Kelahiranku Perjuanganmu



Hari ini, 23 Juni  adalah hari kelahiranku 19 tahun silam. Hari perjuangan mati dan hidup ibuku, setelah 3 kali berjuang  dan berjihad sebelumnya. Ya aku adalah anak ke-empat dan yang yang terakhir (bungsu). Bagaimanapun, berkat perjuangan dan jihad ibuku juga bapakku, aku dapat menikmati dunia ini, hingga saat ini, aku masih menghirup udara segar. Kelahiranku, perjuanganmu ibu. 

Peringatan hari kelahiran memang sudah menjadi tradisi yang mengakar di seluruh dunia. Mungkin untuk sebagian orang, peringatan ini dianggap menjadi sebuah momen penting yang harus diadakan selalu, atau juga untuk sebagian yang lain momen yang jangan dilaksanakan, dengan berbagai alsannya masing-masing.

Untukku, momen peringatan kelahiran adalah sebagai ajang bersyukur khusus, di samping setiap saat harus bersyukur dan pengingat akan besarnya jasa kedua orangtua. Di samping itu momen kelahiran juga sebagai ajang berbagi kebahagiaan, berbagi doa, dan ajang muhasabah diri. Muhasabah diri mejadi penting, tidak lain sebagai penghitungan diri sendiri untuk menelaah sejauh mana kehidupan kita berlangsung, apakah lebih banyak manfaatnya ataukah sebaliknya. Begitulah aku memaknai peringatan kelahiran. 

Pagi tadi, aku mendapatkan kejutan yang tak ada sedikit pun terlintas dalam pikiran. Teman-teman seperjuangan ketika mondok dulu, memberikan sebuah kebahagiaan dalam bentuk perayaan kecil-kecilan. Dengan balon-balon unyu-unyu, dan kue kecil imut lucu, sembari melagukan lagu yang biasa dilagukan, mereka mendatangi rumahku.  Sebelumnya, pun aku telah mendapatkan ucapan dan doa dari teman-teman yang lain. Tetapi ada satu yang kurang, si Dia tidak hadir hhe. Mungkin belum takdirnya.

Seperti halnya anak kecil kembali hhe, seperti ulang tahun umur 3 tahun dulu, ulang tahun dirayakan, berbagi keceriaan, baik yang datang langsung maupun tidak langsung. Semuanya memberikan kebahagiaan satu sama lain. Hal ini tentu menjadi ibadah, karena memberikan kebahagiaan satu sama lain merupakan ibadah. 

Jadi, tradisi ulang tahun dengan segala perayaannya yang menjadi ciri khas masing-masing merupakan tradisi yang amat baik. Tetapi, tidak sedikit pula, banyak yang mengharamkan, dengan dalih doktrin agama, dalih hadist dan lain-lain, padahal itu hanya tafsir mereka semata, tafsir yang ingin selalu dipaksakan kepada orang lain. 

Tradisi ulang tahun menjadi haram ketika perayaan itu diadakan dengan berlebihan, berpesta-hura sehingga melupakan diri dan Tuhannya, tentu ini yang diharamkan. Haram ketika bertentangan dengan moral agama, dan boleh bahkan dianjurkan ketika sesuai dengan moral agama. 

Terakhir, aku meminta doa kepada semua yang membaca tulisan ini, agar diriku diberikan umur yang panjang dan yang berkah, dan meminta segala doa yang terbaik untukku. Doa yang kau panjatkan untukku tentu akan kembali pula pada dirimu juga. Aku pun akan mendoakanmu siapa saja yang mendoakanku maupun tidak agar selalu diberi umur yang panjang yang berkah. Doa adalah senjata yang sangat ampuh, menembus segala dinding penghalang. Wallahua’lam

Oleh: Haikal Fadhil Anam

Komentar