Keterlemparanku



Keberadaan
Dari keterlemparan kita ke bumi 
Berusaha memahami
Tumbuh diri menjadi pribadi
Tidakkah kita lahir dari rahim yang sama
Adakah kerinduan pada lambaian goyang daun kelapa
Di pinggir jalan menuju biru
Ingatkah pada malam malam yang terlalui bersama
Pada jalan menanjak untuk sebuah asa
Dibarengi kata dan gurau tertawa
Pada baskom tergulir di tanah
Pada korupsi hak lain tanpa rasa salah

Di manakah letak yang lalu
Di sini? Di pikiran ini?
Akankah pergi?
Tidak.
Tapi kini? Adakah rasa untuk mengulang kembali?
Ranah damai kita. Kelahiran kita. Keberanjakan dewasa kita
Tidak lama, 3 tahun 6 tahun
Terlewati bagai angin berlalu
Simpan baik-baik, pahit manis di ranah biru
Kau hidup bersamanya, bersama kita di beda angka
Bukankah cinta menyelimuti di antara kita
Dalam percikan rintik musik 

Ah.. 
Tuhan kenapa kau lalu kan waktu 
Kenapa Kau tak beri izin untuk mengulang 
Kenapa Kau cipta masa lalu
Kenapa Kau cipta masa depan
Sedang Kau sendiri tidak di keduanya 
Haruskah aku menjadiMu 
Agar aku tak terkondisikan 
Haruskah aku bersemayam di sayap kasih-Mu
Terima kasih 
Kau lemparkanku pada damai ranahku 

Ranah indah nyiur melambai

Komentar