Allah telah membantuku untuk menundukkannya sehingga dia berislam, maka dia tidak menyuruh aku selain kepada kebaikan  )Hadits riwayat Muslim)
Hal ini juga tecantum dalam hadits berikut ini :
عن جابر رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إذا أوى أحدكم إلى فراشه ابتدره ملك و شيطان يقول الشيطان افتح بشر و يقول الملك افتح بخير فإن ذكر الله ذهب الشيطان و يأت الملك ويكلأه و إذا استيقظ ابتدره ملك و شيطان يقول الشيطان : افتح بشر و يقول الملك : افتح بخير فإن قال الحمد لله الذي رد إلي نفسي بعد موتها و لم يمتها في نومها الحمد لله الذي يمسك السماء أن تقع على الأرض إلا بإذنه إن الله بالناس لرؤوف رحيم الحمد لله الذي يحيي الموتى و هو على كل شيء قدير فإن خر من دابة مات شهيدا و إن قام فصلى صلى في الفضائل   )رواه مسلم(
Dari Jabir : Rasulullah bersabda : apabila seseorang dari kalian berbaring ke kasurnya maka malaikat dan syaitan menghampirinya syaitan berkata “mulailah dengan kejelekan” dan Malaikat berkata” mulailah dengan kebaikan”. Maka apabila dia berzikir kepada Allah maka pergilah syaitan dan datanglah malaikat dan . dan apabila dia bangun maka malaikat dan syaitan menghampirinya, syaitan berkata kepadanya mulailah dengan kejelekan dan malaikat berkata mulailah dengan kebaikan. Apabila dia mengatakan segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan nyawa saya setelah saya mati dan tidak mematikan aku ketika aku tidur, segala puji bagi Allah yang telah menahan langit agar tidak terjatuh kebumi kecuali dengan kehendaknya, sesungguhnya Allah maha lembut dan penyayang, segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan yang mati dan dia maha kuasa diatas segala sesuatu. Apabila dia meninggal maka dia meninggaldalam keadaan syahid, dan apabila dia shalat maka dia shalat dengan banyak keutamaan ( Hadits riwayat Muslim)
4.      Kecintaan Malaikat kepada Orang Mu’min
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال إن الله تعالى إذا أحب عبدا قال لجبريل عليه السلام إني أحب فلانا فأحبه فيحبه جبريل فيقول لأهل السماء إن الله عز وجل يحب فلانا فأحبوه قال فيحبه أهل السماء ويوضع له القبول في الأرض . قال العلاء فقلت ما القبول قال المودة بين الناس .  )رواه ابن عساكر(
Dari Abu Hurairah; Nabi bersabda : Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba Dia berkata kepada Jibril sesungguhnya Aku mencintai Fulan maka cintailah dia. Kemudian Jibril mencintainya dan dia (Jibril) berkata kepada penghuni langit: sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah ia, maka para penghuni langit juga mencintainya maka diberikanlah dia Qabul. Aku berkata apakah qabul itu maka beliau menjawab kecintaan diantara manusia. ( Hadits riwayat Ibnu Asakir)
5.      Menulis Amal Bani Adam 
Hal ini didasarkan dari ayat berikut :
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Apa  yang diucapknya dari perkataan kecuali ada padanya Raqib dan Atid ( 50. 18)[12]
6.      Menyeru Para Manusia untuk Berbuat Baik dan Mendoakan Mereka
عن أبي الدرداء قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ما طلعت شمس قط إلا بعث بجنبتيها ملكان يناديان يسمعان أهل الأرض إلا الثقلين يا أيها الناس هلموا إلى ربكم فإن ما قل وكفى خير مما كثر وألهى ولا آبت شمس قط إلا بعث بجنبتيها ملكان يناديان يسمعان أهل الأرض إلا الثقلين اللهم أعط منفقا خلفا وأعط ممسكا مالا تلفا   ( رواه احمد)
Abu Darda berkata : Rasulullah bersabda : Tidaklah matahari terbit melainkan diutus di dua sisinya dua malaikat berseru, semua peduduk bumi mendengarnya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata “Wahai manusia menghadaplah kalian kepada rab kalian, karena yang sedikit dan cukup itu tentu lebih baik bagi kalian daripada yang banyak akan tetapi digunakan untuk foya foya. Dan tidaklah matahari terbenam melainkan diutus dua sisinya dua malaikat yang menyeru, didengar oleh seluruh penghuni bumi selain jin dan manusia, mereka berdua berkata “Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfak dan hancurkanlah harta orang yang kikir (Hadits riwayat Ahmad)

