Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi
Tugas Hadits Aqidah Akhlaq
Dosen Pengampu
: Bp. Achmad Dahlan, Lc., M.A.
Disusun
oleh :
Mufida Nur Arifah (17105030064)
Taaibah Ngaunillah R. (17105030067)
Mufida Nur Arifah (17105030064)
Taaibah Ngaunillah R. (17105030067)
M. Fahrian Noor (17105030081)
PRODI ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya
kepada kelompok 2 sehingga dapat menyelesaikan makalah Hadits Aqidah Akhlaq
yang berjudul “Iman kepada Malaikat” ini. Shalawat serta salam kita haturkan
kepada nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju
jaman yang terang benderang.
Makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatannya. Untuk
itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari itu, Makalah ini terlalu jauh dari kata sempurna.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, kalimat,
maupun isinya. Oleh karena itu, kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga penyusunan
makalah iman kepada malaikat ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi
kepada pembaca.
Yogyakarta, 26 Februari 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaikat adalah makhluk yang Allah
ciptakan dari nur atau cahaya. Sudah menjadi hal wajib bagi seorang muslim
untuk beriman kepadanya. Beriman dalam hal ini bukan hanya sekedar meyakini
keberadaan mereka saja, akan tetapi mengungkapkannya dan melahirkan suatu
tindakan konkrit sebagai bukti keimanan kita terhadap mereka.
Selama ini, mayoritas ruang lingkup pembahasan
mengenai malaikat tidak jauh dari jumlah dan tugas mereka di sisi Allah.
Padahal masih banyak pengetahuan yang Allah berikan melalui Al-Qur’an dan
hadits berkaitan dengan mereka. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan
mencoba menelaah sedikit lebih dalam mengenai malaikat dalam perspektif
Al-Qur’an dan hadits.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sifat dan kemampuan yang dimiliki malaikat ?
2.
Bagaimana
malaikat beribadah ?
3.
Bagaimana
korelasi antara malaikat dan manusia ?
4.
Bagaimana
korelasi antara malaikat dan makhluk lainnya ?
C. Tujuan
1.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah “ Hadits Aqidah Akhlaq”
2.
Untuk
mengetahui sifat dan kemampuan yang dimiliki malaikat.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana malaikat beribadah.
4.
Untuk
mengetahui korelasi antara malaikat dan manusia.
5.
Untuk
mengetahui korelasi antara malaikat dan makhluk lainnya.
6.
Untuk
meningkatkan keimanan terhadap malaikat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat Dan Kemampuan Malaikat
Diketahui
dari Rasulullah SAW didalam hadist yang diriwayatkankan oleh Aisyah binti Abi
Bakar ra dan ayahnya bahwasanya Malaikat terciptakan dari cahaya, dalam hadist
dijelaskaan bahwa Nabi SAW berkata :
خلقت
الملا ئكة من نور, و خلق ادم مما وصف لكم ( رواه مسلم في صحيحه )
“Malaikat diciptakan dari cahaya, dan Adam sebagaimana disifatkan
kepada kalian”
Hadist diatas tdak menerangkan seperti apakan cahaya (nur) yang
dimaksud untuk penciptaan malaikat, jadi kita tidak bisa membahas bagaimana
cahaya yang diciptakan untuk malaikat karena tidak adanya penjelasan-penjelasan
yang jelas dan cahya (nur) sendiri itu adalah bersifat ghoib.[1]
Dan hadist
diriwayatkan oleh ‘Ikrimah bawasanya ia berkata :
خلقت
الملا ئكة من نور العزة , و خلق ابليس من نا ر العزة.
“Malaikat
diciptakan dari terang kemuliaan, dan iblis diciptakan dari api kebanggaan”
Kita
sendiri tidak tahu kapan malaikat diciptakan, tetapi kita mengetahui bahwa
penciptaan malaikat lebih dahulu dari pada penciptaan manusia, karena
dijelaskan bahwa Allah telah memberi tahu malaikat sebelum ia diciptakan bahwa
akan menjadikan manusia sebagai khalifah. Sepeti yang tertulis dalam surat
Al-Baqarah : 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي
الْأَرْضِ خَلِيفَةً
Artinya : Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Maksud dari “khalifah” disini, bahwasanya Malaikat diperintahkan
untuk bersujud kepada Adam ketika penciptaannya. Seperti yang telah dijelaskan
dalah surat Al-Hijr : 29
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي
فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ)
Artinya : Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersuju
1. Keutamaan penciptaan Jibril.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad di
sanadnya dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata :
راى رسول الله صلي الله عليه و سلّم-جبريل فى صورته و له ستما ئة جناح
, كل جناح منها قد سدّ الافق
"Rasulullah SAW melihat Jibril dengan
wujudnya dan dia mempunyai 600 sayap, dan sayap darinya
menutupi ufuk” (Hadist ini dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa sanadnya shohih
atau jayyid ( bidayatul mujtahid jilid 1 . hal. 47)
Dan
dalam Al-Qur’an disebutkan :
انه لقول رسول كرىم , ذي قوة عند ذي العرش مكين , مطاع ثم أمين (
التكوير : 19-21 )
(19) Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang
dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (20) Yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy21. Yang ditaati
di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.
Dan yang dimaksud dari “Rasul
Al-Karim” disini adalah Jibril, sedangkan “Dzi Al’ars” adalah Tuhan seluruh
alam.
