Makalah Hari Kiamat


A.    Latar Belakang

Hari kiamat adalah salah satu hal yang wajib kita imani, karena hari kiamat sendiri merupakan salah satu pilar dari rukun iman yang jumlahnya ada Enam. Lebih tepatnya, hari kiamat merupakan rukun iman yang ke lima.
Kiamat juga merupakan hari dimana bumi dan seisinya hancur, banyak ayat dan hadits yang menyeritakan tentang kiamat itu sendiri, mulai dari tanda – tanda, nama – nama hari kiamat, kejadian pada saat hari kiamat, kapan hari kiamat turun, dan lain sebagainya.
            Dalam hadits juga diriwayatkan bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari jumat, namun rasul tidak dapat memastikan karena hari kiamat merupakan rahasia Allah S.w.t. Namun walaupun demikian, penting rasanya untuk tetap mempelajari tentang hari kiamat, agar kita dapat meningkatkan keimanan kita dan kita menjadi lebih berhati – hati dalam beramal di muka bumi ini, sehingga kita tidak termasuk orang yang mengalami hari kiamat.

B.       Rumusan Masalah

1.        Apa saja peristiwa yang terjadi sebelum hari kiamat?
2.        Apa saja tanda-tanda hari kiamat?
3.        Apa yang dimaksud dengan dengan baats, mahsyar, hisab dan mizan?
4.        Apa yang dimaksud dengan haudh, shirat, dan syafa’at?

C.    Tujuan Penulisan

1.        Untuk mengetahui peristiwa pada hari kiamat
2.        Untuk mengetahui kehidupan setelah hari kiamat
3.        Untuk mempertebal iman kita.



BAB II

PEMBAHASAN

Hari kiamat banyak disebutkan dalam surat – surat yang tertulis pada kitab suci Al-Quran, adapun surat – surat yang memberikan informasi tentang hari kiamat adalah Surat Al-Waqi’ah, Al-aqah, Al-Qiyamah, An-Naba’, At-Takwir, Al-Ifthar, Al-Ghasiyah, Al-Zalzalah, dan Al-Qari’ah. Namun kejadian pada hari kiamat juga disinggung dalam Surat Yasin, walaupun surat tersebut tidak secara langsung memiliki makna hari kiamat.
Selain dalam Al-Quran, banyak juga hadits yang memberikan gambaran tentang hari kiamat. Mulai dari pengertian hari kiamat, tanda – tanda kiamat, hal yang terjadi saat hari kiamat telah tiba, dan hal yang terjadi setelah kiamat tiba.

A.    Pengertian Hari Kiamat

Menurut Ibnu katsir, kiamat memiliki dua konteks makna[1]
1.        Makna Hari Akhir dalam konteks semua manusia secara umum : Hari saat sangkakala ditiup untuk ke dua kalinya. Sesuai Quran surat Al – Haqqah ayat 13 – 15 :
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ ( 13 ) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14 ) فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (15)
Artinya: "Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah bumi dan gunung - gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah kiamat."
2.        Makna Hari Akhir dalam konteks individu : Hari akhir terjadi ketika sakaratul maut sampai masuk ke surga atau neraka.