عن البراء بن عازب أن نبي الله صلى الله عليه و سلم قال : إن الله وملائكته يصلون على الصف المقدم والمؤذن يغفر له بمد صوته ويصدقه من سمعه من رطب ويابس وله مثل أجر من صلى معه   ( رواه احمد والنسائي)
Dari Barra bin Azib Nabi pernah bersabda : sesungguhnya Allah dan malaikatnya bersalawat kepada orang yang berada di saf pertama, dan muazin akan diampuni dosanya sepanjang radius suaranya, dan dia akan dibenarkan segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun kering dan dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang shalat bersamanya. ( Hadits riwayat Ahmad dan Nasa,i)  
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
qYaitu yang membawa arsy dan yang disekelilingnya bertasbih dengan memuji tuhannya dan beriman kepadan Nya dan memintakan ampunan kepada orang yang beriman, seraya berkata wahai tuhan kami rahmat dan ilmu yang ada pada  Mu meliputi segala sesuatu maka berilah ampunan kepada orang orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agama Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka ( 24. 8 )[13]
7.      Malaikat Melaknat Manusia
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ   )رواه البخارى(
Dari Abu Hurairah; dari nabi beliau bersabda: apa bila seseorang laki laki memanggil istrinya ke kasurnya kemudian dia enggan datang maka malaikat akan melaknatnya sampai pagi )Hadits riwayat Bukhari)[14]

D. Perselisihan Ulama Siapakah yang Lebih Mulia diantara Manusia dan Malaikat.

Para ulama berbeda pendapat tentang siapakah yang lebih mulia diantara orang orang sholih dan malaikat. Orang yang mengatakan bahwasanya orang solih lebih mulia daripada malaikat mereka berlandaskan ayat yang berbunyi
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan, mereka itulah sebaik baiknya makhluk ( 98. 7)
Adapun pendapat yang menyatakan bahwasanya malaikat lebih mulia daripada manusia berdasarkan dari ayat yang berbunyi
وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Dan setan berkata” tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal di surga ( 7. 20)

E. Malaikat dan Makhluk Lainnya

1. Pertentangan Pada Masalah-Masalah Terdahulu
Ibnu Katsir dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid (1/58) mengatakan  bahwasannya terjadi pertentangan diantara manusia mengenai mana yang lebih utama diantara malaikat dan manusia. Akan tetapi hal ini tidak banyak dibahas dalam kebanyakan kitab mutakallimin. Perkataan yang terdahulu adalah apa yang disebutkan oleh Hafid bin Asakir dalam sejarah dalam terjemahan Umayyah bin Amru bin Said bin Ash : 
 "Sesungguhnya dia datang ke majelis milik Umar bin Abdul Aziz dan jamaahnya. Umar mengatakan bahwa tidak ada makhluk yang lebih dimuliakan Allah seperti dimuliakannya anak cucu Adam, dengan dalil
 firman Allah :                                        (إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات أولئك هم خير البرية) [البينة: 7]
 artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Pernyataan ini disetujui Umayyah bin Amru bin Said. Akan tetapi, Arak Ibnu Malik menyanggahnya dengan mengatakan bahwasannya tidak ada satu makhlukpun yang lebih dimuliakan  Allah daripada malaikatnya, mereka adalah khadimah Allah di rumah-Nya, diutus kepada nabi-nabi-Nya. Arak Ibnu Malik menyandarkan pendapatnya pada firman Allah :  
{مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ}  [الأعراف: 20...]
 Yang artinya ‘Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal dalam surga’ ”
Maka berkata Umar bin Abdul Aziz  : “Apa yang kamu katakan wahai ayah Hamzah ? Sungguh Allah telah memuliakan Adam, Dia menciptakannya dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadanya, dan malaikat bersujud kepadanya, dan dijadikan dari keturunannya nabi-nabi dan Rasul yang diantara mereka dikunjungi malaikat.” tambah Umar meyakinkan.[15]
2. Pendapat-Pendapat dalam Perkara Ini
            Disebutkan dalam Syarh Ath-Thahawiyah disandarkan kepada Ahlu Sunnah bahwasannya hanya orang shalih dan nabi-nabi saja yang lebih utama dari malaikat. Mu’tazilah dalam hal ini lebih mengutamakan malaikat, sedangkan Al-As’ariyah mengikuti dua pendapat, diantara mereka ada yang lebih mengutamakan nabi-nabi dan manusia, dan diantara mereka ada yang sependapat dengan mu’tazilah yang demikian itu terdapat dalam cerita. Syi’ah dalam hal ini berpendapat bahwa sesungguhnya seluruh imam mereka lebih utama dari seluruh malaikat walaupun diantara manusia menafsirkan dengan tafsiran yang lain.
Disisi yang lain, Assafarin menyebutkan bahwa Imam Ahmad ra. berkata :
" يخطئ من فضل الملائكة، وقال: كل مؤمن أفضل من الملائكة "
 Artinya : “Saya tidak setuju dengan dianggap lebih utamanya malaikat. Setiap mu’min lebih utama dari malaikat.”[16]
3. Dalil Orang-Orang yang Lebih Mengutamakan Manusia atas Malaikat
Dalil pertama :
Allah memerintahkan kepada malaikat bersujud kepada Adam, kalau bukan karena keutamaannya, maka tidak akan ada perintah untuk bersujud kepadanya.