2. Malaikat
mempunyai sayap-sayap :
Disebutkan bahwa Malaikat sendiri
mempunyai sayap, seperti yang telah disebutkan, ada yang menyebutkan bahwa
malaikat mempunyai dua sayap, tiga sayap, empat sayap dan ada juga yang
menyebutkan lebih. Dalam Al-Qur’an disebutkan di surat Al-Fathir : 1
(الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ
يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير)
ا “segala puji bagi
Allah, pencipta langit dan bumi, yabg menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan
(untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sungguh, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.”
Dan disebutkan pula dalam hadist yang diriwayatkan oleh Umar bin
Sulaiman bin Abdullah al-Asyqor Al’athibi dari Rasulullah SAW berkata :[3]
انّ لجبريل ستما ئة جنا ح
“Sesungguhnya Jibril mempunyai 600 sayap”
3. Malaikat
tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan :
Dari sebab
kesesatan Bani Adam mengenai alam-alam yang ghoib. Sebagian dari mereka
berusaha memaksa untuk mengqiyaskan kehidupan itu seperti kehidupan dunyawiyah.
Salah satu dari mereka mengungkapkan perkataan ini di lembaran“sayaarotun”.
Mereka berkata bahwasanya ketika nabi Muhammad menanyakan sebuah pertanyaaan
kepada jibril seketika itu dia datang dengan jawaban dari Allah, bagaimanakah
jibril bisa datang secepat itu sedangkan
dia membutuhkan waktu untuk menerima jawaban dari Allah, seperti itu pula cahaya
juga membutuhkan berjuta tahun untuk sampai ke bintang bintang yang lain.
Dan bagi orang
yang tidak memiliki kecukupan akan ilmu, maka ia memperumpamakan hal ini
seperti nyamuk yang diqiyaskan dengan burung. Dan jika dipikir secara logika,
malaikat sendiri mempunyai perbedaan yang sangat jelas jika diqiyaskan dengan
kehidupan manusia.
Dan orang
musyrik arab telah sesat dalam meyakini bahwa malaikat itu adalah berjenis
kelamin wanita. Dan bercampurlah perkaat mereka dengan hakikatnya malaikat
sendiri yang menjadi karangan-karangan yang tidak layak, dan lebih bahayanya
ketika mereka meyakini bahwa wanita-wanita itu adalah anak Allah SWT.
Dan Al-Qur’an
sendiri mendeskripsikan dua hal ini, Al-Quran menjelaskan bahwa mereka
melakukan hal ini tanpa bersandar dengan hadist yang shahih, dan perkataan
mereka adalah perkataan yang dusta. Dan mereka yang mengagumi dan mempercayai
bahwa Allah mempunyai anak perempuan, padahal mereka sangat membenci anak
perempuan. Dan ada sebuah cerita, pada saat itu ada seseorang yang mendapatkan
kabar bahwa ia akan memiliki seorang naka perempuan, dan ketika itu pula
wajahnya pun berubah cemberut seakan tidak menerima kenyataan. Dan dia pun
merasa malu dan terbelakang dengan kabar
yang sangat dibencinya sehingga ia pun menguburkan hidup-hidup anak perempuan
yang dilahirkannya saat itu. Dan saat itu juga mereka meyakini bahwa Allah SWT
mempunyai anak, dan anak itu berjenis kelamin perempuan. Begitulah
karangan-karangan pada zaman dahulu dan pada akal mereka, mereka tidak mendapatkan
cahaya ilahi.[4]
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dalam surat As-Shafat
149-156 :
فَاسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ (149)
أَمْ خَلَقْنَا الْمَلَائِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ (150) أَلَا إِنَّهُمْ
مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ (151) وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
(152) أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ (153) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
(154) أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (155) أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ (156
(149) Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada
mereka (orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak
perempuan dan untuk mereka anak laki-laki [1291] (150) Atau Apakah Kami
menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)
(151) Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar
mengatakan: (152) "Allah beranak". dan Sesungguhnya mereka
benar-benar orang yang berdusta.(153) Apakah Tuhan memilih (mengutamakan)
anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? (154) Apakah yang terjadi padamu?
bagaimana (caranya) kamu menetapkan? (155) Maka Apakah kamu tidak memikirkan?
(156) Atau Apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
Dan Allah SWT
jadikan pekataan mereka sebagai saksi yang akan dihisab, karena susungguhnya
dosa besar itu adalah mengatasnamakan Allah SWT tanpa ilmu. Seperti yang
termaktub dalam Kalam Allah SWT Az-Zhuhruf : 19
وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ
الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ
وَيُسْأَلُونَ (19)
“Dan mereka menjadikan
malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah
sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat
itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban.”
4.
Malaikat
tidak Makan dan Minum :
Telah kita bahas sebelumnya bahwa
malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, dan malaikat pun
tidak membutuhkan makanan manusia dan minumannya. Allah telah kabarkan krpada
kita bahwa sesungguhnya malaikat-malaikat datang kepada Ibrahim dengan menyamar
sebagai manusia, lalu Ibrahim menghidangkan beberapa hidangan dan hidangan itu
tidak sama sekali disentuh oleh tangannya,lalu malaikat itu pun membuka
kepribadiannnya, dan Ibrahim pun merasa takut terhadap mereka. Seperti yang
termaktub di Al-Qur’an Adz-Dzariyat
: 24-28 :
هَلْ
أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ
فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ
فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ
(27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ
عَلِيمٍ (28)
(24) Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu
Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (25) (ingatlah) ketika
mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim
menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal."
