Kemanusiaan dan Akhlak


Harus menulis apakah sehingga aku bisa menuliskan sesuatu yang minimal bisa dibaca dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain? Harus ku mulai dari mana sebenarnya tulisan ini dan hendak dibawa kemana tulisan ini, dan bagaimana klimaknya tulisan ini? Sebenarnya tulisan yang bagus adalah tulisan yang telah memiliki kerangka yang sedemikian rupa, sehingga tahu di paragraf satu akan berbicara apa dan kedua sampai seterusnya. Tapi, aku sendiri bingung harus ku tulis apa, maklum bacaannya masih sempit dan sedikit. 

Orang di awal tahun banyak berbicara tentang resolusi. Resolusiku sebenarnya cukup satu saja tidak muluk-muluk, yaitu dapat merasakan cinta yang sebenarnya. Hahaha sori sori lagi-lagi aku berbicara tentang cinta. Baik cukup ya, mungkin itu resolusiku, dari semenjak mengenal cinta dan ingin terus cinta ada dalam setiap sudut pandangku, walau terkadang situasi di luar kendali dan menghilangkan cinta. Aku ingin merasakan cinta yang sebenarnya, bukan cinta yang semu dan sesaat.

Baik, aku rasa tidak perlu berbicara tentang cinta terlebih dahulu. Bagaimana kalau kita berbicara tentang kemanusiaan? Kemanusiaan di era modern ini memang menjadi pusat perhatian yang khusus. Dengan adanya konsep HAM yang dunia telah menyepakatinya, maka paling tidak kemanusiaan sedikit terperhatikan. Tapi apakah demikian adanya? fakta sebenarnya, kemanusiaan masih saja selalu hanya sebatas dalam bibir bealaka. Kasus-kasus tentang kemanusiaan masih banyak kita dapati. 

Apa saja kasus kemanusiaan? dari hal kecil, seperti bullying, menganggap rendah orang lain, menghina, caci-maki, peleceahan dalam beragam bentuk, sampai hal besar seperti pemerkosaan, pencabulan, pembunuhan, kekerasan, terorisme dan lain sebagainya. Kasus-kasus demikian dari ke hari selalu saja bermunculan, bahkan kebanyakan berita berisi hal-hal yang demikian. Ya, wajar, karena kasus yang demikian yang laku terjual di pasaran. 

Sebenarnya apa faktor utama yang menimbulkan kasus-kasus demikian? Atau apa faktor kecilnya? Mungkin dalam sebuah sistem pemerinta atau suatu wilayah negara, paling tidak karena banyaknya ketidakadilan yang terjadi, perekonomian yang lemah, tingkat pendidikan yang berpendidikan sebenarnya yang kurang. Mungkin masih banyak faktor yang lainnya. Yang utama menurut hemat penulis adalah pendidikan. Pendidikan yang kurang menekankan pada karakter yang luhur maka beginilah jadinya. 

Akhlak yang menjadi utama dalam segala hal dan sesuatu. Bagaimana tidak, nabi pun diutus untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak menjadi titik pusat. Dalam pandangan sufi, akhlak yang luhur adalah berakhlak dengan akhlaknya Allah. Tentu ini sangat sulit sekali kalau tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh. Penulis sendiri masih sangat jauh dari hal demikian. Apalah daya, penulis hanya makhluk hina yang gila tidak jelas kesehariannya. 

Untuk mengatasi sisi kemanusiaan sebanrnya adalah mendendangkan dan mengaumkan akhlak sebagai titik pusatnya. Penulis yakin, ketika akhlak telah menjadi orientasi semua manusia, ciptaan dan lainnya maka akan terbentuk kemanusiaan yang manusiawi. Problem-problem kemanusiaan akan selalu teratasi tanpa adanya aturan sekalipun. Mungkin hhe. Jadi, berjuanglah untuk menempuh akhlak yang luhur yaitu menempuh untuk sampai pada akhlak Allah. 

Ya, penulis memang terlalu memandang sederhana, tetapi penulis yakin, itulah solusinya. Meski banyak penelitian dan berbagai solusi ditawarkan, akan selalu berujung pada sisi akhlak sebagai solusi puncaknya. Penulis yakin. Wallahualam 

Komentar