(وإذ قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس أبى واستكبر...) [البقرة: 34]             Firman Allah :          

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat ‘sujudah kamu kepada Adam !’ Maka merekapun sujud kecuali iblis...”
Sujud kepada nabi Adam adalah termasuk ibadah kepada Allah, bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada-Nya. Perintah sujud itu untuk menunjukkan kehormatan dan kemuliaan Adam. Dan dalam hal ini, tidak pernah ada perintah bagi Adam untuk bersujud kepada malaikat. Adam dan keturunannya tidak pernah diperintahkan untuk bersujud kepada selain Allah.

Dalil kedua :
Dikatakan Allah mengenai balasan bagi iblis :             (أرأيتك هذا الذي كرمت علي...) [الإسراء: 62]
"Ia (iblis) berkata, ‘Terangkanlah kepadaku ! Inikah yang lebih engkau muliakan daripada aku ?...”
Dalil ini menunjukkan keutamaan Adam atas iblis karena mereka diperintahkan untuk bersujud kepadanya.

Dalil ketiga :  Allah Swt. menciptakan Adam dengan tangan-Nya dan menciptakan malaikat dengan perkataan-Nya.[17]

Dalil keempat :
Firman Allah                   :                                                (...إني جاعل في الأرض خليفة...) [البقرة: 30]
“...Aku hendak menjadikan khalifah di bumi...”
Khalifah, lebih dihormati daripada yang bukan  khalifah.

Dalil kelima :
Keutamaan Bani Adam atas malaikat adalah dari ilmunya. Hal ini terlihat ketika Allah bertanya kepada mereka tentang pengetahuan mengenai nama-nama benda, maka mereka tak bisa menjawabnya. Mereka mengakui lebih baiknya Adam dan Adampun memberikan pengetahuannya.
Firman Allah :                                                        (...قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون...) [الزمر: 9]
“ ...Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?...”

Dalil keenam :
Menunjukkan bahwasannya manusia lebih utama karena untuk menjadi taat, manusia mengalami proses yang  lebih susah karena manusia dipenuhi dengan syahwat, ketamakan, kemarahan, hawa nafsu, dan hal yang seperti itu tidak ada pada malaikat.

Dalil ketujuh :
Para salaf lebih banyak memperbincangkan hadits-hadits yang berisi mengenai keutamaan orang yang shalih atas malaikat.

Dalil kedelapan : Bangganya Allah terhadap malaikat
Allah membanggakan ibadah malaikat yang mana mereka melakukan apa yang diwajibkan dan apa yang diperintahkan.[18]
عن أبي هريرة: أن الرسول صلى الله عليه وسلم قال: (إن الله يباهي بأهل عرفات أهل السماء، فيقول لهم : انظروا إلى عبادي هؤلاء جاؤوني شعثا غبرا) . إسناده صحيح، رواه ابن حبان في صحيحه، والحاكم، والبيهقي في السنن.