(26) Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya
daging anak sapi gemuk. (27) Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu
berkata: "Silahkan anda makan." (28) (Tetapi mereka tidak mau makan),
karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata:
"Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
5. Malaikat tidak bosan dan lelah
Dan malaikat
beribadah dan taat kepada Allah SWT dan menjalankan segala perintah-NYA tanpa ada rasa lelah dan bosan.[5] Dalam
Al-Qur’an disebutkan :
يسبحون الليل و النهار لا يفترو ن ( الا نبياء : 20 )
“Mereka selalu bertasbih malam dan
siang tiada henti-hentinya.
Makna dari “ la yaftaruun”, disebut
seperti “ la yadh’afunna” atau tidak lemah / lelah. Dan dalam Al-Qur’an juga
disebutkan :
فالذين عند ربك يسبحون له بالليل و النهار و هم لا يسأمون( فصلت : 38
)
“Jika mereka menyombongkan diri, Maka
mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang
hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
6. Rumahnya :
Malaikat mempunyai rumah-rumah dan tempat untuk tinggal yaitu langit,
seperti yang telah dijelaskan dalam kalam Allah Asy-Syu’ara : 5
(تكاد السماوات يتفطرن من فوقهن والملائكة
يسبحون بحمد ربهم) [الشورى: 5]
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran
Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”
Ada juga disebutkan dalam Al-Qur’an :
يسبحون له با لليل و النهار و هم لا يسأمون ( فصلت : 38 )
“Jika mereka menyombongkan diri, Maka
mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang
hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
7.
Jumlahnya
:
Malaikat
diciptakan sangat banyak, sehinga tidak ada yag mengetahui jumlahnya kecuali
Sang Pencipta, seperti dalam potongan kalam Allah yang berbunyi :
وما يعلم جنود ربك الا هو ( المدثر : 31 )
“Dan tidak ada yang
mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri”
hadist shahih yang diriwayatkan oleh Abdullah bahwa
Rasulullah SAW berkata :
يؤ تي بجهنم يومئذ لها سبعون الف زما م مع كل زمام سبعون الف ملك (
رواه مسلم )
“Datanglah ke neraka pada hari itu
(hari kebangkitan) ada tujuh puluh ribu kendali,
masing-masing dengan kendali tujuh puluh ribu raja” ( HR.Muslim )
Dan dengan
hadist ini maka malaikat malaikat yang datang di Jahannam di hari akhir
berjumlah 4.900.000.
Dan malaikat
ini mempunyai tugas-tugas terssendiri, yaitu sebagian ada yang mencatat amal
perbuatan manusia, malaikat yang menjaga manusia, malaikat yang menunjukkan
hidayah kepada manusia, dll.
8.
Nama-nama
Malaikat :
Diantaranya nama-nama malaikat, kita
akan memaparkan sedikit nama-nama malaikat yang sering kita dengar, diantaranya
adalah[6] :
·
Jibril
dan Mikail
Dalam
Al-Quran, Allah berfirman :
قل من كان عدوا لله و ملا ئكته و رسله و جبريل و ميكال فانّ الله عدو
للكافرين ( البقرة :-98 )
(98) Barang siapa yang
menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Dan
Jibril sendiri adalah ruh al-amin,
seperti yang dimaksudkan dalam ayat :
نزل به الروح الامين 0 على قلبك لتكون من امنذرين 0 ( الشعراء 193-194
)
(193)
Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) (194) Ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.
·
Israfil
Dan
malaikat israfil yang bertugas meniup teropet sangkakala. Nabi pun selalu
menyebut nama mereka( Jibril, Mikail,serta Israfil) di doanya setiap bangun
dimalam hari. Doanya antara lain adalah sebagai berikut :
اللهمّ ربّ جبريل و ميكائيل و اسرافيل انت تحكم بين عبادك فيما كانوا
فيه يختلفون و اهدني لما اختلف فيه من الحق باذنك انك تهدي من تشاء الى صراط
مستقيم
·
Malik
Malaikat
ini bertugas sebagai penjaga neraka, seperti yang termkatub dalam kalam Allah :
ونا دوا يا ما لك ليقض علين ربك قا ل انكم ما كثون ( الزحرف : 77 )
“Mereka
berseru: "Hai Malik [1365] Biarlah Tuhanmu membunuh Kami saja". Dia
menjawab : ‘Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)’.”
·
Ridwan
Bertugas
sebagai penjaga surga, seperti apa yangdikatakan Ibnu Katsir di haistnya,
beliau berkata :
و خا زن الجنة ملك يقال له رضوان , جاء مصرحابه في بعض الا حاديث
( البداية الجزء الاول : 53 )
·
Munkar
dan Nakir
Mereka
berdua bertugas sebgai pemberi soal atau pertanyaan di dalam kubur.
·
Raqib
dab Atid
Diantara
ulama berpendapat bahwa ada malaikat yang bernama Raqib dan Atid, seperti yang
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an :
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ
وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ
عَتِيدٌ (18)
(17) (yaitu) ketika dua
orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan
yang lain duduk di sebelah kiri. (18) Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.