1.      Tanda – tanda kiamat

Tanda – tanda kiamat sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Tanda – tanda kiamat kecil
Pada dasarnya, sangat banyak tanda – tanda kiamat kecil yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Namun mengingat terbatasnya tempat, kami memilih beberapa tanda – tanda kiamat kecil yang menurut kami sudah sering terjadi pada kehidupan kita. Berikut tanda – tanda kiamat kecil yang berhasil kami dapatkan
1)        Memperindah Masjid dan Bermegah-megahan Dengannya
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas a.s. bahwa Rasulullah berkata :
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ».
Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga manusia bermegah – megahan dalam membangun masjid.(Musnad Ahmad 3 :134)[2]
·         Takhrij Hadits
-          Musnad Ahmad, No. 12379, Juz 19 halaman 372
-          Sunan ad-Darimi, No. 1448, Juz 2 halaman 883
Kejadian di atas sudah sangat sering kita jumpai pada lingkungan sekitar kita, orang – orang berlomba – lomba membangun masjid. Ironinya, tidak jarang kita melihat hanya terdapat sedikit jamaah pada masjid – masjid yang besar itu.
2)        Banyak Gempa Bumi
Abdullah bin Hawlah r.a. meriwayatkan :bahwa Rasulullah berkata :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ، أَنَّ ابْنَ زُغْبٍ الْإِيَادِيَّ حَدَّثَهُ قَالَ: نَزَلَ عَلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ الْأَزْدِيُّ فَقَالَ لِي: وَإِنَّهُ لَنَازِلٌ عَلَيَّ فِي بَيْتِي بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَوْلَ الْمَدِينَةِ عَلَى أَقْدَامِنَا لِنَغْنَمَ، فَرَجَعْنَا وَلَمْ نَغْنَمْ شَيْئًا، وَعَرَفَ الْجَهْدَ فِي وُجُوهِنَا فَقَامَ فِينَا فَقَالَ: «اللَّهُمَّ لَا تَكِلْهُمْ إِلَيَّ فَأَضْعُفَ، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَيَعْجِزُوا عَنْهَا، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى النَّاسِ فَيَسْتَأْثِرُوا عَلَيْهِمْ» ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي، أَوْ هَامَتِي، فَقَالَ: «يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتِ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ»
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bn Mahdi telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah, dari Dlomroh bin Habib bahwa Ibnu Zughb Al Iyadi telah menceritakan kepadanya, ia berkata, 'Abdullah bin Hawalah Al Azdi singgah di tempatku, lalu ia berkata kepadaku, Rasulullah SAW mengutus kami untuk mendapat rampasan perang dengan berjalan kaki. Kemudian kami tidak mendapatkan sesuatu, dan beliau mengetahui kondisi berat pada wajah kami. Kemudian beliau berdiri dan berdoa, "ALLAHUMMA LAA TAKILHUM ILAYYA FA-ADH'UFA 'ANHUM, WA LAA TAKILHUM ILAA ANFUSIHIM FAYA'JIZUU ANHAA, WA LAA TAKILHUM ILAN NAASI FAYASTA'RUU 'ALAIHIM. Kemudian beliau melettakkan tanganku di atas kepalaku, kemudian beliau berkata, "Wahai putra hawlah, jika engkau melihat perselisihan telah terjadi di tanah suci, maka telah dekat terjadinya gempa – gempa bumi, bala bencana dan perkara – perkara yang besar, dan hari kiamat pada waktu itu lebih dekat kepada manusia dari pada kedua tanganku ini terhadap kepalamu”(Musnad Ahmad 5 : 118)[3]
Takhrij hadits di atas adalah : Sunan Abu Dawud, No. 2535, Juz 3, halaman 19.
Jika kita lihat pada keadaan lingkungan kita saat ini, sangatlah sering terjadi bencana alam. Baik itu berupa gempa bumi, tsunami, maupun gunung meletus. Hal tersebut sesuai dengan hadits diatas, dan merupakan pertanda bahwa kiamat semakin dekat.
3)        Banyaknya Kaum Wanita dan Sedikitnya Kaum Pria
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: لَأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لاَ يُحَدِّثُكُمْ أَحَدٌ بَعْدِي، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يَقِلَّ العِلْمُ، وَيَظْهَرَ الجَهْلُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً القَيِّمُ الوَاحِدُ "
Artinya : “Diantara tanda – tanda telah dekatnya kiamat ialah sedikitnya ilmu (tentang agama), merajalelanya kebodohan dan perzinaan, banyaknya kaum wanita, dan sedikitnya kaum laki – laki, sehingga bagi lima puluh orang wanita hanya terdapat satu orang pengurus (laki-laki).” (Sahih Bukhari, Kitab al-Ilm 16 : 221)[4]
Takhrij Hadits: Musnad Ahmad, No.11944, Juz 19, halaman 11
Dalam hadits tersebut, selain disebutkan tanda – tanda kecil kiamat yang berupa banyaknya wanita dan sedikitnya kaum pria, disebutkan juga beberapa tanda – tanda lain seperti sedikitnya ilmu agama, banyaknya kaum wanita, dan merajalelanya kebodohan dan perzinaan. Dan hal tersebut sudah banyak terjadi pada masa kita ini.
4)        Waktu Terasa Semakin singkat
Diriwayatkan dari abu Hurairah r.a. ia berkata : tlah berkata padanya Rasulullah s.a.w :
حَدَّثَنَا هَاشِمٌ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ الْخُوصَةُ» زَعَمَ سُهَيْلٌ
Artinya : “Tak akan datang kiamat sehingga waktu semakin berdekatan (semakin singkat), setahun seperti sebulan, sebulan seperti sejum’at, sejum’at seperti sehari, sehari seperti sejam, dan sejam hanya terasa sekejap.” (Musnad Ahmad 2 : 537 – 538)[5]
Takhrij Hadits: Musnad Abi Ya'la, No.6680 Juz 12, halaman 32.
b.        Tanda – tanda kiamat besar
1)             Al – Mahdi
Al – Mahdi adalah seorang laki – laki dari golongan ahlul bait yang diturunkan pada akhir zaman. Beliau merupakan keturunan Rasul dari hasan bin Ali. Nama asli beliau sama dengan nama Rasulullah, dan nama ayah beliau sama dengan nama ayah Rasulullah. Maka ia bernama Muhammad atau Ahmad ibn Abdullah. Ibnu Katsir berkata “Dia diberi nama Muhammad ibn Abdullah al-Alwi al-Fathimi al-Hasani r.a.”[6] Beliau muncul dari arah (kawasan) timur, sesuai dengan hadits dari Tsauban r.a.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى وَأَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْزِكُمْ ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ابْنُ خَلِيفَةٍ ثُمَّ لَا يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ فَيَقْتُلُونَكُمْ قَتْلًا لَمْ يُقْتَلْهُ قَوْمٌ ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا لَا أَحْفَظُهُ فَقَالَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Yusuf keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Sufyan At Tsauri dari Khalid bin Al Khadza dari Abu Qilabah dari Abu Asma Ar Rahabi dari Tsauban dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kelak tiga orang akan berperang didekat perbendaharaan kalian ini (yaitu Ka'bah), dan kesemuanya adalah anak khalifah. Dan tidak ada yang menang melainkan satu orang, lalu muncullah bendera-bendera hitam dari wilayah timur, mereka lantas memerangi kalian dengan peperangan sengit yang sama sekali belum pernah dilakukan kaum manapun. Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al Mahdi."[7]
Takhrij Hadits: Mustadrak 'Ala Shohihain Lil Hakim, No.8432, Juz 4, halaman 510.
Keadaan bumi dipenuhi oleh kedzaliman dan penganiayaan sebelum beliau diturunkan, namun beliau turun menghapuskan itu semua dan memperbaikinya sehingga bumi dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan. Sesuai dengan hadits berikut:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، عَنِ الْمُعَلَّى بْنِ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ بَشِيرٍ، عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ النَّاجِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنَ النَّاسِ وَزَلَازِلَ، فَيَمْلَأُ [ص:427] الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا، كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا، يَرْضَى عَنْهُ سَاكِنُ السَّمَاءِ وَسَاكِنُ الْأَرْضِ، يَقْسِمُ الْمَالَ صِحَاحًا» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: مَا صِحَاحًا؟ قَالَ: «بِالسَّوِيَّةِ بَيْنَ النَّاسِ» قَالَ: " وَيَمْلَأُ اللَّهُ قُلُوبَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غِنًى، وَيَسَعُهُمْ عَدْلُهُ، حَتَّى يَأْمُرَ مُنَادِيًا فَيُنَادِي فَيَقُولُ: مَنْ لَهُ فِي مَالٍ حَاجَةٌ؟ فَمَا يَقُومُ مِنَ النَّاسِ إِلَّا رَجُلٌ فَيَقُولُ أنا، فيقول: ائْتِ السَّدَّانَ - يَعْنِي الْخَازِنَ - فَقُلْ لَهُ: إِنَّ الْمَهْدِيَّ يَأْمُرُكَ أَنْ تُعْطِيَنِي مَالًا، فَيَقُولُ لَهُ: احْثِ حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ فِي حِجْرِهِ وَأَبْرَزَهُ نَدِمَ، فَيَقُولُ: كُنْتُ أَجْشَعَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ نَفْسًا، أَوَعَجَزَ عَنِّي مَا وَسِعَهُمْ؟ قَالَ: فَيَرُدُّهُ فَلَا يَقْبَلُ مِنْهُ، فَيُقَالُ لَهُ: إِنَّا لَا نَأْخُذُ شَيْئًا أَعْطَيْنَاهُ، فَيَكُونُ كَذَلِكَ سَبْعَ سِنِينَ - أَوْ ثَمَانِ سِنِينَ، أَوْ تِسْعَ سِنِينَ - ثُمَّ لَا خَيْرَ فِي الْعَيْشِ بَعْدَهُ - أَوْ قَالَ: ثُمَّ لَا خَيْرَ فِي الْحَيَاةِ بَعْدَهُ - "
Artinya : “Aku sampaikan kabar gembira kepada kalian dengan datangnya al –Mahdi yang akan diutus ( ke tengah – tengah manusia) ketika manusia sedang dilanda perselisihan dan kegoncangan – kegoncangan, dia akan memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan penganiayaan dan kedzaliman. Seluruh penduduk langit dan bumi menyukainya, dan dia membagi –bagikan kekayaan secara tepat (merata).” Lalu ada seorang bertanya kepada beliau, “Apakah yang dimaksud dengan sahih (tepat)?” beliau menjawab, “Merata di antara manusia.” Dan selanjutnya beliau bersabda “dan allah akan memenuhi hati umat Muhammad SAW dengan kekayaan (kepuasan), dan meratakan keadilan kepada mereka seraya memintakan seorang penyeru untuk menyerukan : ‘Siapakah yang membutuhkan harta?’ maka tidak ada seorangpun berdiri kecuali satu, lalu  al – Mahdi berkata, “Datanglah kepada bendahara dan katakanlah padanya, ‘sesungguhnya al – Mahdi menyuruhmu memberi uang.’ Kemudian bendahara berkata, ‘ambilah sedikit!’ Sehingga setelah dibawanya ke kamarnya, dia menyesal seraya berkata, ‘saya adalah umat Muhammad yang hatinya paling rakus, atau saya tidak mampu mencapai apa yang meraka capai’ Lalu ia  mengembalikan uang (harta) tersebut, tetapi ditolak seraya dikatakan padanya ‘Kami tidak mengambil apa yang telah kami berikan.’ Begitulah kondisinya waktu itu yang akan berlangsung selama tujuh, delapan, atau Sembilan tahun. Kemudian tidak ada kebaikan lagi setelah itu.[8]
Takhrij Hadits : Musnad Ahmad, No.11484, Juz 18, halaman 61
Hadits diatas juga menjelaskan bahwa setelah kematian al – Mahdi, bumi akan kembali diliputi oleh keburukan, dan fitnah – fitnah kembali bertaburan. Dan dalam riwayat lain yang senada dengan hadits diatas, disebtukan bahwa Al-Mahdi dari keturunan Nabi Muhammad, lebar dahinya dan mancung hidungnya.
2)        Al – Masih Ad – Dajjal
Allah menciptakan dua Al-Masih yang kontradiktif. Pertama Allah menciptakan nabi isa yang merupakan Al-Masih yang memberikan petunjuk, dapan menyembuhkan penyakit, serta menghidupkan orang mati. dan yang ke dua adalah Dajjal yang mmenyesatkan, juga menyebarkan huru – hara kepada manusia dengan menunjukkan kejadian yang luar biasa, seperti menurunkan hujan, menghidupkan bumi dengsan tumbuh tumbuhan, dan sebagainya.[9] Ia disebut Al-Masih karena salah satu matanya terhapus (buta) sesuai dengan hadits nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh abu hurairoh :
حَدَّثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا الْمَسْعُودِيُّ. وَأَبُو النَّضْرِ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ، الْمَعْنَى، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " خَرَجْتُ إِلَيْكُمْ وَقَدْ بُيِّنَتْ لِي لَيْلَةُ الْقَدْرِ ومَسِيحُ الضَّلَالَةِ، فَكَانَ تَلَاحٍ بَيْنَ رَجُلَيْنِ بِسُدَّةِ الْمَسْجِدِ، فَأَتَيْتُهُمَا لِأَحْجِزَ بَيْنَهُمَا، فَأُنْسِيتُهُمَا، وَسَأَشْدُو لَكُمْ مِنْهُمَا شَدْوًا: أَمَّا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وِتْرًا، وَأَمَّا مَسِيحُ الضَّلَالَةِ، فَإِنَّهُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، عَرِيضُ [ص:283] النَّحْرِ، فِيهِ دَفَأٌ، كَأَنَّهُ قَطَنُ بْنُ عَبْدِ الْعُزَّى "
Artinya : Rasulullah berkata : “ Adapun Masih kesesatan itu adalah buta sebelah matanya, lebar jidatnya, bidang dadanya bagian atas dan bengkok.[10]
Takhrij Hadits: Musnad Abu dawud ath-Thoyalusi, No.2655, Juz 4, halaman 264.
Pada hadits dari Fatimah binti Qais terdahulu disebutkan bahwa Nabi SAW menjelaskan tentang kemunculan dajjal
أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ، أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ، لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ، مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ، مَا هُوَ» وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ، قَالَتْ: فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
Artinya : “Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau laut yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu arah timur? Apa itu dari arah timur?” dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk kea rah timur." (Sahih Muslim 18 : 83) [11]
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota ashbahan. Saat dajjal keluar, dia diikuti oleh orang – orang yahudi, seperti yang tertuliskan pada riwayat Anas Ibn Malik
حَدَّثَنَا مَنْصُورُ بْنُ أَبِي مُزَاحِمٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ عَمِّهِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ، سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ»
Artinya : “Dajjal akan diikuti oleh orang orang yahudi Ashfahan sebanyaktujuh puluh ribu orang yang menggunakan jubbah tiada berjahit.”(Sahih Muslim 18 : 85 -86)[12]
Takhrij Hadits: Musnad Ahmad, No. 13344, Juz 21, halaman 55.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa para pengikut Dajjal yang lain berasal dari orang non arab dan juga kaum wanita.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ مِنْهُ، مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ، أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ، مَاءٌ أَبْيَضُ، وَالْآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ، نَارٌ تَأَجَّجُ، فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ، فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ، ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ، فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ، وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ، عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيظَةٌ، مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ، يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ»
Artinya : "Dari huzaifah berkata : “Rosul bersabda, ‘ Sungguh aku lebih mengetahui apa yang menyertai Dajjal. Ia akan bersama dua buah sungai yang mengalir, yang satu kelihatan mengalirkan air, dan satunya lagi kelihatan mengalirkan api yang menyala – nyala, maka hendaklah ia mendatangi sungai yang berisi api itu, dan hendaklah ia pejamkan matanya, karena yang nampak api itu adalah air yang dingin." (Sahih Muslim 18 : 61)[13]
Takhrij Hadits: Musnad Ahmad, No.23279, Juz 38, halaman 312.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Dajjal memiliki surga dan neraka, sesungguhnya surga milik dajjal adalah nerakanya Allah, dan neraka milik dajjal adalah surganya Allah. Selain ia membawa surga dan neraka, Dajjal juga dapat melakukan sesuatu yang luar biasa, seperti menurunkan hujan, menghidupkan menumbuhkan tumbuh – tumbuhan dengan segala hasilnya, dan kejadian – kejadian luar biasa lainnya. Dan diriwayatkan pada hadits dari Nawwas ibn Sam’an bahwa dajjal akan hidup di bumi selama 40 hari. Adapun binasanya Dajjal adalah di tangan Nabi isa a.s.[14]
3)        Turunnya Nabi Isa
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah yang Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ آدَمَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَيْسَ [ص:118] بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ - يَعْنِي عِيسَى - وَإِنَّهُ نَازِلٌ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ: رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ، بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ، كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ، وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ، فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الْإِسْلَامِ، فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ، وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلَّا الْإِسْلَامَ، وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ، فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ "
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid berkata, telah menceritaan kepada kami Hammam bin ahya dari Qatadah dari 'Abdurrahman bin Adam dari Abu Hurirah bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak ada Nabi antara aku dan Isa. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi ataupun pendek), berkulit merah keputih-putihan, mengenakan kain berwarna kekuningan. Seakan rambut kepala menetes meski tidak basah. Ia akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, ia memecahkan salib, membunuh babi dan membebaskan jizyah (Pajak). Pada masanya Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan mebunuh Dajjal, dan akan tinggal di dunia selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya." (Sunan Abi Dawud 4 : 117)[15]
Dalam Hadits tersebut di ceritakan bagaimana, dan dimana nabi isa turun. Selain itu, hadits tersbut juga menyeritakan tentang binasanya dajjal di tangan nabi isa. Dan pada riwayat lain juga disebutkan bahwa pada saat nabi isa memimpin di bumi, beliau mempimpin dengan adil, menghancurkan salib, membunuh babi, dan membebaskan pajak. Adapun masa nabi isa tinggal di bumi adalah selama 40 tahun.
4)      Ya’juj dan Ma’juj
Ya’juj dan Ma’juj berasal dari keturunan Yafritz yang merupakan putra dari nabi Nuh a.s..[16] Disebutkan dalam beberapa hadits, bahwa mereka suka berbuat kerusakan, seperti disebutkan dalam riwayat At Tirmidzi dari Abu Hurairah bahwa rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ الْمَعْنَى وَاحِدٌ وَاللَّفْظُ لاِبْنِ بَشَّارٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّدِّ قَالَ: يَحْفِرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ، حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا، فَيُعِيدُهُ اللَّهُ كَأَشَدِّ مَا كَانَ، حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ. قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَاسْتَثْنَى، قَالَ: فَيَرْجِعُونَ فَيَجِدُونَهُ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ فَيَخْرِقُونَهُ، فَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ، فَيَسْتَقُونَ الْمِيَاهَ، وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ، فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ فِي السَّمَاءِ فَتَرْجِعُ مُخَضَّبَةً بِالدِّمَاءِ، فَيَقُولُونَ: قَهَرْنَا مَنْ فِي الأَرْضِ وَعَلَوْنَا مَنْ فِي السَّمَاءِ، قَسْوَةً وَعُلُوًّا، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ فَيَهْلِكُونَ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ دَوَابَّ الأَرْضِ تَسْمَنُ وَتَبْطَرُ وَتَشْكَرُ شَكَرًا مِنْ لُحُومِهِمْ.
Artinya : “Mereka menggalinya setiap hari, sehingga ketika mereka hamper dapat merobohkannya maka berkatalah yang menjaganya kepada mereka, ‘kembalilah, kami besok akan dapat melubanginya.’ Lalu Allah mengembalikannya seperti semula, sehingga apabila telah sampai waktunya dan Allah berkehendak melepaskannya ke tengah – tengah manusia, maka berkatalah penjaga itu kepada mereka, ‘kembalilah, besok kamu akan dapat melubanginya, jika Allah menghendaki.’ Lalu mereka kembali lagi, sedang dinding itu dalam keadaan seperti waktu mereka meninggalkan-nya dahulu, lalu mereka (Ya’juj dan Ma’juj) melubanginya dan keluar ke tengah – tengah manusia, lantas meminum air, dan orang – orang berlari dari mereka. dan keluarlah mereka (ya’juj dan ma’juj) kepada manusia dan meminum semua air dan orang – orang pun berlari darinya. Lalu mereka melepaskan anak – anak panah mereka ke langit, kemudian anak – anak panah itu kembali ke mereka dengan berlumuran darah. Lantas mereka beerkata, ‘Kami telah mengalahkan penduduk bumi dan kami mengungguli kekuatan dan ketinggian orang – orang yang ada di langit.’ Lalu Allah menurunkan 9 virus, bakteri, atau basil ke kuduk – kuduk mereka yang membinasakan mereka. Demi Allah yang diri Muhammad di tangan-nya, bahwa binatang – binatang di bumi itu sudah menjadi gemuk – gemuk, penuh lemak dan susu, dan mabuk karena memakan daging mereka.”(Sunan At Tirmidzi 5 : 165)[17]
Takhrij Hadits: Sunan Ibn Majah, No.4080, Juz 2, halaman 1364.
Begitulah kerusakan yang dibuat oleh Ya’juj dan Ma’juj di muka bumi, dan bagaimana cara mereka binasa dari muka bumi. Dalam Al-Quran, lebih tepatnya dalam surat al-Kahfi 92 - 99 telah diceritakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj telah dikurung pada zaman Dzul-Qarnain di antara dua bukit dengan menggunakan dinding besi yang kokoh yang tidak bisa di daki dan tidak bisa dilubangi. Namun bila hari kiamat akan tiba, luluhlah dinding – dinding tersebut sehingga mereka (Ya’juj dan Ma’juj) dapat keluar dari dinding tersebut.
5)        Matahari Terbit Dari Barat
Salah satu tanda tanda kiamat besar yang masyhur di kalangan kita adalah tentang terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya. Diriwayatkan pula bahwa pada saat itu tertutuplah pintu – pintu taubat,Ibnu Katsir berkata: “Bila orang kafir baru mulai beriman pada waktu itu makatidak diterima imannya. Adapun orang yang telah beriman sebelum itu dan beramal saleh, maka ia memperoleh kebaikan yang besar sekali. Tapi jika ia suka berbuat dosa, dan baru bertaubat pada waktu itu, maka taubatnya tidak diterima. Penjelasan tersebut berkenaan dengan Quran Surat Al-An’am ayat 158. Dan penjelasan tersebut juga diambil dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh  Imam Tirmidzi.
 قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ. أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ جَعَلَ بِالمَغْرِبِ بَابًا عَرْضُهُ مَسِيرَةُ سَبْعِينَ عَامًا لِلتَّوْبَةِ لاَ يُغْلَقُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ قِبَلِهِ، وَذَلِكَ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ {يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا} الآيَةَ.
Artinya : Nabi SAW bersabda: "Seseorang akan Bersama dengan orang yang dicintainya." bahwa Allah 'azza wajalla membuat pintu di barat yang luasnya sejauh perjalanan tujuh puluh tahun untuk menerima taubat (pintu taubat) yang tidak ditutup sehingga matahari terbit dari arah sana.[18]