Artinya : “Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah bersabda (sesungguhnya Allah bangga terhadap orang yang tengah wukuf di Arafah dan berkata kepada para malaikat-Nya : “Lihatlah kepada hamba-hamba-Ku, mereka mendatangi-Ku dalam keadaan kusut, dan berdebu. 
Orang-orang yang menganggap malaikat lebih utama, mereka mengharap seperti apa yang ada dalam hadits (من ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، ومن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير منهم)                
Artinya : “Barangsiapa mengingat-Ku dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hat, dan bila ia mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai, Bahkan lebih baik daripada ingatannya.” (Hadits Qudsi, Kitab Risalatul Muawwanah)

4. Pembenaran atas Perkataan
       Meyakinkan perkataan yang telah disebutkan Ibnu Taimiyah, bahwasannya manusia yang sholih itu lebih utama, diibaratkan seperti harta terakhir (sangat berharga). Sesungguhnya yang demikian itu jika masuk surga mereka berada pada derajat yang tinggi, kehidupan mereka dipenuhi dengan kasih sayang, mereka semakin dekat dengan Allah, penghormatan mereka dapatkan, mereka merasa senang melihat wajah-Nya yang mulia, dan malaikat berdiri dalam pengabdiannya dengan izin tuhan-Nya.
       Malaikat berada pada posisi yang tinggi karena mereka tenggelam dalam beribadah kepada Allah, dan tidak ada keraguan lagi pada malaikat, bahwa kehidupan mereka lebih sempurna daripada kehidupan yang manusa miliki.[19]



BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Malaikat diciptakan Allah dari cahaya. Mereka mempunyai sayap-sayap, tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, tidak makan dan minum, dan tidak juga bosan dan lelah. Mereka tinggal di langit. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka selain Allah. Diantara nama-nama malaikat adalah Jibril, Mikail, Munkar, Nakir, Roqib, Atid, Malik, Ridwan, Israfil, Izrail. Sama seperti manusia, malaikatpun kelak akan mati, akan tetapi yang akhlak dan perilaku mereka sangatlah mulia. Mereka juga dikaruniai beberapa kemampuan seperti :
a.       Malaikat mempunyai kemampuan dalam penyamaran sebagai manusia yang tidak bisa dilakukan oleh manusia.
b.      Kecepatan Malaikat tak terkalahkan.
c.       Mereka mempunyai ilmu yang diberikan oleh Allah SWT.
Allah menjadikan malaikat tanpa syahwat sehingga tidak melakukan maksiat. Mereka beribadah kepada Allah dengan bertasbih, shalat, haji, dan  mereka takut kepada Allah SWT.
Malaikat memiliki beberapa peran terhadap manusia. Peran-peran tersebut adalah :
a.       Malaikat sebagai penjaga bani adam
b.      Malaikat sebagai pengirim wahyu dari Allah kepada Nabi.
c.       Malaikat menyuruh manusia untuk melakukan kebaikan
d.      Mencintai manusia
e.       Menulis amal bani adam 
f.       Menyeru para manusia untuk berbuat baik dan mendoakan mereka
g.      Malaikat Melaknat Manusia
Mengenai siapa yang lebih utama diantara mereka ? apakah malaikat ataukah manusia, para Ulama masih berbeda pendapat. Mereka yang menganggap  lebih utama menyandarkan pendapatnya pada surah Al-Bayyinah : 7 sedangkan mereka yang lebih mengutamakan malaikat menyandarkan pendapatnya pada surah Al-A’raf : 20.



B.  Saran

Demikian pembahasan kami dalam makalah yang sederhana ini. Pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”, maka tentulah makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang ringkas ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

Al-‘atibi, Umar bin Sulaiman bin Abdullah Al-Asyqor. 1983. ‘Alamul Malaikat Al-Abrar. Kuwait : Maktab al-falah.









[1] Umar bin Sulaiman bin Abdullah Al-Asyqor al-‘atibi. ‘Alamul Malaikat Al-Abrar. Maktab al-falah. Kuwait. 1983.hlm.9
[2] Ibid., hlm.11
[3] Ibid., hlm.12.
[4] Ibid.hlm.14.
[5] Ibid.hlm.15
[6] Ibid.hlm.16.
[7] Ibid.hlm.18
[8] Ibid.hlm.19
[9] Ibid.hlm.22
[10] Ibid., Hlm.29

[11] Ibid., hlm. 38
[12] Ibid., hlm.  46
[13] Ibid., hlm. 48-49
[14] Ibid., hlm.  86
[15] Ibid., hlm. 85
[16] Ibid., hlm.86
[17] Ibid., Hlm. 87
[18] Ibid., hlm. 88
[19] Ibid., hlm. 89

Komentar