Dan dijelaskan sesuai dengan ayat ini, maka Raqin dan Atid
mempunyai urusan akan amalan-amalan yang dilakuakan oleh seorang hamba. Sehigga
manusia tidak bisa terlepas dari kehadiran dua maaikat ini.
·
Izra’il
Bertugas
sebagai malaikat pencabut nyawa
9.
Malaikat
itu akan mati
Malaikat itu
akan mati sebagaimana wafatnya jin dan manusia.[7]
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi ( Az-Zumar : 68 )
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى
فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ)
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing).”
Dalam ayat diatas, maka dijelaskan
bahwa malaikat akan mati karena mereka dilangit. Ibnu Katsir menafsirkan ayat
itu yang berisikan dan
hal ini tejadi ketika terompet kedua dibunyikan, yaitu ketika meninggalnya
mereka yang hidup dari penduduk langit dan bumi keculi bagi mereka yang dikehendaki oleh
Allah.
Tafsir
lain yang menunjukkan bahwa malaikat akan mati adalah :
كل
شئ هالك الا وجهه ( القصص : 88 )
“Tiap-tiap
sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”
Sifat Malaikat
Allah telah
menjadikan malaikat “kiromim baroroh”, seperti apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur’an ;
بايدي
سفرة . كرا م بررة ( عبس : 15-16 )
(15) Di tangan Para penulis (malaikat) (16)
Yang mulia lagi berbakti.
Maksud
dari “aidi safaroh” adalah malaikat, karena malaikatlah utusan Allah SWT kepada
rasul-rasul dan nabi-nabiNYA. Dan Allah sudah menjadikan manusia “kiromim
baroroh”, yaitu penciptaanya yang mulia dengan akhlak-aklhaknya sertia
perilakunya yang suci.[8]
Kemampuannya :
1.
Malaikat
mempunyai kemampuan dalam penyamaran sebagai manusia yang tidak bisa dilakukan
oleh manusia. Dalam sebuah cerita diutusnya Jibril kepada Maryam, dan Jibril
pun menyamar sebagai manusia. Yang di Al-Qur’an disebutkan dalam surah
( Maryam 16-19 ).
Selain itu ada juga Ibrahim yang didatangi oleh Malaikat dengan
menyamar sebagai manusia dan Ibrahim tidak tahu kecuali mereka manampakkan
hakikatnya. Ada juga Nabi Luth yang pendapat para malaikat yang menyamar
sebagai pemuda-pemuda tampan, sehingga membuat Nabi Luth merasa curiga dan
merasa dadanya sempit karena kedatangannya dan kaumnya sendiri adalah kaum yang
melakukan perbuatan keji hingga datang peringatan dari Allah SWT. Hal ini
dijelaskan dalam Alqur’an :
وَلَمَّا
جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا
يَوْمٌ عَصِيبٌ (77)
“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada
Luth, Dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan
Dia berkata: "Ini adalah hari yang Amat sulit” ( Al-Hud : 77 )
2.
Kecepatan
Malaikat yang tak terkalahkan.
Kecepatan malaikat ini lebih cepat dari yang lain. Tidak bisa
diqiyaskan akan kehidupan manusia dengan malaikat. Malaikat cepat yang tidak
ada tandingannya. Dalam sebuh cerita diceritakan bahwa seorang sahabat
bertaanya kepada Nabi, dan nabi pun membutuhkan jawaban dari Allah, sehingga
diutuslah malaikat degan cepat yang hanya dihitung dalam hitungan detik. Ddan
kita ketahui jika ada seserang yang ingin pergi dari luar angkasa tentunya
mereka membutuhkan berjuta-juta tahun untuk sampai.[9]
3.
Malaikat
mempunyai ilmu yang cukup yang diberikan oleh Allah SWT. Namun malaikat tidak
mempunyai kemampuan seperti apa yang diberikan Allah SWT kepada manusia dalam
mengetahui sesuatu. Dalam Al-Qur’an disebutkan :
و علّم ادم
الأسماء كلها ثم عرضهم على الملا ئكة فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء ان كنتم صادقين .
قالوا سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم ( البقرة : 31-32 )
31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!"
32. Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
Dari ayat diatas maka diketahui bahwa manusia mempunyai kemampuan
dalam mengetahui segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan malaikat, sedangkan
malaikat untuk mengetahui semua itu dengan bertemu Allah SWT secara langsung.
B. Ibadah Malaikat
Kita melihat dari kebiasaan malaikat yang sudah mempunyai tabi’at
sebagai makhluk yang taat kepada Allah SWT , mereka tidak mempunyai syahwat
sehingga tidak melakukan maksiat.[10]
Seperti yang terlah dijeaslan dalam Al-Qur’an :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan” ( At-Tahrim : 6 )
Ibadah-ibadahnya
a.
Bertasbih
kepada Allah
Malaikat
selalu menyebut nama Allah SWT, dan yang paling sering dilakukan adlah
mengagungkan nam Allah , seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an :
و الملا ئكة يسبحون بحمد ربهم ( الشوري : 5 )
b.
Shalatnya.
Dalam
sebuh hadist disebutkan bahwa menegnai malaikat yang juga membuat shaf saat
shalat :
الا تصف ون كما تصف الملا ئكة عند ربها ؟ و عندما سئل عن كيفية
اصطفافهم قال : يتمون الصف الاول فالاول , و يترا صون في الصف ( رواه البخاري )
Dan
dalam Al-Qur’an juga disebutkan :
و انا لنحن الصافون ( الصا فات : 165 )
“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan
perintah Allah).”
c.