2.        Prosesi Hari Kiamat

Setelah tanda – tanda kiamat kecil maupun besar terjadi, maka ditiuplah sangkakala. Sangkakala tersebut ditiup dua kali, dan jarak antara tiupan pertama dan tiupan ke dua adalah 40, seperti yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa nabi pernah bersabda :
حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ» قَالَ: أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالَ: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالَ: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالَ: «ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ البَقْلُ، لَيْسَ مِنَ الإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى، إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ، وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الخَلْقُ يَوْمَ القِيَامَةِ»

Artinya : "Telah menceritakan kepadaku Muhammad, telah memberi khabar kepada kita Abu Mu'awiyah dari A'masy dari Abi Shlih, dari Abi Hurairoh r.a., berkata, Rasulullah bersabda, “Apa yang ada diantara dua tiupan itu 40." Mereka bertanya: Hai Abu Hurairah, 40 hari kah? Abu Hurairah berkata: Aku enggan menjawab. Mereka bertanya: 40 bulankah? Abu Hurairah berkata: aku enggan menjawab. Mereka bertanya: 40 tahunkah? Abu Hurairah berkata: Aku enggan menjawab. Kemudian Allah menurunkan air dari langit lalu menumbuhkan seperti tumbuhnya tanama. Ia berkata: Tidak ada seorang pun melainkan telah using kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dari situlah manusia disusun pada hari kiamat."
Takhrij Hadits: Shohih Bukhori, No. 4814, Juz 6, halaman 126.
Pada tiupan pertama, Allah mematikan semua mahluk yang ada di bumi dan di langit, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Seperti yang disebutkan dalam surat An-Naml ayat 87, Az-Zumar Ayat 68, Shad ayat 15, dan An-Nazi’at ayat 13. Dan disebutkan pula dalam hadits nabi yang diriwayatkan dari Aws ibn Aws bahwa Rasulullah bersabda:
أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ، عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ، وَقَدْ أَرَمْتَ أَيْ يَقُولُونَ قَدْ بَلِيتَ؟ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ»
Artinya : "Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Mansur, berkata: telah menceritakan kepada kami Husain Al-Ju'fi dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Abi Asy'ats as shon'ani dari Aws bin Aws dari Nabi SAW, bersabda, “Sesungguhnya sebaik – baiknya hari kalian adalah hari jumat. Saai itu Adam diciptakan dan diwafatkan, sangkakala ditiup dan kematian terjadi. Perbanyaklah shalawat untukku pada hari itu, karena sesungguhnya shalawatmu pada hari itu akan dipersembahkan padaku.”  Sejumlah sahabat berkata, “Bagaimana kami dapat bersholawat padamu, sementara (tulang – tulangmu) telah rusak?” Beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi merusak jazad para nabi”(Sunan An-Nasa’i : 1374)[19]
Takhrij Hadits: Musnad Ahmad, No.16162, Juz 26, halaman 84.

B.       Peristiwa setelah Hari Kiamat

Sebagaimana kita yakini dalam agama islam dalam rukun iman poin ke 5, yakni “Iman kepada hari kiamat”, kita percaya bahwa akan datangnya hari kiamat dan ada kehidupan setelah kematian. Pertama kita akan dibangkitkan, setelah itu dikumpulkan disuatu tempat yang dinamakan padang mahsyar, lalu akan diperhitungkan amal ibadahnya dan akan dilakukan pembalasan atas apa yang telah diperbuat di dunia. Hal itu sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar: 68-70, sebagai berikut.
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ (68)وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (69)وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ(70)
Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapapun yang ada di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bediri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhan-nya. Dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, lalu diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan atas) apa yang telah dikerjakannya, dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”1[20]
Ayat diatas menjelaskan secara umum tentang bagaimana kehidupan setelah kematian. Jika disimpulkan, tiupan sangkakala pertama makhluk hidup yang ada di bumi dan langit akan mati kecuali yang dikehendaki-Nya. Lalu ditiup sekali lagi, bangkitlah makhluk yang tadi dan berkumpul di padang mahsyar untuk menjalankan proses hisab dan mizan.

1.        Hari Kebangkitan

Hari kebangkitan dalam bahasa arab biasa disebut yaumul baats. Secara bahasa, al-ba’ats artinya mengutus (irsal) dan membangkitkan (nasyr). Ibnu  Jarir al-Thabari berkata, “Makna asal al-ba’ats adalah menggerakkan sesuatu dari tempatnya”.
Secara syara’, al-ba’ats berarti menghidupkan kembali makhluk hidup yang mati di hari kiamat. Seperti firman-Nya, “Dan orang-orang yang mati kelak akan dibangkitkan (yab’atsahum) oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan (al-An’am:36). Disebutkan dalam pembahasan sebelumnya di dalam surat Az-Zumar ayat 68-69, bahwa manusia akan dibangkitkan kembali pada tiupan sangkakala yang kedua, pada saat itu bumi mulai berguncang dan kuburan terbongkar. (Al-Infithar : 4).[21]
Proses kebangkitan nanti disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh shahih Muslim, “Kemudian Allah menurunkan hujan bagaikan gerimis atau awan. Maka tumbuhlah darinya jasad-jasad manusia. Kemudian ditiup kembali Sangsakala untuk kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5233)[22]
Lalu manusia dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, berpakaian, dan tidak dikhitan. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dari Rasulullah saw bersabda:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا أَبِي كِلَاهُمَا، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ - وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى - قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ النُّعْمَانِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا بِمَوْعِظَةٍ، فَقَالَ: " يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تُحْشَرُونَ إِلَى اللهِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا،
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim, no. 2860, dari sahabat ‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma).
Hari kebangkitan ini pasti akan terjadi dan kita harus beriman bahwa hari kebangkitan itu ada. Disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad, sebagai berikut.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ رَجُلٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنْ يُؤْمِنَ عَبْدٌ حَتَّى يُؤْمِنَ بِأَرْبَعٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَأَنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي بِالْحَقِّ وَيُؤْمِنُ بِالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ وَيُؤْمِنُ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Rib'i bin Hirasy dari seorang laki-laki dari Ali Radhiallah 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan dianggap beriman seorang hamba sehingga dia mengimani empat hal: beriman kepada Allah, (beriman) bahwa Allah telah mengutusku dengan Al Haq, beriman dengan hari kebangkitan setelah kematian dan beriman kepada taqdir entah yang baik maupun buruk."[23]
Takhrij Hadits: As Sunnah Abdulloh bin Ahmad, No.845, Juz 2, halaman 390
                         Musnad Abu Dawud, No.18, Juz 1, halaman 103.

