Masjid pun Kesepian

al-qausain
Dewasa ini, sungguh sangat mengkhawatirkan melihat masjid yang hari demi hari kian sedikit pengunjungnya. Hanya sebagian masyarakat yang sadar untuk pergi ke masjid. Entah apa yang ada di benak pikirannya yang lantas kemudian menjadikannya enggan untuk pergi ke masjid. Padahal, masjid merupakan tempat untuk merefresh jiwa setelah hidup di kepenatan dan aktivitas sosial.
Melihat masjid  hanya dikunjungi oleh masyarakat yang lanjut usia dengan anak-anak kecilnya. Jarang menemukan pemuda di masjid, hanya di beberapa masjid saja yang masih terisi dan sering dikunjungi oleh para pemuda. Namun, langka melihat pemuda di masjid. Pemuda jaman sekarang (Kids jaman now) lebih menyukai untuk nongkrong dan ngobrol-ngobrol ria di pinggir jalan, di angkringan, dan di cafe-cafe.
Kesadaran pemuda sekarang akan pentingnya pergi ke masjid sangat kurang. Misalnya, ketika mereka sedang nongkrong dan kumpul-kumpul bersama temannya, kemudian terdengar adzan, adzan pun dihiraukan dan obrolan mereka tetap dilanjutkan.  Sungguh sangat ironi melihat fenomena yang terjadi setiap harinya. Mungkin pada hari Jumat saja dapat meilhat ramainya masjid. Tak jarang pula, sebagian ada yang tidak pergi melaksanakan shalat Jumat.
Tidak tergiurkah oleh janji dan pahala Allah akan besarnya pahala yang diberikan kepada orang yang shalat berjamaah? sebagaimana disabdakan oleh nabi yaitu “ Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat” (H.R Bukhari Muslim) di hadist lain juga sebutkan dengan redaksi “Sesungguhnya shalat seorang secara berjamaah dilipatgandakan 25 kali lipat daripada dia shalat di rumahnya atau di pasanrnya. Jika dia berwudhu, kemudian dia dibaguskan wudhunya, dan dia tidak ke masjid kecuali dia hendak shalat, maka dia tidak melangkahkan satu langkah kecuali diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya. Dan jika dia shalat maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama dia masih tetap di tempat shalatnya dan tidak berhadas. Para malaikat berdoa “ ya Allah angkatlah derajatnya, rahmatilah” dan dia senantiasa dalam kondisi shalat selama menunggu shalat berikutnya” ( H.R Bukhari Muslim).

Kemudian di hadist lain tentang tujuh golongan yang akan dinaungi Allah yaitu diantaranya pemuda yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan kecuali naungan-Nya: Pertama, imam yang adil. Kedua, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah. Ketiga, seorang yang hatinya terpaut kepada masjid. Keempat, dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah. Kelima, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh perempuan cantik dan mempunyai kedudukan lalu ia berkata “aku takut kepada Allah”. Keenam, seorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikan tangan kirinya sehinga tidak tahu apa yang diinfakan. Ketujuh, seorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya”.  (H.R Bukhari ).
Tentu sebagian pemuda mengetahui hadist di atas. Namun, tetap saja menghiraukan dan tidak melaksanakkannya. Melihat dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahannya tentang  kesadaran dan hidayah dari Allah. Bukan hanya tentang ilmu yang ia ketahui.
Kesadaran tentu harus diupayakan dan disadarkan oleh diri sendiri maupun orang lain. Kesadaran yang paling baik adalah dari dalam diri sendiri, sehingga sudah barang tentu harus menyadarkan diri sendiri denga segala upaya. Di samping itu, harus tetap berdoa kepada Allah agar selalu diberikan keistiqomahan setelah diberikan kesadaran nanti.
Dari permasalahan di atas prlu adanya solusi. Denganya, saya memberikan sedikit solusi yang mudah-mudahan bisa dijadikan perubahan untuk kita, sebagai berikut :  Pertama, mempelajari kembali tentang keutamaan shalat berjamaah dan kewajiban untuk memakmurkan masjid. Kedua, mebiasakan dan memaksakan untuk pergi ke masjid dalam kondisi bagaimanapun, kapanpun dan dimanapun. Ketiga, tumbuhkan rasa cinta dan ketergantungan untuk ke masjid, karena masjid adalah rumah Allah swt.
Akhirnya, kita hanya bisa memohon kepada Allah untuk diberi keasadaran dan hidayah agar senantiasa bisa memakmurkan masjid, dimanapun dan kapanpun. Semoga kita sadar dan berubah untuk kemudian bisa memakmurkan masjid, dan mengajak yang lain untuk turut ikut serta memakmurkan masjid juga.

Sekian dan terima kasih ..

Yogyakarta 20 Oktober 2017

Komentar