Hajinya.
Dan
malaikat mmepunyai ka’bah di langit ke tujuh yang mana mereka melakukan ibadah
haji disana. Ka’bah ini dinamakan dengan : al-baitu al-ma’mur.hal ini di
sebutkan dalam surat At-Thur ayat 4 :
و البيت المعمور ( الطور : 4 )
“Dan demi Baitul Ma'mur”.
d.
Ketakutan
malaikat tehadap Allah.
Dijelaskan
bahwa malaikat sangatlah takut dengan tuhan mereka (Allah). Hal ini karena malaikat
sangat mengagungkan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam potongan surat
al-Anbiya : 28 :
و هم من خشيته مشفقون
“Dan mereka itu selalu
berhati-hati karena takut kepada-Nya.”
C. Malaikat dan Manusia
Peran Malaikat dalam Penciptaan Manusia :
قَالَ عَبْدُ اللهِ بن مسعود ، حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم وَهْوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي
بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ
يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ
وَشَقِيٌّ ، أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ
مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلاَّ
ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ. ) متفق عليه (
Abdullah Bin Mas’ud berkata : Rasulullah menyampaikan
kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : sesungguhnya
seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya didalam perut ibunya sebagai
setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh
hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat kemudian ditiupkan kepadanya
ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya,
ajalnya , amalnya, dan kecelakaan atau kebahagiannya. Demi Allah yang tiada
ilah selain Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakuakan perbuatan
ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi
telah ditetapkan baginya ketentuan dia melakukan perbuatan ahli neraka sehinnga
masuklah ia kedalamnya. Sesungguahnya diantara kalian ada yang melakukan
perbuatan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dan neraka sehasta kemudian
dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah ia kedalamnya. (Hadits riwayat
Bukhari dan Muslim)
1.
Malaikat Sebagai Penjaga Bani Adam
Malaikat
memiliki tugas menjaga manusia sebagaimana yang tercantum dalam ayat berikut
ini:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ
يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
“Baginya (manusia) ada malaikat malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran dari depan dan belakangnya.” (13. 11)
Ibnu Abbas menjelaskan bahwasanya
arti muaqqibat ialah malaikat yang menjaga manusia dari belakang dan
belakangnya.[11]
2. Malaikat Sebagai Pengirim Wahyu
dari Allah Kepada Nabi.
قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ
فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah (Muhammad)” Barang
siapa menjadi musuh Jibril maka ketahuilah bahwa dialah yang menurunkan (Al
Qur’an) kedalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa ( kitab kitab) yang
terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira kepada orang yang beriman.
( 1. 97 )
3. Malaikat Menyuruh Manusia untuk
Melakukan Kebaikan
Setiap manusia memiliki qarin dari
malaikat yang selalu menyuruh kepada kebaikan, dan juga qarin dari jin yang
menyuruh kepada kejelekan sebagai mana yang tercantum dalam hadits dibawah ini:
عَنِ
ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْكُمْ
مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينٌ مِنَ الْجِنِّ ، قَالُوا :
وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : وَإِيَّايَ ، إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ
أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ ، فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ )رواه مسلم(
dititipkan seorang Qarin dari golongan Jin. Mereka berkata : Engkau
juga wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Ya, akan tetapi Allah telah membantuku
untuk menundukkannya sehingga dia berislam, maka dia tidak menyuruh aku selain
kepada kebaikan )Hadits
riwayat Muslim)
Hal ini juga tecantum dalam hadits berikut ini :
عن جابر رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إذا
أوى أحدكم إلى فراشه
ابتدره ملك و شيطان يقول الشيطان افتح بشر و يقول الملك افتح بخير فإن ذكر الله
ذهب الشيطان و يأت الملك ويكلأه و إذا استيقظ ابتدره ملك و شيطان يقول الشيطان : افتح بشر و يقول الملك : افتح بخير فإن قال
الحمد لله الذي رد إلي نفسي بعد موتها و لم يمتها في نومها الحمد لله الذي يمسك
السماء أن تقع على الأرض إلا بإذنه إن الله بالناس لرؤوف رحيم الحمد لله الذي يحيي
الموتى و هو على كل شيء قدير فإن خر من دابة مات شهيدا و إن قام فصلى صلى في
الفضائل )رواه مسلم(
Dari Jabir : Rasulullah bersabda : apabila seseorang
dari kalian berbaring ke kasurnya maka malaikat dan syaitan menghampirinya
syaitan berkata “mulailah dengan kejelekan” dan Malaikat berkata” mulailah
dengan kebaikan”. Maka apabila dia berzikir kepada Allah maka pergilah syaitan
dan datanglah malaikat dan . dan apabila dia bangun maka malaikat dan syaitan
menghampirinya, syaitan berkata kepadanya mulailah dengan kejelekan dan malaikat
berkata mulailah dengan kebaikan. Apabila dia mengatakan segala puji bagi Allah
yang telah mengembalikan nyawa saya setelah saya mati dan tidak mematikan aku
ketika aku tidur, segala puji bagi Allah yang telah menahan langit agar tidak
terjatuh kebumi kecuali dengan kehendaknya, sesungguhnya Allah maha lembut dan
penyayang, segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan yang mati dan dia
maha kuasa diatas segala sesuatu. Apabila dia meninggal maka dia meninggaldalam
keadaan syahid, dan apabila dia shalat maka dia shalat dengan banyak keutamaan
( Hadits riwayat Muslim)
4.