2.        Padang Mahsyar

Setelah dibangkitkan dari kematiannya, manusia dikumpulkan disuatu tempat yang sangat luas, yakni Padang Mahsyar. Disana manusia akan berkumpul dan berhamburan keluar dalam keadaan bingung. Mereka tidak tahu mau pergi kemana. Lalu mereka digiring ke Padang Mahsyar.
Kata Mahsyar, diambil dari kata al-Hasyr yang berarti menghimpun (al-hasyd) dan mengumpulkan (al-jam’). Bedanya, al-hasyr adalah mengumpulkan disertai penggiringan. Secara syara’, al-hasyr berarti mengumpulkan seluruh makhluk hidup pada hari kiamat setelah dibangkitkan dari kematian untuk di hisab dan diberi keputusan nasib mereka.[24]
Dimanakah padang mahsyar itu? Menurut Quraish Shihab dalam bukunya berpendapat bahwa padang mahsyar itu bukan di bumi, menurutnya bumi telah hancur binasa pada saat proses terjadinya hari kiamat. Allah menggantinya dengan bumi yang lain. Dalam konteks ini, beliau mengutip surat Ibrahim ayat 48: “pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (yakni di padang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah swt yang Maha Esa dan Maha Perkasa”.[25]
Tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa Bumi ini diratakan oleh Allah lalu menjadi Padang Mahsyar. Perubahan hanya di cirinya saja, zatnya tetap. Sifat-sifatnya berubah, gunung diretakan, lembah dan sungai dihilangkan, lalu dibentangkan seluas-luasnya. Dasar dari argumen diatas yakni hadits Nabi yang diriwayatkan Al-Hakim dari Abdullah bin Amr yang berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Pada hari kiamat kelak bumi akan diratakan bagaikan kulit yang disamak dan seluruh makhluk akan dikumpulkan”.[26]
Rasulullah menceritakan dalam haditsnya keadaan di Padang Mahsyar. Seluruh manusia telanjang tanpa rasa malu, karena perkara itu lebih penting dari saling pandang memandang. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, seperti hadits yang disebutkan di atas.[27]
Di Hadits yang lain disebutkan bahwa di Padang Mahsyar nanti matahari didekatkan ke kepala makhluk. Keluarlah keringat mereka yang akan menyiksa mereka sesuai dengan perbuatan mereka pada saat didunia. Hadits Rasulullah sebagai berikut.
حَدَّثَنَا الۡحَكَمُ بۡنُ مُوسَىٰ، أَبُو صَالِحٍ: حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ حَمۡزَةَ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ جَابِرٍ: حَدَّثَنِي سُلَيۡمُ بۡنُ عَامِرٍ: حَدَّثَنِي الۡمِقۡدَادُ بۡنُ الۡأَسۡوَدِ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (تُدۡنَى الشَّمۡسُ، يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ مِنَ الۡخَلۡقِ، حَتَّىٰ تَكُونَ مِنۡهُمۡ كَمِقۡدَارِ مِيلٍ). قَالَ سُلَيۡمُ بۡنُ عَامِرٍ: فَوَاللّٰهِ مَا أَدۡرِي مَا يَعۡنِي بِالۡمِيلِ؟ أَمَسَافَةَ الۡأَرۡضِ، أَمۡ الۡمِيلَ الَّذِي تُكۡتَحَلُ بِهِ الۡعَيۡنُ. قَالَ: (فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَىٰ قَدۡرِ أَعۡمَالِهِمۡ فِي الۡعَرَقِ، فَمِنۡهُمۡ مَنۡ يَكُونُ إِلَىٰ كَعۡبَيۡهِ، وَمِنۡهُمۡ مَنۡ يَكُونُ إِلَىٰ رُكۡبَتَيۡهِ. وَمِنۡهُمۡ مَنۡ يَكُونُ إِلَىٰ حَقۡوَيۡهِ. وَمِنۡهُمۡ مَنۡ يُلۡجِمُهُ الۡعَرَقُ إِلۡجَامًا). قَالَ: وَأَشَارَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِيَدِهِ إِلَىٰ فِيهِ.
Artinya: "Al-Hakam bin Musa, yaitu Abu Shalih, telah menceritakan kepada kami: Yahya bin Hamzah menceritakan kepada kami, dari ‘Abdurrahman bin Jabir: Sulaim bin ‘Amir menceritakan kepadaku: Al-Miqdad ibnul Aswad menceritakan kepadaku, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Matahari didekatkan pada hari kiamat kepada para makhluk sampai jarak dengan mereka adalah satu mil.” Sulaim bin ‘Amir berkata: Demi Allah, aku tidak tahu apa yang beliau maksud dengan satu mil. Apakah satuan jarak di bumi atau mil yang digunakan untuk mencelak mata. Beliau bersabda, “Sehingga, keringat orang-orang sesuai dengan kadar amalan mereka. Di antara mereka ada yang keringatnya hingga kedua mata kakinya. Di antara mereka ada yang keringatnya hingga kedua lututnya. Di antara mereka ada yang keringatnya hingga kedua pinggangnya. Dan di antara mereka sampai-sampai ada yang keringatnya hingga mulutnya. Beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sembari memberi isyarat dengan tangannya ke mulut beliau.[28]
Takhrij hadits: Musnad Ahmad, No.23813, Juz 29, halaman 235
Sedangkan dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), “Sesungguhnya kamu datang kepada kami, sebagaimana kami menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa kami tidak menetapkan bagi kamu waktu (bangkit untuk memenuhi) perjanjian.”[29]
Kondisi manusia secara umum saat dikumpulkan di Padang Mahsyar, Allah menggambarkannya secara umum sebagai berikut.
1.        Mereka dibawa ke hadapan Allah dengan berbaris (Al-Kahfi: 48)
2.        Mereka tidak berbicara sepatah kata pun. (Al-Mursalat: 35-36)
3.        Mereka Panik, kaget, dan lupa akan segala hal selain dirinya. (Al-Hajj: 1-2)
4.        Mereka melupakan nasab, keturunan, dan keluarganya. Semua orang sibuk mengurusi dirinya masing-masing. (Al-Mu’minun: 101)
5.        Mereka semua akan berlutut. (Al-Jatsiyah: 28)
6.        Mereka akan dihadapkan kepada Allah tanpa sesuatu pun yang tersembunyi dari mereka. (Al-Haqqah: 18)[30]

3.        Hari Perhitungan

Hari Perhitungan atau Yaumul Hisab adalah hari dimana manusia dikumpulkan di suatu tempat yang bernama Padang Mahsyar lalu dilakukan perhitungan terhadap amal manusia. Menurut istilah syar’i, yaum al-hisab memiliki dua makna sebagai berikut.
a)    Al-Aradh (Pemaparan)
1)        Pengertian umum, yaitu seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allah dalam menampakkan lembaran amal mereka mencakup orang yang di munaqasyah hisabnya dan yang tidak dihisab.
2)      Pemaparan amalan maksiat kaum mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain) dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian dinamakan hisab ringan.
b)      Munaqasyah, ini adalah hisab antara kebaikan dan keburukan.[31]
Semua amal perbuatan yang telah kita perbuat pasti akan ditanyai dan diminta pertanggungjawaban oleh Allah swt. Surat Al-Araf: 6-7 menyatakan bahwa: “Sesungguhnya Kami pasti akan menanyai, (yakni meminta pertanggungjawaban dan menanyakan kepada umat-umat) yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka (tentang kedurhakaan mereka), sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (yang Kami utus kepada umat-umat itu, apakah mereka telah menyampaikan risalah sesuai pesan Kami, dan bagaumana tanggapan umat terhadap mereka).”[32]
Pada hari perhitungan, kita akan diberikan kitab yang berisi catatan amal kita. Orang yang baik catatan amalnya akan diberikan dari sebelah kanan. Sedangkan orang kafir akan menerimanya dari sebelah kiri. Seperti dalam hadits Nabi riwayat Abu Hurairah sebagai berikut.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ السُّدِّيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ }قَالَ يُدْعَى أَحَدُهُمْ فَيُعْطَى كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ وَيُمَدُّ لَهُ فِي جِسْمِهِ سِتُّونَ ذِرَاعًا وَيُبَيَّضُ وَجْهُهُ وَيُجْعَلُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجٌ مِنْ لُؤْلُؤٍ يَتَلَأْلَأُ فَيَنْطَلِقُ إِلَى أَصْحَابِهِ فَيَرَوْنَهُ مِنْ بَعِيدٍ فَيَقُولُونَ اللَّهُمَّ ائْتِنَا بِهَذَا وَبَارِكْ لَنَا فِي هَذَا حَتَّى يَأْتِيَهُمْ فَيَقُولُ أَبْشِرُوا لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْكُمْ مِثْلُ هَذَا قَالَ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُسَوَّدُ وَجْهُهُ وَيُمَدُّ لَهُ فِي جِسْمِهِ سِتُّونَ ذِرَاعًا عَلَى صُورَةِ آدَمَ فَيُلْبَسُ تَاجًا فَيَرَاهُ أَصْحَابُهُ فَيَقُولُونَ نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّ هَذَا اللَّهُمَّ لَا تَأْتِنَا بِهَذَا قَالَ فَيَأْتِيهِمْ فَيَقُولُونَ اللَّهُمَّ أَخْزِهِ فَيَقُولُ أَبْعَدَكُمْ اللَّهُ فَإِنَّ لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْكُمْ مِثْلَ هَذَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَالسُّدِّيُّ اسْمُهُ إِسْمَعِيلُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengkhabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Isra`il dari As Suddi dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam berkenaan dengan ayat "(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya." (Al Israa`: 71) beliau bersabda: "Salah seorang diantara mereka dipanggil lalu diberikan kitabnya dari kanannya dan badannya dilebarkan menjadi enampuluh hasta, wajahnya menjadi putih berseri dan di atas kepalanya diletakkan mahkota dari permata yang berkilauan lalu menghampiri teman-temannya, mereka melihatnya dari kejauhan seraya berdo'a: ALLOOHUMMA I'TINAA BIHAADZAA WABAARIK LANAA FII HAADZAA 'Ya Allah berilah kami hal yang sama dan berkahilah kami dengannya, ' sampailah ia di depan mereka lantas berkata: Berbahagialah karena masing-masing kalian akan mendapat seperti ini sedangkan orang kafir; wajahnya menghitam, badannya dilebarkan enampuluh hasta seperti Adam, dan dipakaikan di atas kepalanya sebuah mahkota, lantas teman-temannya melihat dan berkata: NA'UUDZU BILLAAHI MIN SYARRI HAADZAA, ALLOOHUMMA LAA TA'TINAA BIHAADZAA 'Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan hal ini, ya Allah janganlah Engkau berikan hal ini kepada kami.' Datanglah ia menghampiri mereka dan mereka mengatakan: Ya Allah, hinakanlah dia, tetapi ia berkata: Kiranya Allah menjauhkan kalian dari impian kalian, dan masing-masing kalian seperti ini." Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib.[33]
Takhrij Hadits: Shohih Ibn Hibban, No.7349, Juz 16, halaman 346
Yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat, sebagaimana hadits Nabi saw.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ نَصْرِ بْنِ عَلِيٍّ الجَهْضَمِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا سَهْلُ [ص:270] بْنُ حَمَّادٍ قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، قَالَ: حَدَّثَنِي قَتَادَةُ، عَنْ الحَسَنِ، عَنْ حُرَيْثِ بْنِ قَبِيصَةَ، قَالَ: قَدِمْتُ المَدِينَةَ، فَقُلْتُ: اللَّهُمَّ يَسِّرْ لِي جَلِيسًا صَالِحًا، قَالَ فَجَلَسْتُ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ، فَقُلْتُ: إِنِّي سَأَلْتُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي جَلِيسًا صَالِحًا، فَحَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَنْفَعَنِي بِهِ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ "، [ص:271] وَفِي البَابِ عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ،: «حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الوَجْهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَقَدْ رَوَى بَعْضُ أَصْحَابِ الحَسَنِ، عَنِ الحَسَنِ، عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ حُرَيْثٍ، غَيْرَ هَذَا الحَدِيثِ وَالمَشْهُورُ هُوَ قَبِيصَةُ بْنُ حُرَيْثٍ»، [ص:272] وَرُوِي عَنْ أَنَسِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوُ هَذَا
Artinya: "Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.)[34]
Takhrij Hadits: Musnad Ishaq, No.506, Juz 1, halaman 436

