Politik memang selalu menarik untuk kita telisik. Yang sekarang menjadi perbicangan hangat di dunia politik Indonesia adalah tentang tetap berlanjutnya pelaksanaan pilkada di tengah pandemi covid-19. Sebagaimana biasanya, pro-kontra tidak dapat dihindarkan lagi tentunya.
Sebagai mata yang masih awam, saya pribadi memandang bahwa pilkada di tengah pandemi kurang tepat. Jelas-jelas banyak sisi yang terdampak akibat covid seperti ekonomi sosial kesehatan, dan membuat kalangan bawah bersitegang. Ada yang ter-PHK lah, kelaparan, pengannguran, dan masih banyak lainnya. Lah ini akan ditambah dengan suasana ketegangan politik. Bagaimana jadinya?
Mengaca pada pilkada dan pilpres sebelumnya, dapat kita lihat betapa panasnya suasana saat itu. Bahkan tidak sedikit menjadi permusuhan yang berujung pada kekerasan. Lucu lagi ada suami istri beda pilihan sampai cerai. Lantas di tengah pandemi seperti ini, di tengah ketegangan yang sudah jelas adanya, akan ditambah lagi suasana tegang?
Saya tida bisa membayangkan betapa rentannya terjadi ketegangan yang naudzubillah sampai pada kekerasan. Lah bagaimana tidak, wong tidak pandemi saja sudah jelas banyak terjadi. Apalagi dengan adanya media sosial dengan kecepatan persebaran informasi. Mending informasi yang adem ayem menenangkan. Bagaimana kalau hoax berseliweran dan black campaign. Alaah maakk.
Hemat saya, lebih baik pemerintah fokus dulu lah ke persoalan pandemi, minimal sampai landai statistik korban covidnya. Belum lagi kemarin beberapa calon yang daftar ke KPU sudah membawa masa banyak dan berkerumun melanggar protokol kesehatan. Mau bagaimana kita percaya terhadap pelaksanaan pilkada yang baik dan benar.
Lanjut tidur saja lah njimm ..
Komentar
Posting Komentar