Kecintaan Malaikat kepada Orang Mu’min
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال إن الله تعالى إذا أحب عبدا قال لجبريل عليه
السلام إني أحب فلانا فأحبه فيحبه جبريل فيقول لأهل السماء إن الله عز وجل يحب
فلانا فأحبوه قال فيحبه أهل السماء ويوضع له القبول في الأرض . قال العلاء فقلت ما
القبول قال المودة بين الناس . )رواه ابن عساكر(
Dari Abu Hurairah; Nabi bersabda : Sesungguhnya Allah
apabila mencintai seorang hamba Dia berkata kepada Jibril sesungguhnya Aku
mencintai Fulan maka cintailah dia. Kemudian Jibril mencintainya dan dia
(Jibril) berkata kepada penghuni langit: sesungguhnya Allah mencintai Fulan
maka cintailah ia, maka para penghuni langit juga mencintainya maka
diberikanlah dia Qabul. Aku berkata apakah qabul itu maka beliau menjawab
kecintaan diantara manusia. ( Hadits riwayat Ibnu Asakir)
5.
Menulis Amal Bani Adam
Hal ini didasarkan dari ayat berikut :
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Apa yang
diucapknya dari perkataan kecuali ada padanya Raqib dan Atid ( 50. 18)[12]
6.
Menyeru Para Manusia untuk Berbuat Baik dan Mendoakan Mereka
عن أبي الدرداء قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ما طلعت شمس
قط إلا بعث بجنبتيها ملكان يناديان
يسمعان أهل الأرض إلا الثقلين يا أيها الناس هلموا إلى ربكم فإن ما قل وكفى خير
مما كثر وألهى ولا آبت شمس قط إلا بعث بجنبتيها ملكان يناديان
يسمعان أهل الأرض إلا الثقلين اللهم أعط منفقا خلفا
وأعط ممسكا مالا تلفا ( رواه احمد)
Abu Darda berkata : Rasulullah bersabda : Tidaklah
matahari terbit melainkan diutus di dua sisinya dua malaikat berseru, semua
peduduk bumi mendengarnya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata “Wahai
manusia menghadaplah kalian kepada rab kalian, karena yang sedikit dan cukup
itu tentu lebih baik bagi kalian daripada yang banyak akan tetapi digunakan
untuk foya foya. Dan tidaklah matahari terbenam melainkan diutus dua sisinya
dua malaikat yang menyeru, didengar oleh seluruh penghuni bumi selain jin dan manusia,
mereka berdua berkata “Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfak dan
hancurkanlah harta orang yang kikir (Hadits riwayat Ahmad)
عن البراء بن عازب أن نبي الله صلى الله عليه و سلم قال : إن الله وملائكته يصلون على الصف المقدم والمؤذن يغفر له بمد صوته ويصدقه من سمعه من رطب ويابس وله
مثل أجر من صلى معه ( رواه احمد
والنسائي)
Dari Barra bin Azib Nabi pernah bersabda : sesungguhnya
Allah dan malaikatnya bersalawat kepada orang yang berada di saf pertama, dan
muazin akan diampuni dosanya sepanjang radius suaranya, dan dia akan dibenarkan
segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun kering dan dia
akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang shalat bersamanya. (
Hadits riwayat Ahmad dan Nasa,i)
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ
وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا
وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
qYaitu yang membawa arsy dan yang disekelilingnya
bertasbih dengan memuji tuhannya dan beriman kepadan Nya dan memintakan ampunan
kepada orang yang beriman, seraya berkata wahai tuhan kami rahmat dan ilmu yang
ada pada Mu meliputi segala sesuatu maka
berilah ampunan kepada orang orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agama Mu
dan peliharalah mereka dari azab neraka ( 24. 8 )[13]
7.
Malaikat Melaknat Manusia
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا
دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ
أَنْ تَجِيءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ )رواه البخارى(
Dari Abu Hurairah; dari nabi beliau bersabda: apa bila
seseorang laki laki memanggil istrinya ke kasurnya kemudian dia enggan datang
maka malaikat akan melaknatnya sampai pagi )Hadits
riwayat Bukhari)[14]
D. Perselisihan Ulama Siapakah yang
Lebih Mulia diantara Manusia dan Malaikat.
Para ulama berbeda pendapat
tentang siapakah yang lebih mulia diantara orang orang sholih dan malaikat.