4.        Hari Mizan

Kata mizan terdiri dari huruf mim za nun berarti keberimbangan dan konsistensi. Pada dasarnya, kata mizan berasal dari kata mawazan yang huruf waw nya dibuang dan diganti dengan ya` karena huruf sebelumnya dibaca kasrah. Mizan berarti takaran atau keadilan. Mizan adalah alat untuk menakar berat ringannya sesuatu. Dalam hal ini mizan diartikan sebagai sesuatu yang dipasang oleh Allah untuk menimbang amal peruatan manusia.[35]
Setelah dilakukan perhitungan terhadap amal perbuatan yang telah dilakukan di dunia, amal manusia akan ditimbang seadil-adilnya. Jika timbangan kebaikannya lebih berat dari timbangan keburukannya, maka ialah orang yang beruntung. Apabila sebaliknya, dialah orang yang merugi. Dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Al-Araf ayat 8-9:
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ () وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ ()
Artinya : “Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.”[36]
Mizan menurut ahli sunnah ialah timbangan yang sebenarnya. Dengan seluruh perbuatan manusia ditimbang. Ibnu Hajar berkata, “Abu Ishaq Az-Zajjaj berkata, ‘Ahlu sunnah telah sepakat untuk beriman kepada mizan. Selain itu, seluruh amal perbuatan manusia itu akan ditimbang dengannya pada hari kiamat. Juga, mizan itu memiliki penunjuk keseimbangan dan dua piringan, serta ia akan miring dengan amal perbuatan.”[37]
Ada perbedaan pendapat mengenai apa yang ditimbang pada hari itu. Apakah orangnya, amalannya, atau catatan amalnya.
a)        Pendapat pertama, Amal yang ditimbang
Pendapat ini didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
Artinya: “Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.”[38]
Pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Hajar al-Ashqolani rahimahullah. Beliau berpendapat bahwa yang ditimbang adalah amal.
b)        Pendapat kedua, Orangnya yang ditimbang
Ada beberapa hadits yang menunjukkan bahwa yang ditimbang adalah orangnya. Berat atau ringannya timbangan tergantung pada keimanannya, bukan berdasarkan ukuran tubuh, berat badannya, atau banyaknya daging yang ada di tubuh mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ السَّمِيْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
Artinya: “Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.”
 Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Bacalah..
فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105)
“Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat.” (QS. Al-Kahfi: 105).[39]
c)        Pendapat ketiga, Buku catatan yang di timbang
Pendapat ini didasari oleh hadits Nabi sebagai berikut.
حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ لَيْثِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَعَافِرِيِّ ثُمَّ الْحُبُلِيِّ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً فَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَيَقُولُ احْضُرْ وَزْنَكَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ فَقَالَ إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ قَالَ فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كَفَّةٍ فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ فَلَا يَثْقُلُ مَعَ اسْمِ اللَّهِ شَيْءٌ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عَامِرِ بْنِ يَحْيَى بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr telah mengabarkan kepada kami Abdullah dari Laits bin Sa'd telah menceritakan kepada kami Amir bin Yahya dari Abu Abdurrahman al Ma'afiri al Hubuli dia berkata, saya mendengar Abdullah bin Amru bin al Ash berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah akan menyelamatkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan manusia pada hari kiamat, lalu dia membuka buku catatan besar di hadapannya, setiap buku catatan besar lebarnya seperti sepanjang mata memandang, kemudian Dia berfirman; 'Apakah kamu mengingkari sesuatu dari ini? Apakah para penulisku yang menjaga (amal manusia) menzhalimimu? ' dia menjawab; 'Tidak wahai Rabbku.' Allah bertanya; 'Apakah kamu mempunyai alasan dalih (bagi amal burukmu)? ' Dia menjawab; 'Tidak wahai Rabbku.' Allah berfirman; 'Tidak demikian, sesungguhnya kamu mempunyai kebaikan di sisi Kami, karena itu tidak ada kezhaliman atasmu pada hari ini'. Lalu keluarlah kartu amal kebaikan, yang di dalamnya tercatat bahwa; saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.' Lalu Allah berfirman; 'Hadirkan amal timbanganmu! ' dia berkata; 'Wahai Rabbku, apa (artinya) satu kartu amal ini (bila) dibandingkan buku catatan besar ini? ' Allah berfirman; 'Sesungguhnya kamu tidak akan dizhalimi.'" Nabi melanjutkan; 'Lalu diletakkanlah buku catatan besar pada satu sisi, sedangkan kartu amal diletakkan pada sisi lainnya, maka buku catatan besar itu ringan (timbangannya) sedangkan kartu amal itu berat, maka tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dibandingkan nama Allah." Abu Isa berkata; 'Ini hadits hasan gharib. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Amir bin Yahya dengan sanad ini hadits semisalnya.[40]
Takhrij Hadits: Shohih Ibnu Hibban, No.225, Juz 1, halaman 461.
Pendapat terakhir inilah yang dipilih oleh al-Qurthubi. Beliau mengatakan, “Yang benar, mizan menimbang berat atau ringannya buku-buku yang berisikan catatan amal…” (At-Tadzkirah, hal. 313)[41]

