Sakit hati adalah tanda bahwa kita tidak memiliki cinta. Namun demikian, tidaklah mungkin seseorang manusia tidak merasakan sakit hati kecuali mereka yang sudah memiliki cinta yang luhur. Sakit hati sangat manusiawi sekali. Meski demikian, usahakanlah untuk tidak terjerembab terus-menerus dalam kesakitan hati. Bahagialah, Kebahagiaan datang dari diri sendiri, bagaimanapun besarnya sakit hati itu menghujam, percayalah, cinta Tuhan sedang bersemayam perlahan pada diri.
Usia remaja memang adalah usia di mana benih-benih cinta mulai menghampiri. Akan tetapi, terkadang cinta itu terkalahkan oleh nafsu, sehingga yang ada nafsulah yang membalutinya. Sangat wajar memang, usia remaja adalah usia yang begitu lebil, maka tidak heran, cintanya akan selalu berbalut nafsu. Bahkan setelah menginjak usia dewasa pun tidak sedikit yang seolah ia berkata cinta tetapi justru nafsunya yang membalutinya.
Cinta itu bak seorang ibu kepada anaknya, tanpa pamrih apapun. Cinta adalah semangat memberi kepada seseorang yang dicintainya. Ketika cinta telah menghiasi, tidak akan menuntut apapun dari seseorang yang dicintainya. Bagaimanapun, cinta tidak bersyarat, ketika telah menetapkan syarat maka bukanlah cinta. Pemilik sifat cinta adalah Allah swt. Manusia hanya terciprati sedikit saja sifat cinta-Nya.
Memang akan susah sekali untuk sampai pada cinta tanpa syarat dan pamrih. Tidak akan tercapai kecuali telah diberikan oleh Allah. Terkadang, banyak orang yang sudah usaha untuk belajar mencintai sepenuh hati, tulus, tanpa pamrih dan tak bersyarat, tetapi Allah tidak menghendaki maka tidak akan bersemayam cinta-Nya. Meski demikian, janganlah kemudian berhenti, terus berusaha sebisa mungkin.
Di sisi lain, ada juga yang tanpa usaha apapun, cintanya tumbuh sedemikian tulus dan tanpa pamrih. Tentu Allah telah menyemaikan cinta-Nya pada dirinya. Cinta adalah pusat kehidupan. Dengan cinta dan derivasi turunan dari kata cinta, maka kehidupan akan selalu indah dan bahagia. Namun, tidak semua berbentuk bahagia, terkadang cinta itu sendiri berbentuk kesedihan, tetapi di sanalah cinta bersemayam.
Allah sendiri mencipatakan manusia dan yang lainnya atas dasar cinta pada diri-Nya, yang kemudian ingin dicinta dan dikenali. Ia pun menciptakan makhluk sehingga ia bisa menyemai cinta-Nya untuk diri-Nya. Pada dasarnya, semua manusia adalah rangkaian cinta terhadap satu sama lain tanpa ada batasan dan sekat-sekat. Hanya saja, begitulah agar lebih teratur dan indah, maka diadakan sekat-sekat dijadikan pasangan suami istri. Cinta memang susah untuk diungkapkan.
Seperti kata Rumi, salah satu sufi yang agung dan masyhur dengan pemikiran cintanya. Ia mengatakan bahwa meskipun ia dibangkitkan 100 kali, dan disuruh untuk menjelaskan tentang cinta, maka ia tidak akan mampu untuk menjelaskannya. Maka, hiduplah dengan cinta, usahakan dalam setiap langkah dan pilihan untuk mendasarkan ada cinta.
Komentar
Posting Komentar