Bayang-Bayang Tuhan


Aku ada di antara bayang-bayang Tuhan.
Kesadaran belumlah sepenuhnya terbangun.
Ia tak pernah marah aku mendosa.
Sayangnya luas melebihi semesta. Ah Tuhan.
(MujaMuju, 17/02/19 - 10:47)

Malam mendekam di bawah genggam, malam menyepi di tepi sunyi.
(MujaMuju, 19/02/19 - 21:58)

Aku hanyalah pemilik raga yang berakal kerdil
tak tahu bersyukur dan berkesadaran.
Aku hanyalah pemilik hati yang tak tahu memautkan
rasa kepadamu yang tak pernah berhenti mengasihi.
Betapa dirimu selalu memberi lagi dan lagi kesempatan menghirup nafas,
sedang aku terus menerus tak selalu sadar menggunakan nafas untukmu. 
Gerakku tak lebih banyak hanya dari hawa nafsu yang menguasai,
sedang aku sadar akan dirimu.
Apakah aku pantas disebut mukmin, sedang masih kadang aku kafir. 
Aku hanya ingin selalu sadar dan menyadarkan diri
untuk berlaku tak mengingkari kebenaran dari nuraniku karna dirimu ada disitu.
Apakah sandiwara dunia begitu menggoda dibanding dirimu,
aku rasa tidak. Namun hanya saja aku masih tergoda lagi-lagi. 
Maka aku meminta cintamu bersemai dalam diriku.
Bukankah aku selalu gombal dirimu dengan sebutan nama indahmu? 
Mungkin belum cukup sampai di situ bukan?
Kamu pasti ingin aksi nyataku daripada sekedar gombal?
Memang aku akui terkadang aku masih tak bersimpati terhadap si miskin kesukaanmu. 
Aku akan berusaha untuk aksi langsung terhadap semua kesukaanmu.
(MujaMuju, 20/02/19 - 12:48)

Kalau dengan berbuatnya berdosa,
aku merasa hina, aku terima.
Kalau dengan berbuatnya berpahala, aku merasa bangga, aku tak terima. 
(MujaMuju, 21/02/19 - 22:00)

Duhai jiwa yang tandus,
sabarlah menunggu siraman air kasihnya,
dengan gayung-gayung hidayahnya,
yang tersimpan di dalam kendi-kendi rahmatnya.
(MujaMuju, 22/02/19 - 17:49)

Jepretanmu tak lebih dari sekedar apolo berlalu,
aku paksa begitu. Kini aku ingin beralih padanya.
Pada angin yang selalu menabrak dan tertabrak,
pada darah yang mengalir deras dalam uratku,
pada teman tai (saripati) yang tetap setia.
(MujaMuju, 25/02/19 - 21:52)

Perlahan saja hujan,
izinkanku menikmati tiap nada hentakanmu
ke buminya yang kini terkotak-kotakan.
(MujaMuju, 26/02/19 - 22:20)

Kilas cahaya, kegelapan diterpa, senyap rasa,
sunyi jiwa, khusus untuknya.
Diamlah kau penari vulgar di surga, aku tak tergoda, aku berusaha.
(UIN Suka, 5/03/19 - 18:14)

Tuhan, pejamkanlah aku dari semua goda selain godaanmu.
Tajamkan penglihatanku pada semua bayang sejatimu.
Biarkan aku melihat ejawantahanmu selalu.
(MujaMuju, 8/03/19 - 20:39)

Mata air dari mataku tak cukupkah untuk memanggilmu?
Pada setiap sunyi malam, aku membisu menajamkan mata untuk kesudahan hari.
Akankah dirimu menjawab panggilanku,
panggilan kerinduan akan kesejatian. Aku berharap.
(MujaMuju, 8/03/19 - 20:39)

Komentar