5.        Haudl (Telaga)

Secara kebahasaan, telaga (Haudl) berarti kumpulan. Kata haudl juga digunakan untuk menyebut kumpulan air. Dalam istilah keagamaa, haudl adalah telaga yang mengalir dari sebuah sungai surga yang diperuntukkan bagi Nabi. Sungai ini bernama al-kautsar, sebagaimana firman Allah di dalam surat Al-Kautsar ayat 1:[42]
إِنًّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ .
Artinya : "Kami telah memberimu telaga al-kautsar." 
·           Dalil tentang adanya al haudl
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat 'Uqbah, Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمًا فَصَلَّى عَلَى أَهْلِ أُحُدٍ صَلَاتَهُ عَلَى الْمَيِّتِ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ: «إِنِّي فَرَطٌ لَكُمْ، وَأَنَا شَهِيدٌ عَلَيْكُمْ، وَإِنِّي وَاللهِ لَأَنْظُرُ إِلَى حَوْضِي الْآنَ، وَإِنِّي قَدْ أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ خَزَائِنِ الْأَرْضِ، أَوْ مَفَاتِيحَ الْأَرْضِ، وَإِنِّي، وَاللهِ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوا بَعْدِي، وَلَكِنْ أَخَافُ عَلَيْكُمْ أَنْ تَتَنَافَسُوا فِيهَا». (صحيح مسلم)
Artinya : ”Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits dari Yazid bin Abu Habib dari Abu Khair dari Uqbah bin 'Amir bahwa Rasulullah SAW. Pernah keluar untuk mendo'akan para syuhada perang uhud, sebagaimana do'a yang beliau baca untuk orang yang meninggal. Setelah itu beliau kembali menuju mimbar dan bersabda, "Sesungguhnya aku orang pertama yang akan tiba di telagaku untuk menyaksikan kalian. Demi Allah sekarang aku benar-benar telah melihat telagaku dan aku diberi kunci-kunci kekayaan bumi. Demi Allah, sungguh aku tidak khawatir kalau kalian akan menjadi musyrik sepeninggalku, tetapi yang aku khawatirkan adalah bahwa kalian akan berlomba-lomba dalam urusan duniawi." [43]
Takhrij Hadits: Musnad Ahmad, No.17344, Juz 28, halaman 578.
                          Shohih Ibn Hibban, No.3198, Juz 7, halaman 472.
Selain itu, banyak pula hadits mutawattir lainnya yang menyebutkan tentang adanya Al Haudl ini. Sehingga, para Ulama' Ahlussunnah bersepakat bahwa keberadaan Al Haudl ini adalah sebuah kepastian dan tidak boleh diragukan lagi.[44]
·           Kapan terjadinya al- haudl
Menurut para Ulama' Ahlussunnah ada beberapa pendapat tentang Al Haudl. Pertama, ada yang mengatakan bahwa Al Haudl terjadi sebelum As Shiroth (jembatan). Kedua ini terjadi sebelum As Shiroth, karena ketika manusia keluar dari kuburan dalam keadaan haus maka mereka akan memenuhi Padang Mahsyar. Manusia pun akan sangat haus dan membutuhkan minum, maka ketika itu jika diberi minum adalah sangat sesuai. Hal ini menunjukkan kesesuaian apabila manusia ketika merasa sangat haus lalu diberkan minum sebelum Al Mizan dan As Shiroth, maka itu adalah bagian dari pemuliaan Allah terhadap Nabi Muhammad.[45]
·           Tentang sifat Al Haudl
Dalam Hadits Riwayat Al Imam Muslim dari Shohabat Tsauban r.a., Rasululloh bersabda :
حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَابْنُ بَشَّارٍ - وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ - قَالُوا: حَدَّثَنَا مُعَاذٌ وَهُوَ ابْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمَرِيِّ، عَنْ ثَوْبَانَ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنِّي لَبِعُقْرِ حَوْضِي أَذُودُ النَّاسَ لِأَهْلِ الْيَمَنِ أَضْرِبُ بِعَصَايَ حَتَّى يَرْفَضَّ عَلَيْهِمْ». فَسُئِلَ عَنْ عَرْضِهِ فَقَالَ: «مِنْ مَقَامِي إِلَى عَمَّانَ» وَسُئِلَ عَنْ شَرَابِهِ فَقَالَ: «أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، يَغُتُّ فِيهِ مِيزَابَانِ يَمُدَّانِهِ مِنَ الْجَنَّةِ، أَحَدُهُمَا مِنْ ذَهَبٍ، وَالْآخَرُ مِنْ وَرِقٍ». (صحيح مسلم)
Artinya: "Telah mengabarkan kepada kami Abu Ghassan Al Misma'I dan Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar lafadz-lafadz mereka tidak jauh berbeda. Mereka berkata, "Telah menceritakan kepada kami Mu'adz yaitu Ibnu Hisyam telah menceritakan kepada bapakku dari Qatadah dari Salim bin Abu Ja'ad dari Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya'mari dari Tsauban bahwa Nabi SAW. Bersabda, "Sesungguhnya aku kelak akan berada di telagaku untuk meberi minum kepada orang-orang baik. lalu aku akan pukulkan tongkatku, sehingga air telaga memancar kepada mereka." Seseorang bertanya kepada beliau tentang luas telaga itu, maka beliau menjawab, 'Luasnya antara tempat dudukku sampai ke Amman.' Lalu seseorang bertanya tentang airnya, maka beliau menjawab, 'Airnya leih putih dari pada susu, dan lebih manis dari pada madu. Di dalamnya ada dua saluran yang memancarkan air dari surga. Satu saluran terbuat dari emas dan yang satu lagi terbuat dari perak.[46]

Takhrij Hadits: Shohih Ibn Hibban, No. 6455, Juz 14, halaman 367.

6.        Shirath (Jembatan)

Setelah manusia diadili, kini mereka dipersilakan melanjutkan perjalanan menuju ke tempat masing-masing, melalui apa yang diistilahkan oleh al-Qur'an dengan shirath. Shirath menurut bahasa bermakna thariq (jalan). Sementara para pakar mengilustrasikan jalan itu sebagai jembatan yang dilalui menuju ke surga dan di bawah jembatan itu terdapat neraka.[47] Landasan tentang adanya shirath ini berdasarkan pada dalil al-Qur'an dan Sunnah. Diantaranya adalah dalam surat Maryam ayat 71 :
وَإِنْ مِّنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا.
Artinya: " Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.”[48]
Bermacam-macam kecepatan manusia dalam melewati shirath ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ طَرِيفِ بْنِ خَلِيفَةَ الْبَجَلِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو مَالِكٍ الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبُو مَالِكٍ، عَنْ رِبْعِيٍّ، عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَا: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [ص:187]: " يَجْمَعُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى النَّاسَ، فَيَقُومُ الْمُؤْمِنُونَ حَتَّى تُزْلَفَ لَهُمُ الْجَنَّةُ، فَيَأْتُونَ آدَمَ، فَيَقُولُونَ: يَا أَبَانَا، اسْتَفْتِحْ لَنَا الْجَنَّةَ، فَيَقُولُ: وَهَلْ أَخْرَجَكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا خَطِيئَةُ أَبِيكُمْ آدَمَ، لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ، اذْهَبُوا إِلَى ابْنِي إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ اللهِ "، قَالَ: " فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ: لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ، إِنَّمَا كُنْتُ خَلِيلًا مِنْ وَرَاءَ وَرَاءَ، اعْمِدُوا إِلَى مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي كَلَّمَهُ اللهُ تَكْلِيمًا، فَيَأْتُونَ مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولُ: لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ، اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى كَلِمَةِ اللهِ وَرُوحِهِ، فَيَقُولُ عِيسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ، فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُومُ فَيُؤْذَنُ لَهُ، وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ، فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيِ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ " قَالَ: قُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ؟ قَالَ: " أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ، وَشَدِّ الرِّجَالِ، تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ: رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ، حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ، حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا "، قَالَ: «وَفِي حَافَتَيِ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنِ اُمِرَتْ بِهِ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ، وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ» وَالَّذِي نَفْسُ أَبِي هُرَيْرَةَ بِيَدِهِ إِنَّ قَعْرَ جَهَنَّمَ لَسَبْعُونَ خَرِيفًا.
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tharif bin Khalifah al-Bajali telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlaili telah menceritakan kepada kami Abu Malik al-Asyja'I dari Abu Hazim dari Abu Hurairah keduanya berkata, "Rasulullah bersabda: "Kelak di hari akhir Allah akan mengumpulkan semua manusia. Lalu orang-orang mukmin bangkit dan surga telah didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam seraya berkata, "Wahai ayah kami, mohonkanlah agar pintu surga segera dibukakan untuk kami." Adam menjawab, "(Aku tidak pantas memintakan hal ini untuk kalian), bukankah yang mengeluarkan kalian adalah karena kesalahan bapak kalian dari surga ini? Pergilah kalian dan mintalah kepada anakku Ibrahim khalilullah." Rasulullah bersabda: "Lalu Ibrahim menjawab, 'Aku tidak pantas untuk memintakan hal ini untuk kalian, aku hanyalah seorang Khalil(kekasih) yang di depannya masih ada beberapa rang kekasih. Mintalah kepada Musa a.s. yang pernah diajak berbicara oleh Allah dalam sebuah percakapan.' Maka mereka pun mendatangi Musa a.s., namun dia juga berkata, 'Aku tidak pantas memintakan hal ini untuk kalian. Mintalah kepada Nabi Isa yang telah diciptakan dengan kalimat Allah dan ditiupkan daripada-Nya.' Tapi Nabi Isa juga menolak seraya berkata, 'Aku tidak pantas memintakan hal ini untuk kalian.' Maka mereka pun mendatangi Nabi Muhammad SAW." Kemudian dia (Muhammad) berdiri dan dibukakanlah pintu untuknya, kemudian diutuslah amanah dan silaturrahim hingga keduanya berdiri di kedua tepi shirath (jembatan), kanan dan kiri. Lalu orang yang paling cepat dari kalian saat melewati shirath adalah seperti kilat. "Aku (Abu Hurairah) berkata, 'Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, secepat kilat bagaimana maksud tuan?' Beliau menjawab, 'Tidakkah kamu melihat bagaimana kilat itu berlalu dan kembali lagi dengan sekejap mata?' kemudian yang kedua secepat hembusan angina, lalu secepat burung terbang, lalu ada juga orang yang berlari dengan kencang di atasnya disebabkan oleh amal kebajikannya. Ketika itu Nabi kalian berdiri di dekat shirath, dan selalu mendoakan, "Wahai Rabbku, selamatkanlah dia, selamatkanlah dia." Sampai pada hamba-hamba yang amalannya sangat sedikit, hingga ada seorang lelaki yang datang dan tidak dapat menapaki shirath itu kecuali dengan merangkak, sedang pada kedua sisinya terdapat rangkaian besi tajam yang tergantung dan akan mengambil setiap orang yang diperintahan untuk diambil, hingga ada orang yang selamat tapi tubuhnya tercabik-ccabik, dan ada pula orang yang akhirnya terlempar ke dalam api neraka. Dan demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah ada di tangan-Nya, sesungguhnya dasarnya neraka itu dapat dicapai dengan perjalanan tujuh puluh tahun lamanya."[49]
Takhrij Hadits : Mustadrak 'Ala Shohihain Lil Hakim, No. 8749, Juz 4, halaman 631.
Di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, disebutkan bahwa shirath ini memiliki pengait-pengait besi dan duri-duri yang besar dan tajam. Durinya yang terbuat dari kayu berduri nernama Sa'dan.[50]