Orang yang mengatakan bahwasanya orang solih lebih mulia daripada malaikat
mereka berlandaskan ayat yang berbunyi
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan,
mereka itulah sebaik baiknya makhluk ( 98. 7)
Adapun pendapat yang menyatakan bahwasanya malaikat
lebih mulia daripada manusia berdasarkan dari ayat yang berbunyi
وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ
أَن تَكُونَا
مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Dan setan berkata” tuhanmu hanya melarang kamu berdua
mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi
orang yang kekal di surga ( 7. 20)
E. Malaikat dan Makhluk Lainnya
1. Pertentangan Pada Masalah-Masalah Terdahulu
Ibnu Katsir dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid
(1/58) mengatakan bahwasannya terjadi
pertentangan diantara manusia mengenai mana yang lebih utama diantara malaikat
dan manusia. Akan tetapi hal ini tidak banyak dibahas dalam kebanyakan kitab
mutakallimin. Perkataan yang terdahulu adalah apa yang disebutkan oleh Hafid
bin Asakir dalam sejarah dalam terjemahan Umayyah bin Amru bin Said bin Ash
:
"Sesungguhnya
dia datang ke majelis milik Umar bin Abdul Aziz dan jamaahnya. Umar mengatakan bahwa
tidak ada makhluk yang lebih dimuliakan Allah seperti dimuliakannya anak cucu
Adam, dengan dalil
firman Allah : (إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات أولئك هم خير البرية) [البينة: 7]
artinya : Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Pernyataan ini disetujui Umayyah bin Amru bin Said. Akan tetapi,
Arak Ibnu Malik menyanggahnya dengan mengatakan bahwasannya tidak ada satu
makhlukpun yang lebih dimuliakan Allah
daripada malaikatnya, mereka adalah khadimah Allah di rumah-Nya, diutus kepada
nabi-nabi-Nya. Arak Ibnu Malik menyandarkan pendapatnya pada firman Allah
:
{مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ
الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ
الْخَالِدِينَ} [الأعراف: 20...]
Yang artinya ‘Tuhanmu hanya melarang kamu
berdua mendekati pohon ini agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak
menjadi orang yang kekal dalam surga’ ”
Maka berkata Umar bin Abdul Aziz
: “Apa yang kamu katakan wahai ayah Hamzah ? Sungguh Allah telah
memuliakan Adam, Dia menciptakannya dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh
kepadanya, dan malaikat bersujud kepadanya, dan dijadikan dari keturunannya
nabi-nabi dan Rasul yang diantara mereka dikunjungi malaikat.” tambah Umar
meyakinkan.[15]
2. Pendapat-Pendapat
dalam Perkara Ini
Disebutkan dalam
Syarh Ath-Thahawiyah disandarkan kepada Ahlu Sunnah bahwasannya hanya orang
shalih dan nabi-nabi saja yang lebih utama dari malaikat. Mu’tazilah dalam hal
ini lebih mengutamakan malaikat, sedangkan Al-As’ariyah mengikuti dua pendapat,
diantara mereka ada yang lebih mengutamakan nabi-nabi dan manusia, dan diantara
mereka ada yang sependapat dengan mu’tazilah yang demikian itu terdapat dalam
cerita. Syi’ah dalam hal ini berpendapat bahwa sesungguhnya seluruh imam mereka
lebih utama dari seluruh malaikat walaupun diantara manusia menafsirkan dengan tafsiran yang lain.
Disisi yang
lain, Assafarin menyebutkan bahwa Imam Ahmad ra. berkata :
" يخطئ
من فضل الملائكة، وقال: كل مؤمن أفضل من الملائكة "
Artinya : “Saya tidak setuju dengan dianggap
lebih utamanya malaikat. Setiap mu’min lebih utama dari malaikat.”[16]
3.
Dalil Orang-Orang yang Lebih Mengutamakan Manusia atas Malaikat
Dalil pertama :
Allah
memerintahkan kepada malaikat bersujud kepada Adam, kalau bukan karena
keutamaannya, maka tidak akan ada perintah untuk bersujud kepadanya.
(وإذ
قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس أبى واستكبر...) [البقرة: 34] Firman Allah
:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat ‘sujudah kamu kepada Adam !’ Maka merekapun sujud kecuali
iblis...”
Sujud
kepada nabi Adam adalah termasuk ibadah kepada Allah, bentuk ketaatan dan
mendekatkan diri kepada-Nya. Perintah sujud itu untuk menunjukkan kehormatan
dan kemuliaan Adam. Dan dalam hal ini, tidak pernah ada perintah bagi Adam
untuk bersujud kepada malaikat. Adam dan keturunannya tidak pernah
diperintahkan untuk bersujud kepada selain Allah.
Dalil kedua :
Dikatakan Allah
mengenai balasan bagi iblis : (أرأيتك هذا الذي كرمت علي...) [الإسراء: 62]
"Ia
(iblis) berkata, ‘Terangkanlah kepadaku ! Inikah yang lebih engkau muliakan
daripada aku ?...”
Dalil
ini menunjukkan keutamaan Adam atas iblis karena mereka diperintahkan untuk
bersujud kepadanya.
Dalil
ketiga : Allah Swt. menciptakan Adam
dengan tangan-Nya dan menciptakan malaikat dengan perkataan-Nya.[17]
Dalil keempat :
Firman Allah : (...إني جاعل في الأرض خليفة...) [البقرة: 30]
“...Aku hendak menjadikan khalifah di bumi...”
Khalifah, lebih dihormati daripada yang bukan khalifah.
Dalil kelima :
Keutamaan
Bani Adam atas malaikat adalah dari ilmunya. Hal ini terlihat ketika Allah
bertanya kepada mereka tentang pengetahuan mengenai nama-nama benda, maka
mereka tak bisa menjawabnya. Mereka mengakui lebih baiknya Adam dan Adampun
memberikan pengetahuannya.
Firman Allah : (...قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا
يعلمون...) [الزمر: 9]
“ ...Katakanlah, apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?...”
Dalil keenam :
Menunjukkan
bahwasannya manusia lebih utama karena untuk menjadi taat, manusia mengalami
proses yang lebih susah karena manusia
dipenuhi dengan syahwat, ketamakan, kemarahan, hawa nafsu, dan hal yang seperti
itu tidak ada pada malaikat.