7.    Syafa'at

Dalam surat Az-Zumar ayat 44 Allah berfirman :
قل لله الشفاعة جميعا له ملك السموت والأرض ثم إليه ترجعون.
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), pertolongan itu hanya milik Allah semuanya. Dia memiliki kerajaan langit dan bumi. Kemudan kepada-Nya kamu dikembalikan"
Ayat tersebut memberi pemahaman bahwa syafaat hanya milik Allah semata. Ia akan diberikan kepada siapa saja yang diridai-Nya dan dicegah dari siapa saja yang dilarang-Nya. Syafaat sendiri dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.        Syafaat yang bersifat khusus yang hanya dimiliki oleh Nabi saw, yaitu syafaat agung (Syafa'ah 'uzhma) untuk dimulainya hisab dan syafaat beliau kepada penghuni surga agar bisa cepat masuk ke dalamnya.
2.        Syafaat yang bersifat umum. Ini dimiliki oleh para nabi, malaikat dan orang-orang mukmin, yaitu syafaat untuk orang yang berhak masuk neraka agar tidak memasukinya atau untuk orang mukmin yang sudah masuk neraka agar dikeluarkan darinya.[51]
Macam-macam Syafa’at:
1.        Syafa'at terbesar (al 'udzma atau al kubra)
Syafa'at ini penjelasannya telah termuat pada hadis sebelumnya tentang shirath.[52] Syafaat ini khusus dimiliki Nabi Muhammad saw, dan tidak ada seorang pun dari para rasul ulul 'azmi yang menyamai beliau. Syafa'at terbesar ini akan diberikan 11kepada umat Muhammad yang beriman. Mereka tidak dihisab ketika masuk surga dan tidak akan megalami sejumlah keadaan yang dimiliki oleh orang lain. Setelah itu, penghisaban baru dimulai.
2.        Syafa'at beliau kepada calon penghuni surga agar bisa cepat masuk ke dalamnya.
Dalil tentang syafa'at ini bisa ditemui dalam firman Allah swt. dalam surat az Zumar ayat 73:
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا صلى حَتَّى إِذَا جَاءُوْهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلاَمٌ عَلَيكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خَالِدِيْنَ.
Artinya : "Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka para penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu. Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."[53]
3.        Syafa'at untuk orang-orang mukmin yang sudah masuk ke neraka agar keluar darinya
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا بِسْطَامُ بْنُ حُرَيْثٍ، عَنْ أَشْعَثَ الْحِدَّانِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «شَفَاعَتِي لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِي»
Artinya: "Telah menceritakan kepada kamu Sulaiman bin Harb, telah menceritakan kepada kami Bistam bin Huraits, dari Asy'ats al-Hiddani, dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda, " Syafa'atku kelak bagi pelaku dosa besat dari kalangan umatku."
Takhrij Hadits : Musnad Abu Dawud, No.2138, Juz 3, halaman 512.
                          Sunan At Tirmidzi, No.2435, Juz 4, halaman 625.



BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Hari akhir atau (Yaumul Qiyamah) adalah rahasia Allah SWT., tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya. Bahkan Nabi Muhammad yang merupakan manusia paling mulia di muka bumi ini juga tidak mengetahuinya. Namun dalam Al-Qur'an maupun Hadits Allah dan Rasulullah telah memberikan tanda-tanda tentang terjadinya hari tersebut agar kita menyiapkan diri dan mengimani akan terjadinya hari kiamat ini, sebagaimana dalil-dalil yang telah dipaparkan.

B.        Saran
Agar hasil yang diperoleh lebih maksimal, sebaiknya pembahasan dalam makalah ini terus dikembangkan. Penulis juga berharap agar pembahasan makalah ini mendapat dukungan dari segala pihak, agar ke depannya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA

 

Al-Muthairi, A. M. (2012). Buku Pintar Hari Kiamat. Jakarta: Zaman.
Arif Anggoro, Y. I. (2013). Ensiklopedia Kiamat. Jakarta: Gema Insani Press.
Ash-Shufi, S. M. (2012). Ensiklopedi Hari Akhir - 2: Hari Hari Pembalasan. Jakarta: Ummul Qura.
Katsir, I. (2009). Huru Hara Hari Kiamat. Kairo: Maktabah At-Turats Al-Islam.
Lidwa Pusaka
Maktabah Syamilah
Putra, Ali Musri Semjan. "Mengimani Shirath, Jembatan di atas Neraka". 17 Maret 2018.     http://almanhaj.or.id
Shihab, M. Q. (2001). Kehidupan setelah Kematian Surga yang dijanjikan Al-Qur'an. Jakarta: Lentera Hati.













[1] Abdul Muhsin al-Muthairi. Buku pintar Hari Akhir. (2012, Jakarta) hlm. 9-10
[2] Yusuf Wabil. Yaumul Qiyamah “Tanda-tanda dan Gambaran Hari Kiamat Berdasarkan Sumber – Sumber Yang Otentik (2006, Jakarta) hlm. 131 - 132
[3] Ibid hlm. 159
[4] Ibid hlm. 187
[5] Ibid hlm. 141
[6] Ibid hlm. 245
[7] Ibid hlm. 246
[8] Ibid hlm. 248
[9] Ibid
[10] Ibid hlm. 269
[11] Ibid hlm. 293
[12] Ibid hlm. 295
[13] Ibid hlm. 298
[14] Ibid hlm. 319
[15] Ibid hlm. 352
[16] Ibid hlm. 354
[17] Ibid hlm. 362
[18] Ibid hlm. 390
[19] Abdul Muhsin al-Muthairi. Buku pintar Hari Akhir. (2012, Jakarta) hlm.218
[20] QS. Az Zumar: 68-70
[21] Abdul Muhsin Al-Muthairi, Al-Yawm al-Akhir fi al-Qur’an al-Azhim wa al-Sunnah al-Muthaharah (diterjemahkan oleh Zaenal Arifin), Jakarta: Zaman, 2012. hlm. 224
[22] HR. Muslim, No. 5233
[23] HR. Ahmad, No. 1057
[24] Abdul Muhsin Al-Muthairi, hlm. 225
[25] M. Quraish Shihab, Kehidupan setelah Kematian Surga yang dijanjikan Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2008. hlm. 125-126
[26] Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi,  Hari-Hari Pembalasan, Jakarta: Ummul Qura, 2012. hlm. 222
[27] Lihat Hadits hlm. 16.
[28] HR. Muslim, No. 2864
[29] QS. Al-Kahfi: 48
[30] Abdul Muhsin Al-Muthairi, hlm. 235-237
[31] Ensiklopedia Kiamat
[32] QS. Al-Araf: 6-7
[33] HR. At-Tirmidzi, No. 3136
[34] HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[35] Abdul Muhsin Al-Muthairi, hlm. 364
[36] QS. Al-Araf: 8-9
[37] Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi, hlm. 579
[38] Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694
[39] Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4729 dan Muslim, no. 2785
[40] HR. Tirmidzi, No. 2563
[41] Muslim.Or.id
[42] Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhir, (Jakarta: Zaman, 2012), hlm.376-377
[43]Shahih Muslim, Lidwapusaka, Hadits No.2290
[44] Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhir, (Jakarta: Zaman, 2012), hlm.379
[45] Achmad Rofi'I, "Al-Haudl (Telaga Rasulullah Saw.)" (Transkip Ceramah, Jakarta, 2008), hlm.6
[46] Shahih Muslim, Lidwapusaka, Hadits No.2301
[47] M Quraish Shihab, Kehidupan Setelah Kematian, (Jakarta: Lentera Hati, 2008), hlm. 151
[48] Ali Musri Semjan Putra, "Mengimani Shirath , Jembatan di atas Neraka", diakses dari : http://almanhaj.or.id, pada tanggal 17 Maret 2018.
[49] Shahih Muslim, Lidwapusaka, Hadits No.288.
[50]Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhir, (Jakarta: Zaman, 2012), hlm. 402
[51]Ibid, hlm.292
[52]Lihat Shahih Muslim, Lidwapusaka, Hadits No.288.
[53] Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhir, (Jakarta: Zaman, 2012), hlm. 309


Komentar