Dalil ketujuh :
Para salaf
lebih banyak memperbincangkan hadits-hadits yang berisi mengenai keutamaan
orang yang shalih atas malaikat.
Dalil kedelapan
: Bangganya Allah terhadap malaikat
Allah
membanggakan ibadah malaikat yang mana mereka melakukan apa yang diwajibkan dan
apa yang diperintahkan.[18]
عن أبي هريرة: أن الرسول صلى الله عليه وسلم قال: (إن الله يباهي
بأهل عرفات أهل السماء،
فيقول لهم : انظروا إلى عبادي هؤلاء جاؤوني شعثا غبرا) . إسناده صحيح، رواه
ابن حبان في صحيحه، والحاكم، والبيهقي في السنن.
Artinya : “Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah bersabda
(sesungguhnya Allah bangga terhadap orang yang tengah wukuf di Arafah dan
berkata kepada para malaikat-Nya : “Lihatlah kepada hamba-hamba-Ku, mereka
mendatangi-Ku dalam keadaan kusut, dan berdebu.
Orang-orang
yang menganggap malaikat lebih utama, mereka mengharap seperti apa yang ada
dalam hadits (من ذكرني
في نفسه ذكرته في نفسي، ومن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير منهم)
Artinya : “Barangsiapa
mengingat-Ku dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hat, dan bila ia
mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai,
Bahkan lebih baik daripada ingatannya.” (Hadits Qudsi, Kitab Risalatul
Muawwanah)
4. Pembenaran
atas Perkataan
Meyakinkan perkataan yang telah
disebutkan Ibnu Taimiyah, bahwasannya manusia yang sholih itu lebih utama,
diibaratkan seperti harta terakhir (sangat berharga). Sesungguhnya yang
demikian itu jika masuk surga mereka berada pada
derajat yang tinggi, kehidupan mereka dipenuhi dengan kasih sayang, mereka
semakin dekat dengan Allah, penghormatan mereka dapatkan, mereka merasa senang
melihat wajah-Nya yang mulia, dan malaikat berdiri dalam pengabdiannya dengan
izin tuhan-Nya.
Malaikat berada pada posisi yang tinggi
karena mereka tenggelam dalam beribadah kepada Allah, dan tidak ada keraguan
lagi pada malaikat, bahwa kehidupan mereka lebih sempurna daripada kehidupan
yang manusa miliki.[19]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaikat
diciptakan Allah dari cahaya. Mereka mempunyai sayap-sayap, tidak berjenis
kelamin laki-laki atau perempuan, tidak makan dan minum, dan tidak juga bosan
dan lelah. Mereka tinggal di langit. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka
selain Allah. Diantara nama-nama malaikat adalah Jibril, Mikail, Munkar, Nakir,
Roqib, Atid, Malik, Ridwan, Israfil, Izrail. Sama seperti manusia, malaikatpun
kelak akan mati, akan tetapi yang akhlak dan perilaku mereka sangatlah mulia.
Mereka juga dikaruniai beberapa kemampuan seperti :
a.
Malaikat
mempunyai kemampuan dalam penyamaran sebagai manusia yang tidak bisa dilakukan
oleh manusia.
b.
Kecepatan
Malaikat tak terkalahkan.
c.
Mereka
mempunyai ilmu yang diberikan oleh Allah SWT.
Allah menjadikan malaikat tanpa
syahwat sehingga tidak melakukan maksiat. Mereka beribadah kepada Allah dengan
bertasbih, shalat, haji, dan mereka
takut kepada Allah SWT.
Malaikat memiliki beberapa peran
terhadap manusia. Peran-peran tersebut adalah :
a.
Malaikat sebagai penjaga bani adam
b. Malaikat sebagai pengirim wahyu
dari Allah kepada Nabi.
c. Malaikat menyuruh manusia untuk
melakukan kebaikan
d.
Mencintai manusia
e.
Menulis amal bani adam
f.
Menyeru para manusia untuk berbuat baik dan mendoakan mereka
g.
Malaikat Melaknat Manusia
Mengenai
siapa yang lebih utama diantara mereka ? apakah malaikat ataukah manusia, para
Ulama masih berbeda pendapat. Mereka yang menganggap lebih utama menyandarkan pendapatnya pada
surah Al-Bayyinah : 7 sedangkan mereka yang lebih mengutamakan malaikat
menyandarkan pendapatnya pada surah Al-A’raf : 20.
B. Saran
Demikian pembahasan kami dalam makalah yang sederhana
ini. Pepatah mengatakan, “Tak ada gading
yang tak retak”, maka tentulah makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca sekalian. Semoga
makalah yang ringkas ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘atibi, Umar bin Sulaiman bin Abdullah Al-Asyqor. 1983. ‘Alamul Malaikat Al-Abrar. Kuwait : Maktab al-falah.
[1] Umar bin Sulaiman bin Abdullah Al-Asyqor al-‘atibi.
‘Alamul Malaikat Al-Abrar. Maktab al-falah. Kuwait. 1983.hlm.9
[15] Ibid., hlm. 85
[16] Ibid., hlm.86
[17] Ibid., Hlm. 87
[18] Ibid., hlm. 88
[19] Ibid., hlm. 89
Komentar
Posting Komentar